Rabu, 05 Juni 2013

Naskah Drama



CINDERELLA MODERN (BUTUH BIDAN BUKAN PANGERAN)

Alkisah diceritakan di sebuah Desa Suka Maju hiduplah sebuah keluarga yang mungkin cukup kaya, Keluarga Bapak Muhammad yaitu, Bapak Muhammad, Ibu Talia (istrinya) dan Cinderella atau biasa di panggil Ella anak mereka dan dengan seorang pembantu setia, namanya bibi Uti. Karena pak Muhammad bekerja keluar kota jadi Ella dan Ibunya sendirian di rumah yang besar.
Ella                  : mama, ayah kapan pulang ya? (bersender di bahu mamanya)
Mama              : sabar ya nak, ayahmu pasti pulang kok (mengelus rambut anaknya)
Ella                  : iyah ma, kangen ya sama ayah.

Tiba-tiba Ponsel Ibu Talia berbunyi.....
Mama              : halo, assalamualaikum. Ini siapa yah? (memegang HP) astagfirullohaladzim (mata berkaca-kaca)
Ella                  : mama, ada apa ma? (binggung)
Mama              : ayah kamu sayang (meneteskan air mata)
Ella                  : ayah kenapa ma? (mata mulai berkaca-kaca)
Mama              : ayah kamu masuk rumah sakit di jakarta sayang (terduduk) mama harus kesana sekarang, kamu di rumah, besok ada UAS kan, kamu harus kuliah.
Ella                  : mama aku ikut ma, plis (memelas)
Mama              : kamu dirumah! (sedikit membentak) maafkan mama sayang.

            Mama Ella segera bergegas pergi ke Bandara. Setelah 2 jam berlalu, untuk menghilangkan setres, Ella menonton TV. Pada saat TV menyala, tiba-tiba jantung Ella terasa berhenti berdetak saat mendengar acara berita. Sebuah pesawat dengan keberangkatan Surabaya-Jakarta. Ella berharap tak ada nama mamanya di salah satu korban tewas.  Namun perasaan Ella hancur ketika melihat nama mamanya termasuk nama korban tewas.
Ella                  : mamaaaaaaaaaaaaaaaaaa (menangis)
Bibi                 : non, sabar ya (memeluk Ella)

2 hari kemudian....
Tiba-tiba ponsel Ella berdering....
Ella                  : (mengangkat telepon) assalamualaikum ayah, ayah apa kabar? Ayah sehat?
                          (matanya kembali berkaca-kaca) iyah ayah mama sudah meninggal 2hari yg
                          lalu, pas mama mau liat ayah sedang sakit. Ayah tak usah merasa bersalah
  ini semua takdir allah. Iyah ayah, cepet pulang ya. Ella kangen ayah.
                          Walaikumsalam

            Ella sekarang menjadi seorang piatu, dia kehilangan ibunya. Setelah saat ibunya meninggal, ayah Ella sering mendatanginya sebulan sekali untuk bertemu kangen. Namun itu hanya berlangsung sesaat mungkin hanya siang bertemu sore, karena setelah ayahnya masuk rumah sakit banyak kerjaan menumpuk dan segera dituntaskan.
Ella                  : bibi, ella kangen ayah (bersandar di bahu bibi)
Bibi                 : sabar ya non, ayah kan kemaren sudah dari sini.

Setahun kemudian . . .
Tanpa sepengetahuan Ella, ayahnya telah menikah dengan seorang janda beranak 1 yang seumuran dengannya namun hanya terpaut 1tahun diatasnya. Namanya Ibu Titis dan kakak tirinya bernama Cikka. Diluar dugaan, hari ini ayahnya akan membawa ibu tirinya untuk datang ke rumah. Namun ketika di tengah perjalanan ayahnya harus kembali ke kantor. Dan hanya mama tiri dan kakak tirinya yang akan kerumahnya.
Ibu tiri             : permisi..... (mengetok pintu)
Cikka               : mama, ini rumah kosng kali, ditipu nih sama suami mama. (kesal)
Bibi                 : (membukakan pintu) maaf ibu, silahkan masuk. Bu titis ya?
Cikka               : sudah taukan kenapa tanya?
Bibi                 : maaf non.
Ibu tiri             : oh ya bi, yang ella ella itu siapa sih? Yang mana? (melirik-lirik)
Bibi                 : lagi kuliah bu. Nanti sore baru pulang.
Cikka               : ma, si Ella kuliah, aku juga pengen kuliah dong ma! (manja) 

Ella pun sampai rumah....
Ella                  : assalamualaikum (mengetok pintu)
Bibi                 : (membukakan pintu) walaikumsalam. Mereka sudah datang (berbicara pelan)
Ibu tiri             : wah putri raja sudah pulang ya (menghina)
Cikka               : kamarmu aku pakai, kamu tidur di kamar pembantu saja. Kamu gak pantes
                          tidur di kamar bagus. Barang-barangmu sudah aku pindahkan juga.
Ella                  : eh kamu kok seenaknya saja disini! (sedikit membentak)
Cikka               : ella, ingat ya sekarang aku juga anak ayah kamu, jadi terserah aku dong.
Ibu tiri             : kamu jangan pernah macam-macam terhadap kita karena kita gak akan
                          pernah biarin kamu jadi putri disini!
Cikka               : iya bener kata mama, kamu adalah upik abu disini! (mendorong bahu ella)
Ella                  : aku akan ceritakan semua ini ke ayah! (pergi menuju ke kamar + menangis)
Cikka               : STOP ella! (ella memberhentikan langkahnya) kamu ingat kamar kamu
                          dimana kan? Oya bilang saja ke ayah, ayah juga gak jadi kesini.

Ella pergi ke kamar mandi untuk mengusap mukanya yang penuh airmata dan menenangkan diri, bi Uti mencoba merayu untuk segera keluar. Alhasil Ella mau keluar dari kamar mandi. Sambil memopang tubuh Ella, bi Uti membawa Ella ke kamarnya yang tak seberapa besar.
Paginya Ella membantu bi Uti mempersiapkan makanan di meja makan untuk sarapan.
Bibi                 : sudah bangun non? (ramah)
Ella                  : iyah bi (senyum)
Bibi                 : ayo duduk sini non, setelah ini saya mau bangunkan non Cikka sama ibunya.

10 menit kemudian. . .
Ella                  : selamat pagi ma, kak (senyum)
Cikka               : eh siapa suruh kamu duduk disini? (mendorong Ella hingga jatuh dari kursi)
Ibu tiri             : kamu makan di dapur sana! (nunjuk)
Ella                  : iya ma (sambil membawa piringnya)
Cikka               : eh eh tunggu suruh siapa kamu bawa makanan itu? Kamu makan, sisa
                          makanan kita nanti setelah selesai.
Bibi                 : ayo non (merangkul bahu Ella)

            Ella tak habis pikir dengan ayahnya, bisa-bisanya menikah dengan orang yang salah. Ella selalu menyalahkan dirinya sendiri. Dia tak mau berpikir dengan ini, dia harus segera berangkat kuliah.
Ella                  : bi, ella berangkat ya, assalamualaikum
Bibi                 : walaikumsalam
Ella pergi melewati mamanya dan berniat ingin bersalam sebelum berangkat kuliah.
Ella                  : ma, ella berangkat kuliah dulu (memberikan tanggannya)
Cikka               : ellaaaaaaa (teriak) aku mau kuliah juga, tunggu aku yah. Ma, cikka
                          berangkat kuliah dulu yah.
Ibu tiri             : oke hati-hati sayang (cipika-cipiki) oya ini uang saku kamu buat jajan nanti
                          di kuliah barumu (memberikan 50rb) dan ini untuk kamu karena ayahmu
                          selalu berpesan untuk memberimu uang 20rb tiap kamu berangkat kuliah.
                          Ini (menyodorkan uang)

Setelah keluar dari rumah
Cikka               : mana uang kamu?
Ella                  : buat apa? (mengeluarkan uang dari sakunya)
Cikka               : sini buat aku separuhnya, sisanya cukup buat kamu makan siang dan pulang
                          pergi kamu naik angkot (tanpa ada aba-aba dia langsung mengambil dari
                          tangannya) oke bye! (meninggalkan ella)

Penyiksaan terus terjadi dalam hidup Ella, hanya bi Uti yang dapat menenangkan Ella. Hanya bi Uti tempat ella ingin marah, mencurahkan isi hati dan kekesalannya terhadap ibu tiri dan kakak tirinya itu. Hari demi hari semakin banyak peraturan yang dibuat oleh kakak dan ibu tirinya itu.
Ibu tiri             : ellaaaaaaa (teriak)
Ella                  : iya ma (menunduk)


Ibu tiri             : mulai besok kamu harus lebih pagi, kamu harus membantu bi Uti menyapu,
                          mengepel, mencuci piring, terutama mencuci baju saya dan Cikka. Harus
  bersih. Kemudian setrika yang rapi.
Cikka               : oh ya jangan lupa ya kerjain tugas kuliahku juga dan rapiin kamarku juga.
Ella                  : iya (pasrah)

            Ella sempat ingin menelpon ayahnya untuk segera menghubungi ayahnya, dan menceritakan ini semua kepada ayahnya. Tapi ketika ia hendak menelpon pasti selalu ketahuan oleh kakak atau ibu tirinya. Dan ketika ayahnya ingin pulang selalu saja dihalangi oleh ibu tirinya dengan alasan Ella bahagia dengan adanya ibu baru disekitarnya, sehingga membuat hati ayahnya lega.
Pada suatu hari.....
Ketika Ella sedang menyetrika baju Cikka. Tiba-tiba ponsel di sakunya berbunyi. Dan reflekdia mengambil karena melihat contact adalah nama ayahnya.
Ella                  : ayah? Apa kabar yah? Ella kangen banget sama ayah. Ella ingin ketemu ayah
                          Ayah kapan pulang yah?

Karena keasyikkan ngobrol Ella lupa kalau dia tadinya sedang menyetrika baju Cikka, dan tanpa dia sadar setrika itu masih menancap di bajunya. Sehingga menyebabkan bau terbakar, membuat ibu tirinya keluar dari kamarnya.
Ibu tiri             : ellaaaaaaa (teriak)
Ella                  : ayah nanti telpon lagi yah, ella di panggil mama (menaruh HP dalam saku)
Ibu tiri             : bau apa ini ella?
Ella                  : (mengingat) maaf ma, baju cikka (langsung lari menuju tempat setrika)
Ibu tiri             : (menyusul ella) ella kamu tau baju ini mahal! (membentak) bagaimana bisa
                          baju ini sampai bolong. Dasar anak kurang ajar (menampar, menjambak
                          rambut)
cikka                : ada apa sih ma?
Ibu tiri             : coba liat anak tak berguna ini, dia merusak baju kesayangan kamu!
Cikka               : ella kau benar-benar membuatku kesal. (melakukan kekerasan)



Bi Uti tak bisa melawan ketika Ella di perlakukan keji seperti itu, karena setiap ingin melawan bi Uti sampai terdorong jatuh dan diancam akan kehilangan pekerjaan. Setelah kejadian itu, Ella sering mendapatkan kekerasan dari kakak dan ibu tirinya. Tak henti-hentinya. Sampai ella malu ketika teman-teman kuliahnya melihat keadaan lebam-lebam disekitar tubuhnya. Bi Uti sudah tak bisa menahan emosinya, dia segera melaporkan ke seseorang ataupun ingin meminta pertolongan. Pada saatnya bi Uti menghentikan kaki ke klinik Bu Bidan Ratih, yang terkenal dengan keramahannya.
Bibi                 : assalamualaikum
Bidan              : walaikumsalam, silahkan masuk bu, duduk disini.
Bibi                 : saya perlu bantuan bu bidan (cemas)
Bidan              : perlu bantuan apa bu? (binggunng)
Bibi                 : (mengambil nafas) begini bu ......

Bi Uti menceritakan semuanya ke bu bidan dari awal sampai akhir.....
Bidan              : oh jadi begitu, insyaallah besok saya ke rumah majikan ibu.
Bibi                 : jangan ke rumah ibu, saya takut kalau mereka akan semakin menyiksa non
                          Ella
Bidan              : terus bagaimana ibu?
Bibi                 : saya akan membawa non Ella kesini besok. Akan saya usahakan.
Bidan              : baiklah (senyum)
Bibi                 : terimakasih bu bidan, assalamualaikum.

Bi Uti langsung bergegas pergi meninggalkan klinik Bu Bidan Ratih, dan segera pulang karena dapat membuat bi Uti dimarahi karena tidak ada dirumah.
Keesokkan harinya....
Bi Uti sudah menceritakan semuanya yang akan dilakukan kepada Ella untuk membawanya ke bidan Ratih untuk meminta perlindungan. Mereka berdua sedang mencari waktu yang aman untuk keluar dari rumah. Ketika siang sudah menjelang, saat ibu tiri dan kakak tirinya sudah tidur sudah saatnya untuk segera keluar.
Ella                  : bi, ella kok kabur dari rumah sendiri yah? Tapi aku seneng banget bisa
                          terbebas dari penjara ini bi, bisa menghirup udara segar seperti ini. Walaupun
                         ella sedih banget melihat badan ella yang penuh luka memar. Tapi ella berasa
                        sehat setelah keluar, rasa sakitnya hilang bi (mata berkaca-kaca + senyum)
Bibi                 : iya non, senang melihat non bisa tersenyum lega seperti dulu lagi. Ayo non,
                          kita harus segera lari dari sini. (senyum)

akhirnya mereka sampai ke Klinik Bu Bidan.....
Bibi                 : assalamualaikum bu bidan (masuk ke klinik bidan)
Bidan              : walaikumsalam silahkan duduk ibu.
Bibi                 : ini bu kenalkan anak majikan saya yang pernah saya ceritakan kemaren
Ella                  : saya ella bu
Bidan              : saya bidah ratih, astaghfirullah ella mukamu, tanganmu juga kenapa bisa    lebam – lebam kayak gini
Bibi                 : itu semua perbuatan dari ibu tiri dan kakak tirinya bu
Bidan              : memangnya ayah ella tidak mengetahui semua ini
Ella                  : tidak bu saya takut ayah bakal khawatir
Bidan              : kalau keadaannya sudah seperti ini ayah ella harus diberi tau kalau tidak nanti ella bisa makin celaka.
Ella                  : tapi bu ayah sedang berada di luar kota
Bidan              : nanti biar saya yang menghubungi ayah ella, selama ayah ella belum pulang untuk sementara ella tinggal dulu ya dengan ibu.
Ella                  : iya bu
Bidan              : sini ella ibu bersihkan dulu lukanya biar nanti tidak terkena infeksi

Akhirnya bu bidan merawat luka-luka ella dan menghubungi ayah ella. Bu bidan menceritakan semuanya dan berjanji akan segera pulang untuk melihat keadaan ella dan menyelesaikan semua permasalahannya.
Ella                  : bu bidan, ella boleh minta tolong sesuatu ?
Bidan               : mau minta tolong apa ella ?
Ella                  : tolong jangan bicarakan masalah ella ke orang lain, termasuk ke polisi, ella tidak   mau kalau nanti ibu dan kakak dipenjara. Biar nanti ayah sja yang menyelesakannya.
Bidan               : iya ella

Beberapa hari kemudian ayah ella datang dan menjemput ella dari rumah bidan, dan ayah ella memutuskan untuk berpisah dengan istrinya.
SELESAI

Rabu, 03 April 2013

contoh naskah drama "LOVE STORY"



Disuatu pagi d sebuah sekolah. Tampak mobil Cikka sedang berada di parkiran, Nasya langsung menghampirinya.
Manda             : pagi Zahra, pagi om (senyum)
Papa                : pagi Manda, apa kabar ?
Manda             : baik om. Maudy mana om ?
Zahra               : hey Manda, kenapa kangen sama aku yah ? hehhe
Nasya              : eh apaan ? siapa kamu coba ?
Papa                : udah ahh, jangan berantem. Kasian thu si Manda nungguin. Cepet turun ! (sedikit membentak)
Zahra               : iyah papa sayang. Galak amat sih (senyum)
Papa                : papa pulang dulu yah ? bye Nasya, bye Maudy. Asalamualaikum.
Maudy dan Nasya : waalaikumsalam (bersalaman)
           
Mereka berduapun bergegas menuju kelas....
Zahra               : pagi Sherly (senyum sambil duduk dengan Cikka)
Sherly             : pagi juga cantik, gimana kabarnya ? (senyum)
Zahra               : kabarku ? seperti biasa baik-baik saja kok.
Manda             : ssstt, gurunya dateng (cepet-cepet duduk)
Bu leni                        : pagi anak-anak
Murid              : pagi buk....
Bu Leni           : hari ini kalian kedatangan murid baru. Sini masuk ! (menyuruh dava masuk)
Handoko         : iyah bu (malu)
Bu Leni           : sekarang kamu kenalkan diri kamu ke teman-teman baru kamu ! (berdiri di sebelah dava)
Dava                : nama saya Muhammad Tri Handoko. Kalian bisa panggil saya ndoko. Saya pindahan dari SMAN 5 Jogjakarta. Saya pindah ke surabaya karena ayah saya harus pindah kerja dinas ke sini. Terima kasih.
Bu leni             : saya harap kalian akan membuat nyaman Handoko belajar di kelas ini dan bersekolah disini. Okeh. Sekarang kamu duduk sama.... (sambil melihat-lihat) hmm... Manda!
Manda             : wah apaan bu ? gak mau ahh bu ! (bete)
Bu Leni           : kamu berani bantah ibu ? (melotot) lagian kamu juga duduk sendirian kan ?
Manda             : iyah bu (pasrah)
Bu Leni           : Handoko silahkan kamu duduk di sebelahnya Manda (menunjuk)
Handoko         : iyah bu (berjalan + duduk di sebelahnya Manda) Handoko (mengulurkan tangan ke Nasya)
Manda             : hah ? ohh Manda (sok + bete)
Bu Leni           ; okeh kita mulai pelajaran hari ini seperti biasa.

Pelajaran pun di mulai seperti biasa. Dan akhirnya bel istirahat pun berbunyi....
Handoko         : eh ke kantin bareng yuk ?
Manda             : ngomong sama siapa ? sama aku tha ?
Handoko         : iyalah, masa sama tembok ! (bercanda)
Manda             : kenapa gak sama yang lain ajah ? kenapa harus aku ? (bete)
Sherly             : wah debat mulu neh anak, udah ah bareng ajah gpp (narik tangan Manda dan Handoko) eh iyah lupa Zahra nya ketinggalan, ayok (Zahra senyum)

            Mereka pun pergi bersama-sama ke kantin. Mereka bercanda tawa bersama. Sejak saat itu mereka berempat saling dekat satu sama lain. Kemana-mana selalu bersama.
Beberapa minggu kemudian.....
Sherly             : eh kamu kenapa ? (merangkul)
Zahra               : ohh aku gpp kok cik (senyum + wajah pucat)
Sherly             : gpp darimana wajah kamu pucat gituh.
Zahra               : aku beneran gpp kok cik, tenang ajah (pusing)
Sherly             : sya, cepet kamu telpon mama atau papanya Maudy ! (panik)
Manda             : (mengambil telepon, menelpon mamanya Zahra) halo asalamualaikum.
Mama              : iyah waalaikumsalam. Ada apa nak ?
Manda             : penyakit Maudy kambuh lagi tante.
Mama              : astagfirulloh. Om dan tante akan segera menjemput Maudy ke sekolah.
Manda             : iyah tante, cepet yah, takut penyakitnya malah tambah parah.
Mama              : iya assalamualaikum (menutup telepon)
Manda             : walaikumsalam (menutup telepon terus mengacungkan tangan) bu, permisi saya mau izin mengantarkan Maudy, penyakitnya kambuh bu.
Bu leni                        : oh iyah nak, cepet di bawa ke rumah sakit yah.
Handoko         : ada apa sih ? Zahra kenapa ? (binggung)
Sherly             : penyakit Zahra kambuh ! (panik) cepet bawa Zahra ke gerbang !
Zahra               : aku gpp kok teman-teman (lemas)
Sherly             : udah ah diem ! (sedikit membentak)

            Mereka mengantarkan Maudy ke parkiran. Karena disitu sudah menunggu mobil papanya Zahra.
Papa                : Maudy kenapa nak ? kok bisa sampai kambuh penyakitnya ?
Manda             : gaktau om, tiba-tiba penyakit Zahra kambuh (sedih)
Sherly             : udah om, segera di bawa Zahra ke rumah sakit. Takutnya entar malah tambah parah.
Papa                : iyah nak, makasih yah. Beruntung sekali Zahra punya teman-teman sebaik kalian.
Manda             : iyah om sama-sama (senyum)
Cikka              : habis gini kita mau jemput ke rumah sakit om.
Papa                : yaudah, hati-hati yah nak (pergi)

            Sherly, Manda dan Dava segera menyusul dengan mobilnya Dava. Tapi saat itu Dava gak tau apa-apa tentang penyakitnya Zahra. Meskipun mereka sudah kenal satu sama lain tak ada satupun yang cerita kalau Zahra punya penyakit yang parah. Papa memarkirkan mobilnya. Dan mamanya Zahra di bantuin oleh Sherly, Manda dan Dava segera membawa Zahra ke ruang ICU.
Mama              : dokter, tolong sembuhin anak saya (sedih)
Dokter             : iyah bu, saya akan berusaha semaksimal mungkin. Ibu tolong tunggu di luar (masuk ruang ICU)
Mama              : iyah dok, makasih yah (berkaca-kaca)

Disisi lain Nasya menceritakan tentang penyakit Maudy ke Dava
HandokoDava         : ada apa sih ? Zahra sakit apa ? kalian kok gak pernah cerita ? (binggung)
Manda             : Zahra terkena penyakit kanker otak stadium akhir, mungkin umurnya udah gak lama lagi (sedih) mungkin tinggal beberapa bulan lagi. Tapi itu semua gak ada yang tau, berdoa saja.
Handoko         : sabar yah, aku yakin dia pasti kuat kok (menepuk pundak)
Manda             : iyah aku yakin allah sayang sama Zahra (mau nangis)
Handoko         : ah cengeng ini, mana nih Zahra yang aku kenal ? yang paling ceria sama rame sendiri ?
Nasya              : wah sialan kamu ! (senyum) udah kita ke mamanya Zahra ajah.

Pergi ke ruang ICU...
Sherly             : dari mana ajah kalian ? pacaran yah ? dosa tau !
Manda             : ah apaan ? sama neh anak ? (melirik) Oh iyah tante, om kenalin ini teman baru kita namanya Handoko.
Handoko         : Handoko tante, Handoko om (senyum + bersalaman)
Mama              : oh iyah nak. Asli orang mana ?
Handoko         : bandung tante. Oh yah keadaan Zahra gimana ?
Papa                : gak tau nak, ini masih nunggu perkembangan dari dokter.

Setelah 3 jam berlalu....
Suster              : permisi (senyum) mana diantara kalian keluarga dari Zahra ?
Mama dan Papa : saya sus (bersamaan sambil berdiri)
Mama              : oh saya sus, saya mamanya.
Suster              : baik bu, di tunggu dokter di ruangannya.
Mama              : pa, biar mama ajah yang ke ruang dokter. Papa jaga maudy disini yah.
Papa                : iyah ma.

Mama pergi ke ruang dokter...
Mama              : dok, bagaimana keadaan anak saya ?
Dokter             : keadaan anak ibu semakin parah, virus kanker di dalam otaknya mulai menyebar. Jadi kita pihak rumah sakit tidak bisa berbuat apa-apa.
Mama              : astagfirulloh (mengelus dada)
Dokter             : yang sabar yah bu, bantu anak ibu dengan doa. Dan usahakan dia jangan banyak pikiran, biar gak setres.
Mama              : iyah dok makasih yah.
Dokter             : untuk sementara ini dia harus menginap di rumah sakit. Oh ya tolong ibu tebus obat yang harus di minum sama Zahra (menulis resep obat) ini bu (memberikan resep obat)
Mama              : iyah dokter, makasih yah. Apakah saya boleh melihat keadaan anak saya ?
Dokter             : iyah bu, silahkan.

Saat di ruang ICU....
Handoko         : tante, kita boleh ikutan masuk gak ?
Mama              : oh iyah nak, tapi jangan sampai ganggu Zahra yah.
Papa                : ma, papa mau balik ke kantor. Soalnya masih banyak urusan yang belum selesai di kantor (terburu-buru)
Mama              : oh iyah pa (senyum)

Tiba-tiba Zahra terbangun...
Zahra               : mama, teman-teman, aku dimana ? (setengah sadar)
Mama              : kamu di rumah sakit sayang.
Zahra               : penyakit Zahra kambuh lagi yah ma ? (sedih) maafin aku yah semua, jadi ngerepotin kalian.
Manda             : haduh, lebay banget neh anak, iyah kita gpp kok.
Zahra               : (tertawa kecil) makasih yah semuanya.
Handoko         : iyah samasama, cepet sembuh yah.
Zahra               : lho kok ada kamu ? jadi malu. Berarti kamu tau kalo aku sakit ? (menundukkan kepala)
Handoko         : halah, biasa ajah kali. Aku masih mau temenan sama kamu kok (senyum)
Sherly             : (hapenya berbunyi) halo ? iyah ma, habis gini aku pulang. Aku lagi di rumah sakit. Okeh. Assalamualaikum (menutup telpon)
Manda             : wah panggilan alam yah ?
Sherly             : iyah nih nyebelin banget si mama, masa jam segini udah di telpon (bete)
Handoko         : wah cepet banget pulangnya ? dasar anak mami ! hahha
Manda             : pulang sama siapa kamu ? sama si Dava neh, dia nganggur (menyenggol) iyah kan dav ?
Handoko                     : hah ? sama dia ? yaudah lah gpp (senyum)

            Handoko dan Sherly pun balik pulang duluan dan berpamitan sama mama, Zahra dan Manda. Di dalam perjalanan pulang mereka berdua merasakan hal yang tidak biasa. Sepertinya mereka berdua samasama suka. Sejak saat itu mereka berdua tambah dekat. Sampai mereka gak tau apa yang mereka rasakan.
Suatu saat ketika Sherly diantar pulang....
Handoko         : Sher
Sherly             : iyah, apa ?
Handoko         : aku sayang sama kamu, kamu mau gak jadi cewekku ? (megang tangan)
Sherly             : hah ? (salting)
Handoko         : gak denger yah ? apa aku harus teriak biar semua orang tau ?
Sherly             : ohh denger kok. Gimana yah ? aku gak bisa (melepaskan genggaman)
Handoko         : gak bisa yah ? maaf yah, tapi selamanya aku akan tetap nunggu kamu kok (senyum)
Sherly             : iyah maaf yah, aku gak bisa nolak kamu (tertawa)
Handoko         : ah ngerjain neh ? tapi sayangnya kesempatan itu sudah gak berlaku !
Sherly             : wah ? maksudnya ? (kaget)
Handoko         : maksudnya kesempatan itu gak berlaku buat tahun depan (tertawa)
Sherly             : wah balas dendam ! ah nyebelin ! (memukul Dava)
Handoko         : hahhha, iyah dong 1-1 kan ?

            Mereka pun jadian. Mereka segera bergegas ingin meberitahu Manda dan Zahra di rumah sakit. Dan saat yang bersamaan saat di rumah sakit Zahra bilang ke Manda kalau dia suka sama Handoko. Saat mereka berdua mau nyampe d ruang ICU tiba-tiba Manda menggeret mereka berdua.
Manda             : ada yang mau aku omongin sama kamu.
Handoko         : ada apa emang ?
Manda             : Zahra suka sama kamu ! (senyum)
Handoko dan Zahra : hah ? (bersamaan)
Manda             : ih kompak banget kalian jawabnya ?
Handoko         : gini ceritanya, aku sama cikka udah jadian barusan. Lha kita kesini mau ngasih kabar bahagia ini ke kalian berdua.
Sherly             : (memotong pembicaraan) eh nyatanya kok malah jadi kayak gini (sedih)
Manda             : waduh gawat !

Tiba-tiba Cikka menggeret Dava...
Sherly             : eh gini ajah, aku sayang kamu, aku sayang Zahra. Aku gak mau kehilangan dia.
Handoko         : terus ?
Sherly             : kamu mau kan jadian sama Zahra ? demi aku ? please...
Handoko         : tapi kan kita barusan jadian ?
Sherly             : kamu sayang aku kan ?
Handoko         : iyah aku sayang kamu, tapi...
Sherly             : (memotong pembicaraan) gak usah pake tapi, aku mau sahabatku bahagia di sisa waktu terakhirnya.
Handoko         : iyah aku bakal ngelakuin semuanya demi kamu.

            Akhirnya Handoko pun menyatakan cinta kepada Zahra. Akhirnya merekapun jadian, walaupun itu berat buat Sherly. Tapi dia ikhlas kalo memang itu yang terbaik buat sahabatnya. Setiap hari Handoko selalu menemani Zahra di rumah sakit.
Handoko         : pagi suster, bagaimana keadaan Zahra ?
Suster              : hari ini dia udah mendingan kok
Handoko         : okeh makasih yah suster (senyum)
Suster              : iyah samasama. Oh ya jangan lupa makanan sama obatnya di minum yah.
Zahra              : iyah suster.
Suster              : saya tinggal dulu sebentar yah (pergi)
Zahra               : Manda sama Sherly gak ikut ?
Handoko         : mereka ? nanti mereka nyusul kok. Udah makan gih biar cepet sembuh (sambil menyuapkan makanan)

Tiba-tiba mama dan papa dateng....
Mama dan Papa : pagi sayang
Zahra               : pagi ma, pagi pa (senyum)
Papa                : anak papa udah bangun yah ?
Zahra               : iyah dong pa, masa tidur mulu.
Mama              : yaudah cepet sembuh yah (senyum)
Zahra               : iyah ma, iyah pa, aku sayang mama sama papa (memeluk mama)
Handoko         : nah gituh dong, kan cantik (memegang rambut maudy)

Datanglah Nasya dan Cikka....
Manda dan Sherly : pagi ...
Handoko         : wah rame nih rumah sakit sejak kalian dateng. Hahhhaa
Sherly             : ah sialan kamu !
Papa                : ya udah om sama tante tinggal dulu yah (senyum)
Mama              : titip Maudy yah ? (senyum)
Semua             : sip om, sip tante (senyum)

            Merekapun bercanda tawa bersama. Tapi Zahra merasa ada yang beda antara Handoko dan Sherly, dia merasa ada yang di sembunyikan oleh sahabat-sahabatnya itu. Tapi dia hanya bisa diam, mungkin itu hanya perasaanya doang.
Beberapa bulan kemudian....
Zahra               : ma, kepalaku sakit banget (menahan kesakitan)
Mama              : sabar yah sayang, mama panggilin dokter. Dokter ? suster ? tolong ! (panik)
Dokter             : ada apa bu ?
Mama              : penyakitnya kumat lagi dok (sedih)
Suster              : oke bu, silahkan ibu tunggu di luar.

            Dan sedangkan itu papa Zahra lagi di luar negeri karena ada pekerjaan yang harus di selesaikan. Mama Zahra menelpon papa Zahra untuk segera pulang. Dan menelpon sahabat-sahabat Maudy. Sahabat-sahabat langsung bergegas ke rumah sakit.
Manda             : tante ada apa ?
Mama              : penyakit Zahra kambuh lagi
Manda             : sabar yah tante, aku tau perasaan tante kok (memeluk mama Maudy)
Handoko         : ayo Zahra, kamu pasti sembuh ! kamu pasti kuat !
Cikka              : iyah kamu pasti sembuh Zahra, ayo bertahan demi kita semua (sedih)

Tiba-tiba suster keluar....
Suster              : maaf, Maudy ingin bertemu kalian semua.
Semua             : iyah sus (masuk)
Zahra               : aku sayang kalian semua
Sherly             : aku juga sayang sama kamu, aku gak ingin kehilangan kamu (sedih)
Zahra               : makasih yah sher, kamu adalah sahabat yang terbaik buat aku. Aku tau kok kamu sama Handoko punya hubungan lain. Makasih pengorbananmu tidak akan pernah terlupakan. Makasih juga buat kamu ko, yang udah membahagiakan aku meskipun hanya sebentar (memegang tangan mereka berdua)
Sherly             : tapi kamu janji gak bakal ninggalin kita semua kan ?
Maudy             : (senyum) aku sayang kalian semua. Manda sayang, kamu memang sahabat yang terbaik buat aku dan udah aku anggap sebagai kakakku sendiri, makasih yah. Buat mama sama papa, aku sayang kalian. Kalian adalah orang tua yang terbaik buat aku. Meskipun papa gak ada disini tapi aku sayang sama papa. Kalian semua adalah kenangan terindah yang gak bakal aku lupain buat selamanya (menghembuskan nafas untuk yang terakhir kalinya)
Dokter             : innalillahi wa innalillahi rojiun
Semua             : innalillahi wa innalillahi rojiun
Dokter             : maaf bu, kami pihak rumah sakit sudah berusaha semaksimal mungkin.
Mama              : maudy (pingsan)
Sherly             : tante ! dav, bantuin angkatin mamanya Zahra !

Dokter pergi meninggalkan ruang ICU, tiba-tiba papa Maudy datang.
Papa                : maafin papa yah ma, gak bisa menemani Zahra di saat waktu terakhirnya.
Manda             : tante (membangunkan mama Zahra)
Mama              : mana Zahra ?
Sherly             : Zahra udah tenang di alam sana tante. tante udah gpp kan ?
Mama              : iyah tante gpp kok. Nak ini ada sesuatu buat kamu (memberikan surat)
Handoko         : apa ini tante ? Zahra ? (membaca surat)

THE END