Rabu, 05 Juni 2013

Naskah Drama



CINDERELLA MODERN (BUTUH BIDAN BUKAN PANGERAN)

Alkisah diceritakan di sebuah Desa Suka Maju hiduplah sebuah keluarga yang mungkin cukup kaya, Keluarga Bapak Muhammad yaitu, Bapak Muhammad, Ibu Talia (istrinya) dan Cinderella atau biasa di panggil Ella anak mereka dan dengan seorang pembantu setia, namanya bibi Uti. Karena pak Muhammad bekerja keluar kota jadi Ella dan Ibunya sendirian di rumah yang besar.
Ella                  : mama, ayah kapan pulang ya? (bersender di bahu mamanya)
Mama              : sabar ya nak, ayahmu pasti pulang kok (mengelus rambut anaknya)
Ella                  : iyah ma, kangen ya sama ayah.

Tiba-tiba Ponsel Ibu Talia berbunyi.....
Mama              : halo, assalamualaikum. Ini siapa yah? (memegang HP) astagfirullohaladzim (mata berkaca-kaca)
Ella                  : mama, ada apa ma? (binggung)
Mama              : ayah kamu sayang (meneteskan air mata)
Ella                  : ayah kenapa ma? (mata mulai berkaca-kaca)
Mama              : ayah kamu masuk rumah sakit di jakarta sayang (terduduk) mama harus kesana sekarang, kamu di rumah, besok ada UAS kan, kamu harus kuliah.
Ella                  : mama aku ikut ma, plis (memelas)
Mama              : kamu dirumah! (sedikit membentak) maafkan mama sayang.

            Mama Ella segera bergegas pergi ke Bandara. Setelah 2 jam berlalu, untuk menghilangkan setres, Ella menonton TV. Pada saat TV menyala, tiba-tiba jantung Ella terasa berhenti berdetak saat mendengar acara berita. Sebuah pesawat dengan keberangkatan Surabaya-Jakarta. Ella berharap tak ada nama mamanya di salah satu korban tewas.  Namun perasaan Ella hancur ketika melihat nama mamanya termasuk nama korban tewas.
Ella                  : mamaaaaaaaaaaaaaaaaaa (menangis)
Bibi                 : non, sabar ya (memeluk Ella)

2 hari kemudian....
Tiba-tiba ponsel Ella berdering....
Ella                  : (mengangkat telepon) assalamualaikum ayah, ayah apa kabar? Ayah sehat?
                          (matanya kembali berkaca-kaca) iyah ayah mama sudah meninggal 2hari yg
                          lalu, pas mama mau liat ayah sedang sakit. Ayah tak usah merasa bersalah
  ini semua takdir allah. Iyah ayah, cepet pulang ya. Ella kangen ayah.
                          Walaikumsalam

            Ella sekarang menjadi seorang piatu, dia kehilangan ibunya. Setelah saat ibunya meninggal, ayah Ella sering mendatanginya sebulan sekali untuk bertemu kangen. Namun itu hanya berlangsung sesaat mungkin hanya siang bertemu sore, karena setelah ayahnya masuk rumah sakit banyak kerjaan menumpuk dan segera dituntaskan.
Ella                  : bibi, ella kangen ayah (bersandar di bahu bibi)
Bibi                 : sabar ya non, ayah kan kemaren sudah dari sini.

Setahun kemudian . . .
Tanpa sepengetahuan Ella, ayahnya telah menikah dengan seorang janda beranak 1 yang seumuran dengannya namun hanya terpaut 1tahun diatasnya. Namanya Ibu Titis dan kakak tirinya bernama Cikka. Diluar dugaan, hari ini ayahnya akan membawa ibu tirinya untuk datang ke rumah. Namun ketika di tengah perjalanan ayahnya harus kembali ke kantor. Dan hanya mama tiri dan kakak tirinya yang akan kerumahnya.
Ibu tiri             : permisi..... (mengetok pintu)
Cikka               : mama, ini rumah kosng kali, ditipu nih sama suami mama. (kesal)
Bibi                 : (membukakan pintu) maaf ibu, silahkan masuk. Bu titis ya?
Cikka               : sudah taukan kenapa tanya?
Bibi                 : maaf non.
Ibu tiri             : oh ya bi, yang ella ella itu siapa sih? Yang mana? (melirik-lirik)
Bibi                 : lagi kuliah bu. Nanti sore baru pulang.
Cikka               : ma, si Ella kuliah, aku juga pengen kuliah dong ma! (manja) 

Ella pun sampai rumah....
Ella                  : assalamualaikum (mengetok pintu)
Bibi                 : (membukakan pintu) walaikumsalam. Mereka sudah datang (berbicara pelan)
Ibu tiri             : wah putri raja sudah pulang ya (menghina)
Cikka               : kamarmu aku pakai, kamu tidur di kamar pembantu saja. Kamu gak pantes
                          tidur di kamar bagus. Barang-barangmu sudah aku pindahkan juga.
Ella                  : eh kamu kok seenaknya saja disini! (sedikit membentak)
Cikka               : ella, ingat ya sekarang aku juga anak ayah kamu, jadi terserah aku dong.
Ibu tiri             : kamu jangan pernah macam-macam terhadap kita karena kita gak akan
                          pernah biarin kamu jadi putri disini!
Cikka               : iya bener kata mama, kamu adalah upik abu disini! (mendorong bahu ella)
Ella                  : aku akan ceritakan semua ini ke ayah! (pergi menuju ke kamar + menangis)
Cikka               : STOP ella! (ella memberhentikan langkahnya) kamu ingat kamar kamu
                          dimana kan? Oya bilang saja ke ayah, ayah juga gak jadi kesini.

Ella pergi ke kamar mandi untuk mengusap mukanya yang penuh airmata dan menenangkan diri, bi Uti mencoba merayu untuk segera keluar. Alhasil Ella mau keluar dari kamar mandi. Sambil memopang tubuh Ella, bi Uti membawa Ella ke kamarnya yang tak seberapa besar.
Paginya Ella membantu bi Uti mempersiapkan makanan di meja makan untuk sarapan.
Bibi                 : sudah bangun non? (ramah)
Ella                  : iyah bi (senyum)
Bibi                 : ayo duduk sini non, setelah ini saya mau bangunkan non Cikka sama ibunya.

10 menit kemudian. . .
Ella                  : selamat pagi ma, kak (senyum)
Cikka               : eh siapa suruh kamu duduk disini? (mendorong Ella hingga jatuh dari kursi)
Ibu tiri             : kamu makan di dapur sana! (nunjuk)
Ella                  : iya ma (sambil membawa piringnya)
Cikka               : eh eh tunggu suruh siapa kamu bawa makanan itu? Kamu makan, sisa
                          makanan kita nanti setelah selesai.
Bibi                 : ayo non (merangkul bahu Ella)

            Ella tak habis pikir dengan ayahnya, bisa-bisanya menikah dengan orang yang salah. Ella selalu menyalahkan dirinya sendiri. Dia tak mau berpikir dengan ini, dia harus segera berangkat kuliah.
Ella                  : bi, ella berangkat ya, assalamualaikum
Bibi                 : walaikumsalam
Ella pergi melewati mamanya dan berniat ingin bersalam sebelum berangkat kuliah.
Ella                  : ma, ella berangkat kuliah dulu (memberikan tanggannya)
Cikka               : ellaaaaaaa (teriak) aku mau kuliah juga, tunggu aku yah. Ma, cikka
                          berangkat kuliah dulu yah.
Ibu tiri             : oke hati-hati sayang (cipika-cipiki) oya ini uang saku kamu buat jajan nanti
                          di kuliah barumu (memberikan 50rb) dan ini untuk kamu karena ayahmu
                          selalu berpesan untuk memberimu uang 20rb tiap kamu berangkat kuliah.
                          Ini (menyodorkan uang)

Setelah keluar dari rumah
Cikka               : mana uang kamu?
Ella                  : buat apa? (mengeluarkan uang dari sakunya)
Cikka               : sini buat aku separuhnya, sisanya cukup buat kamu makan siang dan pulang
                          pergi kamu naik angkot (tanpa ada aba-aba dia langsung mengambil dari
                          tangannya) oke bye! (meninggalkan ella)

Penyiksaan terus terjadi dalam hidup Ella, hanya bi Uti yang dapat menenangkan Ella. Hanya bi Uti tempat ella ingin marah, mencurahkan isi hati dan kekesalannya terhadap ibu tiri dan kakak tirinya itu. Hari demi hari semakin banyak peraturan yang dibuat oleh kakak dan ibu tirinya itu.
Ibu tiri             : ellaaaaaaa (teriak)
Ella                  : iya ma (menunduk)


Ibu tiri             : mulai besok kamu harus lebih pagi, kamu harus membantu bi Uti menyapu,
                          mengepel, mencuci piring, terutama mencuci baju saya dan Cikka. Harus
  bersih. Kemudian setrika yang rapi.
Cikka               : oh ya jangan lupa ya kerjain tugas kuliahku juga dan rapiin kamarku juga.
Ella                  : iya (pasrah)

            Ella sempat ingin menelpon ayahnya untuk segera menghubungi ayahnya, dan menceritakan ini semua kepada ayahnya. Tapi ketika ia hendak menelpon pasti selalu ketahuan oleh kakak atau ibu tirinya. Dan ketika ayahnya ingin pulang selalu saja dihalangi oleh ibu tirinya dengan alasan Ella bahagia dengan adanya ibu baru disekitarnya, sehingga membuat hati ayahnya lega.
Pada suatu hari.....
Ketika Ella sedang menyetrika baju Cikka. Tiba-tiba ponsel di sakunya berbunyi. Dan reflekdia mengambil karena melihat contact adalah nama ayahnya.
Ella                  : ayah? Apa kabar yah? Ella kangen banget sama ayah. Ella ingin ketemu ayah
                          Ayah kapan pulang yah?

Karena keasyikkan ngobrol Ella lupa kalau dia tadinya sedang menyetrika baju Cikka, dan tanpa dia sadar setrika itu masih menancap di bajunya. Sehingga menyebabkan bau terbakar, membuat ibu tirinya keluar dari kamarnya.
Ibu tiri             : ellaaaaaaa (teriak)
Ella                  : ayah nanti telpon lagi yah, ella di panggil mama (menaruh HP dalam saku)
Ibu tiri             : bau apa ini ella?
Ella                  : (mengingat) maaf ma, baju cikka (langsung lari menuju tempat setrika)
Ibu tiri             : (menyusul ella) ella kamu tau baju ini mahal! (membentak) bagaimana bisa
                          baju ini sampai bolong. Dasar anak kurang ajar (menampar, menjambak
                          rambut)
cikka                : ada apa sih ma?
Ibu tiri             : coba liat anak tak berguna ini, dia merusak baju kesayangan kamu!
Cikka               : ella kau benar-benar membuatku kesal. (melakukan kekerasan)



Bi Uti tak bisa melawan ketika Ella di perlakukan keji seperti itu, karena setiap ingin melawan bi Uti sampai terdorong jatuh dan diancam akan kehilangan pekerjaan. Setelah kejadian itu, Ella sering mendapatkan kekerasan dari kakak dan ibu tirinya. Tak henti-hentinya. Sampai ella malu ketika teman-teman kuliahnya melihat keadaan lebam-lebam disekitar tubuhnya. Bi Uti sudah tak bisa menahan emosinya, dia segera melaporkan ke seseorang ataupun ingin meminta pertolongan. Pada saatnya bi Uti menghentikan kaki ke klinik Bu Bidan Ratih, yang terkenal dengan keramahannya.
Bibi                 : assalamualaikum
Bidan              : walaikumsalam, silahkan masuk bu, duduk disini.
Bibi                 : saya perlu bantuan bu bidan (cemas)
Bidan              : perlu bantuan apa bu? (binggunng)
Bibi                 : (mengambil nafas) begini bu ......

Bi Uti menceritakan semuanya ke bu bidan dari awal sampai akhir.....
Bidan              : oh jadi begitu, insyaallah besok saya ke rumah majikan ibu.
Bibi                 : jangan ke rumah ibu, saya takut kalau mereka akan semakin menyiksa non
                          Ella
Bidan              : terus bagaimana ibu?
Bibi                 : saya akan membawa non Ella kesini besok. Akan saya usahakan.
Bidan              : baiklah (senyum)
Bibi                 : terimakasih bu bidan, assalamualaikum.

Bi Uti langsung bergegas pergi meninggalkan klinik Bu Bidan Ratih, dan segera pulang karena dapat membuat bi Uti dimarahi karena tidak ada dirumah.
Keesokkan harinya....
Bi Uti sudah menceritakan semuanya yang akan dilakukan kepada Ella untuk membawanya ke bidan Ratih untuk meminta perlindungan. Mereka berdua sedang mencari waktu yang aman untuk keluar dari rumah. Ketika siang sudah menjelang, saat ibu tiri dan kakak tirinya sudah tidur sudah saatnya untuk segera keluar.
Ella                  : bi, ella kok kabur dari rumah sendiri yah? Tapi aku seneng banget bisa
                          terbebas dari penjara ini bi, bisa menghirup udara segar seperti ini. Walaupun
                         ella sedih banget melihat badan ella yang penuh luka memar. Tapi ella berasa
                        sehat setelah keluar, rasa sakitnya hilang bi (mata berkaca-kaca + senyum)
Bibi                 : iya non, senang melihat non bisa tersenyum lega seperti dulu lagi. Ayo non,
                          kita harus segera lari dari sini. (senyum)

akhirnya mereka sampai ke Klinik Bu Bidan.....
Bibi                 : assalamualaikum bu bidan (masuk ke klinik bidan)
Bidan              : walaikumsalam silahkan duduk ibu.
Bibi                 : ini bu kenalkan anak majikan saya yang pernah saya ceritakan kemaren
Ella                  : saya ella bu
Bidan              : saya bidah ratih, astaghfirullah ella mukamu, tanganmu juga kenapa bisa    lebam – lebam kayak gini
Bibi                 : itu semua perbuatan dari ibu tiri dan kakak tirinya bu
Bidan              : memangnya ayah ella tidak mengetahui semua ini
Ella                  : tidak bu saya takut ayah bakal khawatir
Bidan              : kalau keadaannya sudah seperti ini ayah ella harus diberi tau kalau tidak nanti ella bisa makin celaka.
Ella                  : tapi bu ayah sedang berada di luar kota
Bidan              : nanti biar saya yang menghubungi ayah ella, selama ayah ella belum pulang untuk sementara ella tinggal dulu ya dengan ibu.
Ella                  : iya bu
Bidan              : sini ella ibu bersihkan dulu lukanya biar nanti tidak terkena infeksi

Akhirnya bu bidan merawat luka-luka ella dan menghubungi ayah ella. Bu bidan menceritakan semuanya dan berjanji akan segera pulang untuk melihat keadaan ella dan menyelesaikan semua permasalahannya.
Ella                  : bu bidan, ella boleh minta tolong sesuatu ?
Bidan               : mau minta tolong apa ella ?
Ella                  : tolong jangan bicarakan masalah ella ke orang lain, termasuk ke polisi, ella tidak   mau kalau nanti ibu dan kakak dipenjara. Biar nanti ayah sja yang menyelesakannya.
Bidan               : iya ella

Beberapa hari kemudian ayah ella datang dan menjemput ella dari rumah bidan, dan ayah ella memutuskan untuk berpisah dengan istrinya.
SELESAI