Rabu, 08 Juni 2016

Red Velvet

"Pergilah kalau kamu sudah lelah mencintaiku, mungkin aku bukan yang terbaik buat kamu" ucap Danu
"Berhenti bilang seperti itu! Kita sudah 1 tahun menjalani ini" sahut Nadira memelas terisak didepan Danu
"Berhentilah menangis di depanku" ucapnya sambil mengusap air mata Nadira "tak apa jika kamu mau pergi, aku tak mau terus menyakiti kamu, maaf sikapku belum berubah seperti apa yang kamu inginkan"
Nadira menarik nafas panjang "baiklah aku akan berhenti mencintai kamu! Aku akan pergi dari kamu"
"Terimakasih" ucapnya tersenyum "Terimakasih sudah jadi wanita yang paling mengerti dan sabar menghadapiku. Kita pisah baik-baik ya, semoga kita tetap bisa berteman" lanjutnya
Dia mengangguk sambil terisak.

****

1 tahun kemudian....

#SMS
Hei.
Sudah move on belum dari Mr. D?

Apa deh. Sudah kali aku gak ada apa-apa.
Cuma sering mikirin dia wkwk.
#gakdeng mimpiin juga haha

Duh aku patah hati ini.
Padahal kan aku suka sama kamu.

Wkwk ngapain he? Ngelindur ini orang.
Aku juga suka sama kamu haha.

Loh beneran kok ini, gak bercanda.
Aku nembak kamu loh itu, jadi diterima?

Hee ngelantur asli deh kamu Bang.
Haduh aku masih gak boleh pacaran sama mama, kalau belum kerja.

Backstreet? Bagaimana?

Ngak deh Bang, lagi males nangisin laki-laki aku. Maaf ya, maaf banget. Tau sendiri kan aku curhat tentang dia dulu ke kamu kayak bagaimana.

Iya. Iya gpp kok. Kuliahmu bagaimana?
Jadi ambil luar kota?

Jadi. Aku ambil bidan di Poltekkes Bangkalan.

Yaaah nanti kalau aku kangen bagaimana? Haha

Keduanya saling bercanda satu sama lain, jauh dilubuk hati Nizar sungguh sangat terluka mendapatkan penolakan meskipun sangat halus seperti itu. Begitu pula dengan Nadira, seusai menolaknya hatinya begitu terasa teriris, matanya langsung meneteskan air mata, menolak laki-laki sebaik dia yang mau menerima apa adanya.

*****

Hubungan keduanya semakin senggang terjalin. Hanya bersapa di beberapa hal, sudah sibuk dengan kuliah masing-masing dan mungkin pasangan masing-masing.

Nadira yang menjadi bidan cukup sibuk dengan jadwal kuliah dan jadwal praktek di rumah sakitnya. Sedangkan Nizar yang kuliah jurusan Psikologi sudah memasuki semester akhir dan sangat sibuk dengan tugas akhirnya.

Perkenalan mereka berdua berawal dari rasa ingin tahu Nadira dengan menambahkan semua teman yang ada di facebook mantan pacarnya, terutama yang pernah foto bersamanya. Dari situlah dia berkenalan dengan Nizar, saling curhat, lebih tepatnya Nadira lah yang sering curhat tentang mantannya itu kepada Nizar.

*****

Penutupan Tahun 2015...

#LINE

Happy New Yeeearssss🎉🎉

Pesan singkat dari Nadira kepada Nizar. Kuliah Nadira pun sudah selesai dan sudah di wisuda. Sedangkan Nizar yang entah tau pekerjaannya apa, setiap Nadira bertanya selalu dialihkan pembicaraannya.

'Apa mungkin dia pengangguran?' Tanya terus dalam hati

Keduanya tampak lebih akrab beberapa bulan terakhir ini, seperti kembali kepada jaman Nadira sewaktu SMA.

#LINE

Mau ketemu?

Ketemu dimana bang?

Terserah kamu. Aku ikut kamu aja.

Wah asik!! Traktiran oke?

Iya. Bisamu kapan? Besok?

Hm nanti aku kabari lagi deh, tunggu jadwal liburku kapan.

Oke. Aku ikut kamu aja.

*****

Keesokkan harinya....

Keduanya pergi ke sebuah Cafe cukup ternama di surabaya, saling mengobrol satu sama lain. Lebih tepatnya Nizar yang lebih banyak bertanya, dan Nadira lebih banyak diam karena hatinya sudah tak karuan.

"Mau makan apa?" Tanya Nizar
Nadira mendengung "entah, yang murah ajalah" ucapnya lalu nyengir
"Aku yang pesenin ya"
Nadira menganggukkan kepalanya.

"Nanti pulang dari sini aku kasih hadiah" ucap Nizar
"Heh? Apa?" Kagetnya
"Ya kalau dikasih tau sekarang bukan hadiah kali neng"
Nadira hanya menyengir kuda dan mengangguk.

Pasar Hewan....

"Aku mau beliin kamu hamster, bagaimana?" Tanya Nizar
"Males ah, dirumah dulu banyak sampe dikasih ke orang-orang" jawabnya
Keduanya melihat-lihat hewan yang lainnya
"Ikan Nemo!!" Seru Nadira
"Gak ah, gak bisa dipegang"
"Sebentar kamu mau ngapain sih? Beliin aku buat apa?"
"Husss diem deh" ucapnya "kalau kelinci bagaimana?"
Nadira hanya terdiam "kucing anggora aku maunya" ucapnya menggoda Nizar
"Mahal Dir, nanti-nanti aja" bisiknya
"Kelinci anggora aja, mas. Murah kok harganya" ucap sang penjual.
Keduanya saling melihat dan mengangguk.
"Beli sepasang ya, yang kecil-kecil aja" ucap Nizar

Nadira masih binggung maksud Nizar apa membeli kelinci ini, dia bukan pecinta kelinci, lebih tepatnya bolak-balik memelihara kelinci tapi mati mendadak. Nizar mengantarkan Nadira pulang kerumahnya.

"Ayaaaah. Ada bang Nizar bawain kelinci" seru Fika, adik Nadira yang masih duduk di kelas 4SD.
"Fika! Iya nih tapi ini buat kak Nadira ya bukan buat Fika, nanti kapan-kapan bang Nizar belikan lagi ya"
"Yaaaaah, pelit ih. Sukanya sama kak Nadira doang"
"Dek, apaan sih kamu itu? Ya sana loh ambil nih, kasih ke Ayah. Silahkan dirawat dengan baik"
"Halo om" sapa Nizar dan bersaliman
"Silahkan duduk nak, sudah lama gak kesini ya? Saya hampir lupa sama kamu"
"Hehe iya om, sibuk kerja"
"Oh. Oya terimakasih ya sudah belikan kelinci. Palingan yang ngerawat kelincinya itu si Fika bukan Nadira" ucap Ayahnya "kalau yang ngerawat Nadira pasti meninggal kelincinya" bisiknya pada Nizar
"Hayo ngomong apa Ayah sama Nizar?" Tanya Nadira ketus
"Kepo!" Ucap kedua laki-laki didepannya itu kompak.
"Om bawa masuk dulu ya kelincinya, sering-sering kesini loh Zar"
Nizar hanya mengangguk.

"Hei" ucap Nadira melotot
"Hei. Hei. Punya nama!"
"Ngomong apa sama ayah?"
"Rahasia" ucapnya menjulurkan lidahnya
"Oy nyebelin!"
"Oya. Kali ini kamu harus merawat kelinci itu baik-baik jangan sampai mati. Anggep aja sepasang kelinci itu kita, jadi bagaimanapun caranya bisa tetap hidup dan kalau bisa punya anak banyak"
"Udah dibilangin kan, aku gak hobby ngoleksi kelinci"
"Dulu hamster aja dirawat sampai punya anak banyak, kayaknya kamu lebih suka ke Danu ya sampai sekarang? Hamstermu kan pemberian dari Danu? Iya kan?"
"Kenapa ngomongin itu orang sih? Iya. Iya. Akan kurawat kelinci dengan baik dan tidak akan mati"
"Kamu harus berjanji kepadaku? Jika ada yang mati mungkin kita tak akan bertemu lagi" goda Nizar
"Heeeei!!! Jangan bercanda dong" serunya kesal
"Apasih? Takut ya kehilangan aku? Aslinya kamu suka kan sama aku? Udah ngaku aja" godanya
"Enggak ih. Geer banget" jawabnya ketus
"Yasudah aku pulang ya, awas jangan sampai mati"
"Iya. Iya. Sana pergi"
"Salam untuk Ayah sama Bundamu"

******

#LineCall

'Assalamualaikum'
'Walaikumsalam'
'Kelincinya gak mati kan?'
'Nelpon cuma buat tanya itu doang?'
'Ya kan tanya sih, gak dijawab juga gpp, kamu apa ka..'
'Aku baik. Kelincinya gak mati!'
'Duh jutek banget, maaf ya maaf. Jangan ngambek dong'
'Ya'
'Singkat amat. Katanya kalau apa-apa jangan balesnya singkat atau dikit nanti bikin sebel'
'Hm. Ada apa?'
'Gpp. Hanya ingin dengar kamu mengomel saja'

Nizar terus menggoda Nadira didalam telepon, bukan Nadira namanya kalau tak mengomel dan manja terhadapnya.

'Ada film baru di bioskop, civil war'
'Terus?'
'Oy gak peka!'
'Apasih? Tuh kan ngomel lagi'
'Gpp cuma kasih tau aja, rugi ngomong sama kamu tau gak'
'Haha iya iya maaf ya. Mau liat bareng kah? Aku lagi diluar kota ini. Maaf ya'
'Huuu jalan-jalan keluar kota lagi, gak ngajak-ngajak. Lagi dimana sekarang?'
'Jogja. Iya nanti kalau kita udah nikah ya haha'
'Yeee maunya'
'Yaudah LDR dulu ya sayang, assalamualaikum'
'Sayang? Oy gila!'

*****

Sudah beberapa bulan terakhir ini, keduanya lost contact lebih tepatnya Nizar yang tak menghubungi Nadira. Hati Nadira rasanya ingin hancur, otaknya sudah penuh akan namanya.

"Dia punya pacar kali ya?" Tanya Nadira sebal disebuah Cafe
"Sabar kali Nad, nanti juga dihubungi lagi" jawab Risa, sahabatnya
"Kalau ada perempuan lain dihatinya bagaimana?"
"Gak akan, kalau emang dia tercipta buat kamu, dia gak akan ninggalin kamu tanpa sebab kek gini"
"Iya tau, tapi rasanya dada ini sakit banget Ris"
"Udahlah, seberapa sering kalian dulu lost contact lalu berhubungan lagi lalu lost contact lagi dan seterusnya? Sudah biasa menunggu kan?"
"Tapi dulu kan masih mencari orang baik dari terbaik, sekarang udah nyaman kayak begini bagaimana bisa menunggu, sedangkan dia say hai hanya bertahan 2 hari dan itu balesnya setiap 3 jam sebel tau"
"Udah ya, mending ini makanan kamu makan daripada ngomel hal gak jelas" ucap Risa memberikan sendok makannya

*****

1 Bulan Kemudian....

#Telepon

'Ris kayaknya aku takut kehilangan dia deh, apa aku berhenti suka sama dia? Sebelum bertambah ke sayang dan cinta?'
'Ngomong apa sih Nad? Belajar jadi orang sabar dong'
'Dia ngilang entah kemana tau gak sih! Dan dia bukan tipe orang yang dikit-dikit update status bagaimana bisa aku tahu tentang dia lagi apa, dimana dan sama siapa?'
'Daripada kamu ngomel mending kamu bantuin aku nih mgerjain skripsi D4 bidanku, kamu lagi gak jaga klinik kan? Ketemu ditempat biasa oke? Boleh deh nangis entar tapi abis gitu bantu aku, bagaimana?'
'Yasudah, abis gini kesana ya'

Persahabatannya dengan Risa berawal dari ospek kuliah, walaupun keduanya tak pernah satu kelas ataupun satu tempat praktik, tapi komunikasi keduanya sangat terjalin baik. Apalagi kakak Risa yang anak Pelayaran menyukainya pas lagi main kerumahnya, tapi untungnya sekarang sudah tidak lagi karena sudah menikah.

*****

#LINE

Nad!!

Apa?

Oh kenapa ini? Kamu gak kangen aku apa?

Gak ih. Pede amat bang.

Yasudah, aku tak pergi lagi yaa😜😜

Kamu itu loh bisa gak sih muncul setidaknya sehari? Kayak orang kontrol darah tinggi aja sebulan sekali doang.

Ciye udah mulai ngomel, kangen kan? Ngaku aja.

Gak oy! Kamu kerja apa sih?

Rahasia, bulan depan aku kerumahmu lagi. Red dan Velvet gak meninggal kan?

Enggak, kelincinya baik-baik saja, ndak pernah sakit, PUAS???

Santai dong. Jangan sering-sering ngomel ya Nad. Udah dulu ya mau lanjut kerja. Bye.

Chat yang hanya berlangsung 1 jam itu membuat hati Nadira bahagia sekaligus sedih. Lagi-lagi dia kehilangan sosok Nizar yang selalu menggodanya. Dan sekali matanya mulai menitihkan air mata ketika mengingat hubungannya dengan Nizar.

****

Sebulan kemudian....
Seseorang yang ditunggu Nadira, yang hampir ditangisi olehnya setiap malam, dan setiap hari membaca ulang chat-chat darinya kembali. Sampai sekarang belum menghubunginya, tak ada jejak sama sekali.

"Nadira" ucap Risa bertamu di depan rumahnya
"Silahkan masuk, Nak. Langsung ke kamarnya aja" sahut Ayahnya Nadira
Risa menganggukkan kepalanya dan menuju kamar Nadira.

"Risa? Ada apa? Tumben-tumbenan gak line dulu?" Kaget Nadira
"Ya lo itu ngapain, ngeliat hp mulu"
"Si Nizar ini katanya mau pulang bulan ini, ini sudah lewat seminggu dari tanggal yang kemarin kita line-an"
"Ya sabar kali, Nad. Kali masih sibuk. Segitu kangennya lo? Nanti kalau ada orangnya pasti ngomel-ngomel"
Nadira mengangguk-angguk dan terus melihat hpnya.
"Liat Red sama Velvet diatas yuk Nad, kangen gendong mereka"
"Yuk"

Di Lantai 2 rumahnya...
Ditempat ini sudah seperti kebun binatang mini, banyak koleksi burung milik ayahnya, ikan hias cupang ternak milik abangnya, serta hamster yang terus berkembang biak yang jadi peliharaan adiknya. Sekarang nambah lagi dengan adanya kelinci yang dibiarkan berkeliaran.

"Red!" Sapa Nadira pada kelinci laki-lakinya "Orang yang kasih kamu ngilang tau gak sih" lanjutnya mengomel sendiri "Velvet!" Lanjutnya lagi pada kelinci perempuan "Unnimu ini sedih sekali menyedihkan sekali, Oppa mu hilang entah kemana"
"Hei. Lu gila ya? Kelinci diajak ngomong?"
"Kagak. Abisnya sebel gw"

"Nadira" teriak bundanya "belikan Risa minuman gih di Tokonya Tante Dewi"
Nadira menuruni tangga dan segera membelikan minuman dan camilan untuk Risa.

"Nad, Nad" seru Risa menghampirinya di depan Rumahnya "tadi sih Velvet oh enggak si Red kayaknya, ah entahlah pokoknya ada salah satu kelinci kamu tadi kejang terus sekarang kayaknya meninggal" lanjutnya dengan wajah panik
Nadira bukan langsung berlari tapi terduduk lemas dan menangis.
"Loh Nad kenapa?" Tanya Risa keheranan
Nadira hanya menundukkan kepalanya dan menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
"Yang sabar ya Nad, nanti kita beli yang baru lagi ya"
"Tuh kaaan, aku bilang apa. Aku tuh gak bisa ngerawat kelinci, kalau ada yang mati gini, aku benar-benar gak akan ketemu Nizar" sahutnya Nizar
"Ya ampun, bukan berarti kali Nad. Udah kita liat keatas aja ya" ajak Risa

Badan Nadira sudah lemas rasanya untuk berjalan, matanya sudah berkali-kali berontak ingin mengeluarkan air. Saat diatas dia melihat seseorang laki-laki memakai seragam ala tentara sedang bermain dengan adiknya Fika.

"Itu bang Hari pakai kostum tentara?" Tanya heran Nadira
"Kak Nad, si Velvet ternyata hamil loh, dan Red bakal jadi Ayah" seru Fika kegirangan
"Katanya mati?" Tanya Nadira pada Risa
"Enggak kok, terimakasih ya sudah jaga dengan baik" ucap laki-laki yang memakai seragam tentara itu
"Bang Nizar?" Tanyanya lagi heran dan kaget jadi satu.
"Fika, kak Risa tadi dibeliin minum sama kak Nadira tapi ditinggal dibawah, kita beli lagi yuk sekalian buat kak Nizar"
Fika menganggukkan kepalanya.

Nadira hanya melihat kosong kearah Nizar, hatinya sudah mau meledak rasanya. Nizar tersenyum kearahnya dan mendekat kearahnya, dia memundurkan langkahnya. Matanya menitihkan mulai menitihkan air mata. Dengan sekejap Nizar langsung memeluk Nadira erat dan sangat erat.

Nadira terus terisak dalam dekapan Nizar, jadi dia tau alasan kenapa dia menghilang dan waktunya sangat berkurang terhadapnya. Nizar mengelus lembut kepala Nadira.

"Hei! Lepaskan" celetuk Nadira "kamu siapa?" Godanya polos
"Selalu deh, orang yang selalu kamu kangenin setiap hari"
Nadira hanya melengos "Red! Velvet! Ini nih Oppa-mu pulang! Omelin gih!"
"Kamu gpp ta? Ngomong sendiri sama kelinci?"
"Menurutmu?"
"Kan ngambek lagi" jawabnya "ini nih" lanjutnya sambil memberikan kalung nama yang dimiliki tentara
"Ini mirip seperti di drama korea, kamu gak mau pergi perang kan? Emang ada perang ya di Indonesia?"
"Yeee emang di korea aja yang ada, indonesia juga punya kali. Ini yang replika yang asli ini aku pakai, kalau yang asli tau sendiri artinya apa kan?"
"Jangan sampai! Berhenti ngomong seperti itu. Hei!"
"Tuhkan manggil aku Hei lagi"
"Terus? Bang?"
Nizar menggelengkan kepalanya
"Nizar?"
Dia menggelengkan kepalanya lagi.
"Sayang" celetuk Nizar tersenyum kearahnya
"Sayang? Haha" tawa Nadira meledak