"Kenalin ini anak Tante, baru pulang kuliah dari Australia" ucap Tante Riska
Laki-laki itu memberi salam "Yanuar" ucap anak tante Riska
****
Sebulan berlalu....
Yanuar merupakan pribadi yang cukup keras, tapi di balik ada pribadi unik terhadap dirinya, dia tak pernah marah kepada karyawan perempuan di tempat kerja mamanya.
"Bagi saya, perempuan adalah kehormatan dan harus dilindungi. Kalau mereka salah yang bisa di toleransi, mungkin karena perempuan lemah" ucapnya saat seorang pegawai membuat pelanggan marah.
Betapa bahagia pegawai-pegawai perempuan yang bekerja disana. Perusahaan Tante Riska bergerak di bidang mode, mulai butik pakaian informal maupun formal semua tersedia. Termasuk studio pemotretan yang besar juga tersedia.
****
"Oy!" Teriak Yanuar
Semua pegawai langsung mengarah melihatnya.
"Hei yang duduk di depan komputer!" Teriaknya lagi
Perempuan itu hanya menoleh malas "iya?" Sahutnya pendek
"Sini!" Ucapnya
"Sibuk!" Ketusnya
"Vanda!" Ucap Shofie, fotografer di studio.
"Apasih Fi? Orang aku gak ada salah juga"
"Temuin aja deh"
Vanda berdiri dari tempat duduknya dan menuju Yanuar.
"Iya?"
"Hanya 'Iya?' Kata kamu?"
Vanda hanya mendengus kesal.
Tiba-tiba 4 orang laki-laki datang melindungi Vanda.
"Bro. Bro. Tenang dulu, Bro. Kalau dia salah, marah ke kita aja" ucap Randi, yang merupakan sepupu Vanda.
"Iya Bro. Seloow aja" sahut kakak laki-lakinya, Sandy.
"Kalian siapa? Pacarnya? Cewek kayak gitu yang suka banyak ya?"
"Ya kali Bro, suka sama ini orang" sahut Nicky, adik sepupunya.
"Kalau marah sama kita aja ya? Jangan sama dia, beneran dia bisa makan kamu kalau dia marah!" Sahut Fahmi sahabat SMP Vanda.
"Ada apa ribut-ribut?" Tanya Tante Riska memecahkan suasana
Semua pegawai di Studio langsung menunduk.
"Ada apa lagi sih, Yan? Kalian berempat?" Tanyanya lagi "Vanda kah?"
Vanda langsung muncul dari belakang keempat orang yang disayangnya itu dan langsung menghampiri Tante Riska.
"Mamsky! Itu anak Mamsky gak tau kenapa teriak-teriak ke aku. Padahal kan aku gak buat kesalahan apapun" ucapnya sambil memeluk tangan Tante Riska
"Yanuar?" Tanya Tante Riska dengan mata menyipit kearahnya
"Mamsky? Kenapa dia panggil Mama, itu Mamsky? Dia siapa? Sampai banyak yang melindungi?" Tanyanya geram.
"Kita bicara berdua" ucap Tante Riska.
Semua pegawai seakan mengerti dan keluar dari ruangan studio.
"Mam, Vanda siapa sih Mam? Kayaknya aku baru liat ini? Kayak siluman aja ada enggak ada enggak" ucap Yanuar kesal
"Dia anak mama yang kedua. Dia yang waktu itu bantuin Mama saat dulu rumah di rampok, dia rela tubuhnya tertusuk pisau sialan perampok itu! Dan dia baru kembali aktifitas beberapa hari ini. Jangan ganggu dia ya Nak, dia sering menemani Mama kalau kangen sama kamu, dia kadang tidur sama Mama, belanja bareng kemana-mana bareng. Jadi jangan kaget kalau pegawai yang lain agak meninggikan dia. Dan 4 orang laki-laki tadi adalah saudara yang sangat dicintainya, mereka berempat rela dimarahi semenjak Vanda keluar dari Rumah Sakit. Dia memang kayak siluman dateng enggak dateng enggak, maklumin ya"
"Mama? Dia bahkan terlihat seperti orang aneh dengan tampilan dan dandanan seperti itu"
"Karena dia masih belum pulih, nanti kalau sudah sehat, kamu pasti akan jatuh hati padanya, Mama jamin 100%! Tapi awas jangan sampe jatuh cinta dan bikin masalah sama dia! Mama gak rela, dia disakitin sama orang sedikitpun!"
"Mamaaaa!!! Mama tau gak sih dimanfaatin sama dia?"
"Mama gak merasa dimanfaatin kok sama dia, mama malah lebih sayang ke dia daripada kamu. Kalau pun Mama dimanfaatin pasti dia sudah minta uang ratusan juta, tapi nyatanya dia enggak pernah terpikir seperti itu"
"Iya deh, Iya Mama. Anaknya sekarang dilupain"
****
Vanda rindu masuk ke kamar di rumah Tante Riska yang terhubung dengan Rumah Mode nya. Dia berniat berkunjung untuk tiduran di kamarnya.
"Aaaaahhhh" teriak Vanda melihat Yanuar hanya mengenakan celana dalamnya
Yanuar langsung mengenakan handuk dan berlari menutup mulut Vanda.
"Oy! Berisik! Ntar dikira sama orang-orang ada apa" ucap Yanuar
Vanda mengigit tangan Yanuar "lepasin oy! Susah napas tau!" Sahutnya
"Ngapain kesini?"
"Ini kan kamarku? Kamu yang ngapain kesini?"
"Enak aja! Kamar gw dari lahir ini!"
"Mamsky!!!" Teriak Vanda
Yanuar langsung menutup mulut Vanda kembali dengan tangannya.
"Lepasin oy!" Ucapnya lirih
"Berisik tau gak sih! Kamu gak tau aku pakai celana dalem doang? Nanti kalau Mama datang ntar dikira ada apa-apa. Barang-barangmu sudah di pindah di kamar depan" ucapnya "Gak usah nyaut, silahkan pergi! Hus Hush!" Usirnya.
****
Yanuar dan Vanda bagaikan Kucing dan Tikus yang selalu beradu pendapat, padahal intinya sama, hanya saja pengucapannya berbeda. Tante Riska sampai harus berteriak di depan pegawai untuk mendamaikan keduanya. 'Tom And Jerry' sebutan untuk keduanya.
"Bang Sandy, aku mau renang ya, boleh kan? Sudah 2 bulan aku gak main air" rayu Vanda kepada kakaknya itu.
"Jangan dek, Abang mohon. Nanti kamu sakit, kalau kamu sakit lagi Mama sama Papa di rumah mau ngomong apa Abang?"
"Sekali aja bang, ya? Ya? Ya?" Rayunya kembali "Setengah jam bagaimana?" Lanjutnya
"Iya. Iya. Awas ya 30 menit lagi, Bang Sandy kesini. Kalau kedinginan langsung keluar dari kolam renang"
"Siap bos!!"
Raina sudah siap dengan baju renangnya. Abangnya pasti sangat melarang jika dia mengenakan bikini disaat baru sembuh seperti ini. Dia berenang dengan senang ria sampai lupa dengan waktu yang di tetapkan Sandy. Tubuhnya mulai mengigil, dan dia segera ke pinggir kolam renang. Dia berusaha naik dari kolam renang dan pandangan matanya mulai kabur dan tak sadarkan diri.
Yanuar melihat kejadian itu langsung berlari dan menyelamatkan Vanda. Gerakannya cukup cepat dan membawa Vanda ke tepi kolam renang.
"Aish! Sumpah ini harus nafas buatan?" Tanyanya sendiri
Tanpa berpikir panjang dia langsung mebuat napas buatan pada Vanda berkali-kali bahkan RJP pun tak berhasil ia lakukan. Dia semakin ketakutan jika nyawa perempuan di depannya itu tak terselamatkan.
"Ayo dong Van! Jerry!" Ucapnya
RJP pun berhasil, Vanda berhasil diselamatkan.
"Dek!!" Teriak Sandy langsung membawa handuk dan berlari menutupi tubuh Vanda. "Makasih ya, Bro" lanjutnya dan membawanya masuk.
Yanuar hanya menganggukkan kepalanya.
****
Keesokkan harinya....
Vanda tak masuk bekerja dia hanya tertidur di kamarnya, sama halnya dengan Yanuar yang tak masuk bekerja.
"Kenapa anak Mama sakit semua ini?" Tanya Tante Riska mengomel dikamar Yanuar
"Keluarlah Ma, aku lagi gak enak badan"
"Kamu tertular penyakit Vanda saat napas buatan kan Yan?"
"Maksud Mama apa?"
"Kamu masih belum menyadari? Kamu semakin mirip Papamu tambah dewasa"
"Maksudnya Ma?"
"Kamu menikmati bibir Vanda saat nafas buatan kemarin kan? Apapun yang kamu lakukan pasti akan terbalik, misal saat kamu ciuman dengan perempuan, dia diam saja, kamu yang akan liar dan kalau kamu yang diam dia yang akan liar, mungkin kamu belum menyadari, tapi kali ini kamu mengalami dua hal kamu menjadi liar saat mencium Vanda dan tubuh dingin Vanda beralih ke kamu menjadikan tubuh panas seperti ini"
Yanuar langsung terdiam, seperti apa yang diucapkan mamanya terjadi.
"Hati-hati lagi ya Nak, kamu bisa berubah kapan saja seperti Papa yang kamu lihat waktu kecil, ini mungkin gejala awal dari perubahan yang terjadi" ucap Mamanya sambil mengecup kening Yanuar "cepet sembuh ya"
Hal yang mengerikan akan terjadi saat Yanuar kecil benar-benar tak bisa dia terima dalam hidupnya. Dan sekarang dia akan berubah sama seperti papanya.
****
Seminggu kemudian...
Yanuar dan Vanda sudah kembali beraktifitas, kedua anak kesayangan Tante Riska ini sangat dimanjakan, walaupun seharusnya 3 hari sudah sembuh, namun tak diperbolehkan olehnya.
"Hei!" Sapa Vanda
"Ya?" Sahutnya
"Terimakasih sudah menyelamatkanku dan maaf karena aku, kamu jadi sakit juga" ucapnya dengan tulus
"Samasama. Tak usah dipikirkan. Senang bisa membantu orang"
Yanuar memang orang yang baik dibalik sifat kasarnya, dan hari ini dia tak menyangka akan melihat Vanda dalam keadaan sehat dan tampil sangat modis dan cantik. Hatinya berdegup lebih cepat dari biasanya, sekelebat bayangan saat melakukan nafas buatan melintas diotaknya.
****
Hari ini ada pemotretan dengan tema "nude" bisa dibilang ini jarang sekali Tante Riska menerima tawaran seperti itu. Karena menurutnya itu menjijikkan melihat model laki-laki atau perempuan hampir telanjang, yang hanya menutupi kemaluannya.
"Mamsky?" Tanya heran Vanda
"Aku sudah tau yang ada dipikiranmu Van, mereka menyewa mahal untuk konsep seperti itu, nanti malam jam 11. Beritahu yang lain"
"Mamsky!" Rayu Vanda
"Sudahlah, sekali-kali tak apa. Lumayan buat hiburan yang laki atau perempuan disini, lagian mereka juga fotografer sendiri dan edit sendiri kan? Kita hanya menyiapkan tempat dan konsep yang mereka inginkan"
"Mams..."
"Huuussssst. Cepat beritahu yang lain. Beritahu Yanuar juga supaya dia juga banyak belajar disini, gak hanya main-main aja atau marah-marah doang" suruh Tante Riska
Vanda langsung memberitahu semua pegawai yang bekerja di studio untuk konsep pemotretan kali ini. Banyak yang terkejut ada pula yang penasaran, terutama pegawai laki-laki.
Jam 23.00 WIB
3 orang fotografer datang terlebih dahulu, mereka menyiapkan beberapa peralatan kamera. Beberapa menit kemudian datanglah 3 orang perempuan dan 2 orang laki-laki, tubuh mereka sangat bagus dan wajahnya sungguh indah untuk dipandang.
"Hei" sapa Vanda memberikan minuman bersoda.
"Terimakasih" sahut Yanuar mengambil minuman dari tangan Vanda.
"Aku gak suka deh Mamsky mau terima job beginian" ujar Vanda duduk disamping Yanuar.
"Namanya juga seni fotografi, itu keindahan tau gak sih"
"Ya kali yang laki-laki liat perempuan telanjang adalah keindahan, otak laki mesum semua"
Yanuar melirik sinis kearah Vanda.
"Hei! Manajer nya mana ini? Madame Riska!" Teriak salah satu fotografer
Vanda dan Yanuar langsung terhentak mendengar teriakan itu dari dalam studio dan segera berlari.
Vanda hampir teriak melihat segerumbulan laki-laki dan perempuan telanjang tanpa sehelai dan ditonton oleh beberapa orang. Yanuar dengan sigap menutup mata Vanda dengan tangannya.
"Gak usah dilihat, tutup saja matamu. Berdirilah dibelakangku" ucap Yanuar lembut.
"Ada apa Mas? Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Yanuar tenang
"Tolong bilang pegawainya, jangan norak dong lihatnya. Suara mereka berisik" sahut Mas Edi, fotografer yang berteriak tadi.
"Tunggu, kamu siapa? Apa kamu manajer yang baru?" Tanya Faris, fotografer yang lebih muda
"Perkenalkan, saya Yanuar. Saya anak dari Madame Riska" ucapnya memperkenalkan diri
"Oh Pewaris Tahta ternyata, cukup tampan dan berwibawa, mirip sekali dengan Mamanya yang cantik dan berwibawa" celetuk Pak Agus, fotografer senior yang sering mondar-mandir di studio milik Tante Riska.
"Mohon maaf atas ketidaknyamanannya" ucap Yanuar lembut "Yang tidak berkepentingan silahkan keluar!!!" Teriak Yanuar.
Vanda reflek memegang tangan Yanuar.
"Kita keluar" ajak Yanuar menarik tangan Vanda.
"Minumlah" ucap Yanuar memberikan air putih.
Vanda hanya mengangguk dengan tatapan kosong.
"Tak usah dipikirkan, seharusnya kamu mulai terbiasa dengan keadaan seperti itu" ucap Yanuar menenangkan Vanda
"Tanganmu tadi juga bergetar"
"Aku hanya gugup, teriak di depan klien"
"Terimakasih sekali lagi"
****
Beberapa bulan terakhir ini, Tante Riska sering menerima job penyewaan studio foto dengan tema 'nude' dan beberapa adegan yang sama dilakukan Yanuar saat Vanda ingin mengecek ruang studio yang sedang dipakai pemotretan atau ada komplain.
"Ini sudah kelima foto tema seperti itu, kenapa kamu belum terbiasa Van?" Omel Tante Riska
Dan seperti adegan sebelumnya 4 orang laki-laki datang dan sekarang ditambah dengan Yanuar.
"Kalian ini apalagi? Berhenti membela Vanda! Dia harus terbiasa dengan keadaan seperti ini"
"Mam" bantah Yanuar
"Apa sih Yan? Sejak kapan kamu peduli sama Vanda? Ada hubungan apa diantara kalian berdua hah?"
"Mamsky, aku minta maaf" celetuk Vanda
"Sudah berapa kali minta maaf? Mental kamu harus kuat Van!" Omel Tante Riska "Sandy! Kasih tau adekmu ini!" Lanjutnya lalu pergi
"Aku pacarnya Vanda, Mam!" Teriak Yanuar "aku berhak melindungi dan membela orang aku sayang kan?" Lanjutnya
Langkah mamanya langsung terhenti.
"Yan!" Bentak mamanya
Vanda langsung maju "Bohong Mamsky! Kita gak ada hubungan apa-apa kok" bantahnya
"Vanda diem!" Bentak Yanuar
"Kamu ikut Mama, Yan! Kita bicara berdua!"
Perdebatan hebat dapat terlihat oleh 5 pasang mata, meskipun tak terdengar apa yang mereka bicarakan. Tapi itu jelas terlihat, keduanya saling menyaut. Namun Tante Riska memilih mengalah dan meninggalkan Yanuar di dekat kolam renang.
Hati Yanuar terasa panas, matanya memerah, dia mondar-mandir dipinggir kolam renang sambil mengepalkan tangannya. Vanda mendekat kearahnya dan tersenyum kearahnya.
Yanuar tak menghiraukan senyuman Vanda itu, hatinya begitu sakit. Mamanya takut kehilangan kedua anak yang disayanginya itu. Dan Yanuar juga tak bisa melepaskan Vanda begitu saja, mereka sudah berpacaran sebulan lalu. Memang tak ada siapapun yang mengetahuinya, karena Yanuar yang ingin tak ada yang mengetahui hubungan mereka berdua.
Yanuar melesat dengan cepat di kolam renang, gerakannya diluar upnormal. Vanda sampai tak bisa melepas pandangan terhadapnya.
"Yan! STOP!!!" Teriak Vanda
Yanuar memberhentikan langkahnya, Vanda dengan cepat mengambil handuk untuknya dan membawa Yanuar ke balkon dekat kolam renang dan langsung memeluknya. Yanuar sangat menyambut hangat pelukannya, pelukannya begitu menenangkan hatinya.
"Yan, matamu berwarna biru" celetuk Vanda polos
Yanuar gugup bukan main, dia mulai menitihkan air matanya.
Sampai akhirnya dia menceritakan kepada Vanda semuanya. Dia melihat Papanya berubah menjadi ikan hiu di depan matanya saat usia 8 tahun, dia tak bisa menerima kenyataan kalau Papanya seperti itu. Itulah alasan kenapa Yanuar memilih sekolah keluar negeri, bahkan ketika ayahnya meninggal, dia tak sanggup melihat Papanya sendiri.
"Dan Mama gak mau tersakiti karena kamu berhubungan denganku, Mama merasa bersalah kalau kamu akan merasakan sepertinya jika nanti kita bersama" ucapnya sambil terisak
Vanda hanya terdiam, hatinya juga terpukul mendengar kenyataan ini.
"Yan" sapa pelan Vanda
Yanuar hanya menoleh sendu kearahnya.
Vanda langsung menutup matanya, sama hal persis yang ia lakukan padanya beberapa akhir ini.
"Menangislah, lupakan semua yang kamu lihat dulu, aku tak apa kok, memang berat, tapi aku juga tak ingin melepas kamu, kita jalani berdua bersama ya" ucap lembut Vanda berusaha tegar di depan Yanuar dan memeluknya erat, sangat erat.
Vanda membawa Yanuar ke kamarnya agar bisa beristirahat dengan tenang dan memberikan baju ganti kepadanya. Tubuhnya dingin, sangat dingin tapi ia bisa menahan tubuhnya agar tak goyah.
"Tidurlah" ucap Vanda menutupi tubuhnya dengan selimut
"Dingin"
"Aku matikan ACnya"
"Masih dingin"
Vanda langsung mengerti maksud Yanuar.
"Baiklah, aku akan tidur disampingmu"
"Terimakasih" sahutnya menyeringai
Keduanya kini tidur bersama satu kasur, awalnya Vanda enggan bersentuhan dengan Yanuar, tapi hatinya merasa iba dan memeluknya. Wajahnya terlihat begitu tenang saat dipeluk olehnya.
"Terimakasih" ucap Yanuar lalu mengecup bibir Vanda
Jantung Vanda berdetak sangat cepat, matanya tak bisa mengedip sama sekali.
"Apa ini?" Tanya polos Vanda
"Terimakasih" jawabnya tersenyum manis.
Yanuar mendekatkan kepalanya ke wajah Vanda, dia mulai mendekati bibir Vanda yang mungil. Vanda menerima bibir Yanuar dengan hangat, keduanya merasakan kenikmatan yang mereka belum pernah rasakan.
****
2 Bulan Kemudian...
"Apa kalian sudah putus?" Tanya tiba-tiba Tante Riska masuk ke ruangan Yanuar
"Mam! Berdoalah yang terbaik buat kita"
"Kalian gak bisa hidup bersama, Yan!"
"Bisa Ma, dia sudah tau aku yang sebenarnya kok, kalau perlu besok aku nikah sekalian sama dia! Biar Mama Puas!"
"Yan! Jaga omongan kamu! Gak segampang itu! Vanda akan merasakan sakit! Kamu Juga!"
"Mam! Keluarlah dari ruanganku. Pekerjaanku sedang banyak. Bahas masalah pribada di rumah"
Mamanya pun langsung keluar dari ruangan.
#TELEPON
"Jam makan siang, kita makan bareng ya"
"Oke! Setuju!"
"Mau makan apa Van?"
"Hmm... Ingin makanan dari bahan mentah"
"Sushi? Sejak kapan kamu suka?"
"Entah. Beberapa hari ini selera makanku aneh"
"Tak apa. Apasih yang enggak buat Tuan Putriku tersayang"
"Haha Terimakasih Pangeranku, sejam lagi ketemu di parkirannya ya!"
Di Restoran Sushi
Keduanya tampak menikmati makannya, terutama Vanda, dia begitu lahap menghabiskan makanannya.
"Yan"
"Iya?"
"Inget beberapa hari yang lalu kita ciuman terakhir?" Ucapnya pelan "ingat aku bilang badanku langsung dingin. Apakah kamu masuk ke kamar lagi?"
"Ah iya aku masuk ke kamarmu lagi, setelah kita ciuman"
Vanda hanya tersenyum.
"Ada apa?" Tanyanya
Vanda menggeleng dan tersenyum kearahnya.
"Ah ya sejak kapan kamu suka makan sushi?"
"Entah, beberapa minggu ini mungkin. Padahal alergi seafood tapi tetep gak ada reaksi"
"Syukurlah kalau begitu, jadi kalau aku makan sushi gak sendirian lagi"
Vanda tersenyum kearahnya lagi dan melanjutkan makannya.
"Yan! Ada sesuatu yang ingin aku katakan"
"Katakanlah"
"Aku telat menstruasi sudah 2 bulan, Yan" bisiknya
"Apa?" Teriaknya
"Diamlah" ucapnya pelan
"Bagaimana bisa? Cuma 3 kali melakukannya? Kita pakai kondom terakhir kali" ucapnya pelan
"Yang pas pertama di kamarmu abis kamu bilang hubungan kita ke Mamsky, itu gak pake kondom"
Yanuar langsung terdiam "sudah testpack?"
Vanda menggelengkan kepalanya "takut beneran positif"
****
Keesokkan harinya...
Keduanya tak saling bertemu dari tadi malam, tak seperti biasa keduanya akan bergantian tidur bersama disalah satu kamar, hanya sekedar tidur berpelukan biasa atau kadang berciuman sebentar.
#LINE
Positif:(: 6.45 AM
Sumpah?!??! 6.46 AM
Keduanya kini saling meratapi di kamar masing-masing dan tak masuk di jam kerja.
"Yanuar? Vanda?" Teriak Tante Riska didepan kedua kamarnya. "Kalian lagi sakit? Berantem? Ayolah professional"
"Vanda?" Tanya Tante Riska membuka pintu kamar Vanda.
Dia melihat Vanda sedang terduduk termenung sambil memegang sesuatu. Dia mendekat kearahnya dan mengambil barang itu.
"Ini bohong kan Vanda?" Teriak Tante Riska "Ini bukan punya kamu kan?" Tanyanya dengan suara melemah
"Mamsky. Maaf" ucapnya sambil terisak dan memeluk Tante Riska
"Ini gak boleh terjadi Vanda, kamu pasti akan menderita jika meneruskan kehamilan ini, kamu harus menggugurkan kandungan ini"
"Enggak akan Mamsky, ini anakku dan Yanuar" ucapnya lalu menjauh dirinya
"Yanuaaaaar!!" Teriak Mamanya membuka pintu kamarnya
Yanuar hanya menoleh sendu, wajahnya sudah tak karuan.
"Kamu gila! Aku sudah memperingatkan berapa kali! Jangan main-main sama Vanda!" Isak Mamanya sambil memukul tubuh Yanuar
"Maafkan kita Mamsky" ucap Vanda tiba-tiba datang melindungi Yanuar
"Gugurkan sekarang!!"
"Gak bisa Mam!" Bentak Yanuar
"Vanda akan menderita Yan! Kamu bodoh Yan! Kamu gak tau yang mama rasakan pas hamil kamu, sakit! Tersiksa! Menyedihkan! Bahkan untuk bertahan hidup itu susah! Kamu harusnya mikir! Kamu mau bunuh Vanda perlahan? HAH?"
Vanda dan Yanuar hanya terdiam dan hanya saling bisa menguatkan dengan genggaman tangan.
"Biar aku yang tanggung Tante" ucap salah satu orang
"Fahmi?" Kaget ketiganya
"Kenapa kamu bicara seperti itu?" Tanya Vanda
"Aku minta maaf sebelumnya, kapan hari waktu lagi sedikit mabuk aku gak sengaja ngelihat ada pintu terbuka, aku juga gak sadar itu kamar Vanda, aku terbawa nafsu melihat Vanda memakai pakaian yang mini dan tak sengaja aku melakukannya dibawah kendaliku"
"Oy brengsek!" Ucap Yanuar langsung menghantam Fahmi
"Aku minta maaf Yan, seingatku Vanda menganggap aku itu kamu, dia terus menyebut namamu dengan setengah sadar, aku tau dia sedang sakit, aku mengambil kesempatan itu, tubuhnya sangat dingin jadi aku berhasrat ingin menghangatkannya. Jadi biar aku yang tanggung, aku siap jadi ayahnya"
"Kenapa jadi kamu? Aku sudah 3 kali melakukannya, dia pacarku, kenapa kamu?"
"Kalian berdua Brengsek!" Sahut Sandy tiba-tiba datang dan menghantam Fahmi "Kalian Bajingan!" Lanjutnya menghantam Yanuar "Kalian berdua gila! Bisa-bisanya kalian melakukan itu!" Teriaknya dengan penuh amarah
"Biarkan aku yang tanggung jawab, Bang" ucap Yanuar
"Aku saja Bang, aku yang terakhir tidur dengannya" celetuk Fahmi
"Heiiiiii!!!!" Teriak Vanda berdiri menghampiri 3 orang laki-laki itu "kalian berhentilah!!" Ucapnya melanjutkan langkahnya dengan gontai dan masuk kamarnya.
****
19-20 Minggu Kehamilan.
Tak ada satupun orang yang masuk ke kamar Vanda, hanya Tante Riska yang masuk memberikan makan untuknya, sesuai yang diinginkan olehnya dan Sandy untuk menemaninya berbicara sampai mengantuk dan tertidur. Makanan yang diinginkannya cukup tak lazim, mulai ikan mentah, ayam mentah, daging mentah dan hampir menghabiskan 3 galon air setiap hari.
"Maafkan Mamsky ya Vanda" ucapnya memeluk Vanda sambil terisak "seharusnya kamu gak akan berakhir seperti ini, maafin karena Yanuar kamu menderita"
Vanda hanya tersenyum "terimakasih Mamsky, terimakasih sudah jadi kebahagiaanku 2 bulan ini"
"Mamsky jadi merasa bersalah sama kamu, maafkan Yanuar ya"
Vanda memeluk kembali Tante Riska "Tak apa Mamsky, aku melakukannya karena aku cinta dengannya, jangan menyalahkannya lagi, aku sangat bersyukur anakku punya oma cantik seperti Mamsky" ucapnya "aku juga sangat bersyukur kehamilanku dengan penderitaan ini, ah tidak ini berkah dan menunjukkan kalau ini keturunan dari generasi Yanuar"
"Betapa tabahnya kamu nak" ucap Tante Riska iba "bahkan Mamsky tak bisa sekuat kamu dulu, Mamsky rasanya ingin mati saja dulu"
"Selama ada Mamsky, Bang Sandy dan Yanuar, aku akan berusaha untuk tetap hidup"
"Nanti dokter biasanya akan datang memeriksa kehamilanmu. Tante harus kembali ke kantor"
Vanda tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Ah ya! Suruh Yanuar makan, minum dan tidur teratur. Tubuhnya tambah kurus, mengomel didepannya sudah tak mempan"
Vanda tersenyum lagi.
#VIDEOCALL
Keduanya saling menatap penuh haru.
"Miss You Much Much More Yan!"
"Vanda" serunya sambil terisak "maafkan aku"
"Tak apa. Kenapa tubuhmu kecil sekali?"
"Keadaanmu bagaimana? Makanannya bagaimana? Maaf sudah buat kamu menderita"
"Semuanya baik-baik saja. Makanlah, aku ingin ayah dari anakku juga tubuhnya sehat!"
"I miss you so much!"
"I miss you too. Pergi cari makan dan minum gih! Jangan lupa istirahat yang cukup"
"Kamu juga ya!"
"Pasti! Maaf belum bisa ketemu kamu! Semangat kerjanya! Fighting!"
"Fighting!"
"Bye-bye! Muwaaaach!"