Senin, 09 Juni 2014

Sahabat Selamanya

"Hei guys liburan semester bromo yuuuuks!" teriak Talita di rumahnya sendiri.
"Nah iya boleh tuh, belum pernah sama sekali kesana" jawab Dera semangat.
"Ya kamu sih diajakin gabisa mulu" sahut Adrian ketus.
"Kan tau sendiri jadwalku bagaimana, sibuk banget lah" jawab Dera juga ketus kearah Adrian.
"Yaudah fix ya ke bromo minggu depan, berangkat jumat malam. Bagaimana?" tanya Tia
"SETUJUUUUUU" jawab semuanya
"Eh aku ngajak ayam ya" celetuk Yuna pelan, melihat wajah keempat sahabatnya itu meminta izin.


Keempat sahabatnya langsung menyipit kearahnya.


"Aku ngajak Surya juga ya" celetuk Talita
"Ya kalian ajak aja semua laki-laki kalian" jawan Adrian ketus lagi.
"Omaigat yan, slowly. Kita berdua gak punya pacar. Ye gak Der?" ucap Tia sambil menyenggol Dera.
Dera menyengir "aku mau ngajak Pandu" ucapnya terkekeh dan menggaruk lehernya.
"Dih masih gebetan gak dapet-dapet dan gak ditembak-tembak aja mau diajak" sindir Tia ketawa.
"Apaan sih? Gak terima? Kamu kan gebetannya juga banyak ajakin dong" sahut Dera menyindir balik Tia.
"Oh No!!! Saya mau jadi teman sejoli si Adrian aja deh" sahut Tia


"Okelah okelah tak apa. Yang penting mobilmu kan Der?" tanya Adrian yang tadi dengan nada ketus sekarang menghalus karena ada maunya.
"Aku usahain" jawab Dera tersenyum.


Mereka adalah sahabat dari kelas 2 SMA sampai kuliah semester 4 sekarang. Walaupun belum ada nama resmi untuk perkumpulan, namun tak ada yang mampu memisahkan. Tuhan masih bisa mempertemukan mereka dengan jadwal kuliah yang berbenturan. Dera kuliah kesehatan, Tia anak agrobioteknologi, Talita anak hukum, Yuna anak bisnis internasional, dan terakhir laki-laki diantara semua adalah si Adrian anak biologi. semua punya ciri khas masing-masing dan itulah yang membuat mereka berbeda dan nyambung.


*****


H-1 sebelum keberangkatan.


From: Dera
To: Talita, Tia, Yuna, Adrian

Guys sorry, mobilku abis keserempet ini. Sekarang lagi dibawa ke pihak asuransi. Terus bagaimana ini? Masih aku usahain cari mobil ini, nanti aku kabari kalian lagi.


Dera kebinggungan dengan dirinya sendiri. Sms yang ia kirimkan ke sahabatnya membuat hpnya terus bergetar. Teman-temannya juga khawatir, karena mengumpulkan jadwal 5 orang kepala itu susah.


Tiba-tiba hp Dera berbunyi.....
Itu telfon dari Pandu.


"Assalamualaikum"


"Walaikumsalam, ada apa ndu?"


"Teman-teman kamu bbm aku semua, nanya kamu dimana katanya"


"Iya duh aku binggung nih, ingat bsk kita kemana kan? Nah rencananya itu naik mobil ayahku. Tapi mobilnya abis nyerempet sekarang lagi dibawa ke asuransi"


"Oh jadi begitu ceritanya. Woles dong sayang"


"Apa? Apa? Sayang? Jangan becanda dong Ndu, serius ini"


"Iya iya maaf, nanti aku pinjemin mobilnya abangku"


"Emang kamu boleh nyetir? Katanya gak boleh nyetir gitu sama mamamu?"


"Ya gpp, nanti biar Adrian kesini aja"


"Atau gini aja, abangmu ajak aja sekalian biar ramai gpp"


"Ih ogah ya, tau sendiri abangku itu suka sama kamu. Aku gamau lah dia nanti deketin kamu atau genit-genit kamu"


"Panduuuuu ayolah. Pliiiiis"


"Iya deh nanti aku bilang. Ah males ini sumpah. Kalo gak demi kamu, gak akan aku pertemukan kamu sama abangku"


"Hihi terimakasih ya. Pandu ganteng deh"


"Dih kalo ada maunya aja muji-muji. Tapi emang aku ganteng dari dulu ya haha"


"Yaudah aku kuliah dulu ya ndu. Assalamualaikum"


"Waalaikumsalam"


Pandu. dia adalah gebetan Dera dari semester 2. Mereka berdua hanya saling menatap satu sama lain. Dan Pandu baru mengajak berkenalan Dera pertengahan semester 3. Pandu merupakan kakak tingkat dikampusnya, sama-sama anak kesehatan. Perkenalan mereka sudah hampir 8bulan. 


Pandu merupakan laki-laki idaman bagi Dera, walaupun tak begitu tampan, tapi manis dan enak dilihat. Selagi itu dia rajin ibadah merupakan suatu hal positif bagi Dera. Pandu memang tak berusaha untuk menembak Dera walaupun keduanya saling menyayangi satu sama lain dan hampir sering jalan berdua, makan dikantin berdua, sholat berdua di musholla. kadang Dera sering merasa kesal dengan hunungan mereka yang tiada hubungan status yang jelas. Tapi Pandu hanya menjawab "aku tak akan menjadikanmu pacarku, tapi aku akan menjadikanmu istriku" selalu itu yang diucapkan Pandu saat Dera mulai kesal padanya. Tapi Dera diam, dia tau maksud baik Pandu, tapi dia tak tahan dengan temannya yang mulai mengejeknya dan terus melakukan pembelaan.


Drrrrrt
Hp Dera berbunyi. Itu sms dari Pandu.


From: Pandu^^

Jadi pakai mobilnya abangku, seperti yang kuduga saat aku menceritakan kita mau ke bromo. Dia semangat sekali, pasti gara-gara ada kamu-_-


To: Pandu^^
Jangan suudzon gitu dong:)


From: Pandu^^
Iya enggak, tapi aku curiga dia mengiyakan begitu saja.


To: Pandu^^
Loh kok gitu lagi sih? Insyaallah abangmu memang pengen liburan. Positif thinking aja lah;)


From: Pandu^^
Haduh kalo sama abangku yang menyangkut kamu, bawaanya selalu nethink-_-


To: Pandu^^
Posthink dong:*


From: Pandu^^
Dikasih emoticon cium:3 Mau dong lagi:*


To: Pandu^^
Dih itu emoticon biar kamu semangat:) Kamu packing sana buat besok. Bawa jajan yang banyak:3


From: Pandu^^

Emot ciumnya mana?:( kalau ada maunya emoticonnya manis-manis. Yaudah ayuk belanja dulu ke Giant Rajawali dekat rumahmu. Oke?


To: Pandu^^
Ah males ah kamu aja yang beli deh kamu gak ada kuliah emang? Aku pulang jam 5.


From: Pandu^^
Ini mau pulang. Aku jemput nanti. Mau nebeng tidur dulu aja di kos temen. 3jam lagi bangunin oke?


To: Pandu^^
Siap pak bos:3


-


From: Dera
To: Talita, Tia, Yuna, Adrian

So sorry guys tiada kabar. Aku udah nemu mobil ini, pakai mobil abangnya Pandu. Kita ketemu dirumahku besok ya tetep jam itu juga. Hihi
Thankyouuu:****


Semua balasan sahabatnya hampir menjawab "alhamdulillah" dengan tambahan kata-kata lain. Dera ada kuliah kuliah beberapa menit lagi dan langsung bergegas sholat dhuhur di Musholla, kemudian melanjutkan makan siang di Pujasera dengan teman-temannya.


****


Keesokan harinya.....
Dera benar-benar badmood karena sahabatnya pasti sudah melanjutkan packingnya. Karena sahabatnya mulai libur dari 2 minggu kemarin. Dan dia mulai libur senin besok.


Tepat jam 4sore, Dera baru menyelesaikan mata kuliahnya. Dan baru mengabari teman-temannya.


From: Dera
To: Talita, Tia, Yuna, Adrian

Plis ontime ya guys. Abis sholat isya langsung kerumah. Jangan malem-malem kasian yang nyetir. Kalo bisa sholat isya nya nanti dirumahku aja. See you guys!{}


Adzan Magrib sudah berkumandang, Pandu dan Abanya-Rasta datang terlebih dahulu. Wajah kaget tergambar jelas di wajah orangtua Dera, putrinya keluar dengan 2 laki-laki. Dera tertawa dan mengenalkan kedua laki-laki itu pada Mama dan Ayahnya.


Satu persatu teman-temannya mulai datang, kecuali si Talita dan Surya. Adrian berusaha menghubungi Talita ataupun Surya. Surya merupakan teman mereka dari SMA. Dan menyukai Talita dari kelas 3 SMA, namun baru jadian semester 3 pas kuliah. Cara mereka pacaran cukup unik dan lucu, sifat Talita yang seperti kecil dan Surya yang suka bercanda dan sering menggoda.


"Kamu dimana lit?" Tanya Adrian via telpon.


"Sorry yan, ini lagi nunggu surya belum jemput juga"


"Cepet kali, udah mau isya" omel Adrian


"Iya iya sebentar lagi"


Talita benar-benar kesal terhadap Surya bisa-bisanya gak on time. Padahal ini sudah hampir jam 7. Tepat jam 7 lebih 5menit wajah Talita sudah tak enak.


"Kenapa telat sih?" Tanya Talita kesal.
"Sorry tadi ada masalah sedikit. Dan kamu tau juga rumahmu dan rumahku jauh beb" jawab Surya pelan merajuk ke kekasihnya itu. Talita hanya terdiam melihat sinis dan langsung menaiki motor Surya.


"Jangan ngambek gitu dong beb, nanti tambah cantik" ucap Surya sambil mencubit pipi Talita, namun Talita tetap tak bersuara.


Mereka pun berdua langsung melesat dengan sepeda motor Surya dengan cepat. Tak sampai 10menit sampai ke rumah Dera. Memang semua orang meledek kearah Talita saat dia telat datang. Dia terdiam, wajahnya menunjukkan raut tak enak.


"Dia lagi ngambek sama aku, makanya dia diem aja tuh" goda Surya
"Ciyee ciyeee" goda Yuna
"Eh itu ayam ya?" melihat laki-laki disamping Yuna "nama aslinya siapa bro?" lanjut tanya Surya.
"Aris" ucap laki-laki disamping Yuna lalu menjulurkan tangan ke Surya.
"Surya" menjabat tangan Aris
"Ayo berangkat guys" ajak Dera
"Eh itu 2 laki siapa Ra?" tanya Surya lagi yang melihat laki-laki yang berdiri disamping Dera.
"Nanti aja deh kenalannya di mobil. Nanti gantian ya Sur, Yan, yang nyetir" ucap Dera
"Siaaap bos" jawab keduanya


****


Jam 02.30 mereka sudah mulai berangkat mendaki ke gunung bromo. Dengan pakaian mereka yang mulai tumpuk baju, jacket, sweater, beanie hat dikepala masing-masing, sarung tangan, kaos kaki panjang, sepatu kets. Dan untungnya semua perempuannya memakai jilbab jadi hangatnya lebih aman. Para lelaki hanya terlindung dengan hoodie dan beanie hat yang dipakai mereka.


Mereka sampai jam 12 malam di bawah kaki gunung bromo, kemudian menyewa penginapan. Menyempatkan tidur sebentar. Menyimpan energi untuk mendaki nanti melihat sunrise.

Tampaknya Talita sudah tak marah lagi dengan Surya.


"Beb, dingin" ucap Talita manja
"Sini peluk beb" goda Surya sambil membuka tangannya.
"Siapa yang minta peluk? Pikirannya itu loh" sahut Talita kesal kembali.
"Abisnya kode banget sih beb" ucap Surya terkekeh.


Sahabat-sahabatnya hanya tertawa melihat tingkah mereka yang kadang ngambekan kadang sayang-sayangan. Mereka berdua memang jalan didepan sendiri karena hanya Surya yang sudah sering mondar-mandir dengan teman-teman pencinta alamnya.


"Kak, jangan dekat-dekat Dera dong. Dia udah milih jalan sama temennya. Jangan genit deh" teriak Pandu dari barisan paling belakang, melihat kakaknya yang berjalan mendekat ke Dera.


Sontak membuat semua sahabat Dera menoleh kearahnya. Dera hanya tersenyum menggeleng-geleng.


"Gila lo Der, direbutin kakak sama adik" bisik Adrian yang berjalan diantara Dera dan Tia.


"Apasih dek, gausah berlebihan gitu" jawab Rasta ketus


"Yaudah istirahat dulu aja, masih jam 3an. 10menit lagi ya" sahut Surya.


Semuanya beristirahat duduk melingkar sambil minum.


"Nih Ndu, minummu" ucap Dera memberikan air mineral pada Pandu. Langsung seketika itu langsung direbut oleh Rasta.


"Apaan sih kak? Males ya harus tengkar sama kakak disini" jawab Pandu ketus. Rasta hanya terdiam sambil meminumnya.


"Yaudah ini minum punyaku aja, Ndu" ucap Dera tersenyum sambil memberikan air mineralnya yang diminumnya tadi ke Pandu.


Rasta kaget melihat itu, ingin rasanya mengambil air mineral itu dari adiknya. "Bibir mereka bertemu jika minum dalam satu botol!" Makinya dalam hati. Ada rasa sesal dalam hatinya, kenapa dia tak bisa mendapatkan hati Dera dengan mudah.


Perjalanan dilanjutkan, masih dengan format jalan yang sama. Berjalan mendaki dengan pendaki yang lain. Semakin pagi semakin dingin cuacanya. Talita mulai merangkul Surya tak tahan dingin. Begitu pula dengan Yuna yang sejak tadi tenang dengan Aris. Mereka sudah berpelukan dari pertama berangkat, Aris benar-benar menjaga Yuna.


Sampailah dimana batas semua orang dapat melihat matahari terbit. Suasana tampak ramai, banyak muda-mudi yang datang karena bertepatan dengan liburan anak kuliahan. Matahari belum menunjukkan wujudnya dan sinarnya, tapi orang-orang semakin banyak berdatangan.


Pukul 05.13 WIB

Matahari mulai menampakkan dirinya, satu kata "indah". Semua orang sibuk mengabadikan peristiwa ini dengan kameranya tanpa menikmati sendiri dengan mata mereka. Pandu mendekati Dera yang sedang bersama Adrian dan Tia. Dia memegang tangan Dera dan menariknya kebelakang.


"Ada apa, Ndu?" tanya Dera kaget
"Kau lihat si Talita dan Surya?" tanya Pandu, Dera mengangguk "kau lihat Yuna dan Aris?" tanyanya lagi, Dera kini mengalihkan pandangan ke Yuna dan Aris.


"Memangnya kenapa?" Tanya Dera penasaran menatap lekat mata Pandu.
"Kamu selalu menginginkan kita seperti mereka kan? Kamu selalu meminta kejelasan hubungan kita kan?" ucap Pandu sambil memegang kedua tangan Dera.


Mereka saling menatap begitu dalam, wajah mereka sangat dekat. Dera melihat mata Pandu yang begitu menenangkan dan menghangatkan itu. Dera begitu binggung dengan yang diucapkan Pandu.


"Aku sayang sama kamu. Aku cinta banget sama kamu saat kita pertama kali bertemu. Aku ingin kamu selalu ada buatku, selamanya. Kamu mau jadi kekasihku?" tanya Pandu yang semakin erat mengenggam tangannya


Dera tak menyangka, kali ini dia tak memaksa Pandu untuk menyatakan cinta padanya. Dia sungguh kaget, seseorang yang didepannya, menyatakan cinta ditempat dan waktu yang indah seperti ini. Dera hanya mengangguk tersenyum.


"Kamu tau, aku bahagia sekali hari ini. Aku tak memaksamu untuk menyatakan cinta kepadaku. Semua ini keluar dari mulutmu tanpa aku suruh. Terimakasih" ucap Dera dengan mata yang berkaca-kaca.


Pandu hanya tersenyum kepadanya. Pandu langsung memeluk Dera dengan tubuhnya yang kecil. Hangat. Dera merasakan jantungnya berdebar begitu cepat dan ia juga merasakan tempo jantung Pandu yang sama dengannya.


KLIIIIIK!


Suara kamera SLR Adrian mengabadikan pelukan antara Dera dan Pandu. Sontak Pandu dan Dera melepaskan pelukannya.


"Asiiiiiik, pasangan baru nih. Bagus deh ada pemandangan mataharinya. PJ ya Ra" celetuk Adrian girang.
"Wah apaan lo, Yan. malu-maluin aja sih" teriak Dera.


"Boleh liat gak, Yan?" Tanya Pandu mendekat kearah Andrian. Adrian melihatkan hasil jepretannya "Bagus, nanti kirim ke aku ya" lanjutnya


"Yang pasti baguslah, fotografernya siapa dulu" jawab Andrian bangga


Dera kemudian teringat kalau disini ada abangnya Pandu, Rasta yang juga mencintainya. Dia merasa tak enak padanya. Dia melihat Rasta menjauh dari segerumbulan mereka.


"Ndu upload video instagram yuk" ajak Dera


"Hai, we're in bromo with my best friend and my first new boyfriend. Say hai dulu dong ndu" kemudian Pandu langsung mencium pipi Dera "omaigat panduuuu"

Durasi video habis. Kemudian Dera mengunggahnya dalam akun instagram dan pathnya.


"Ayo balik guys udah jam 6pagi. Kita turun" ajak Yuna dan mendapat anggukan setuju dari yang lainnya.


Semuanya turun dengan pasangan masing dan masih dengan format yang sama. Surya dan Talita didepan sedang Pandu dan Dera berada dibelakang sendiri.


"Ndu, aku punya ide deh. Deketin abangmu sama Tia aja gimana?" Bisik Dera.
"Dia gak punya pacar emang?" Tanya Pandu
"Gak kok, kamu inget gak pas aku ngajak Tia ke kampus mau kenalin dia ke kamu? Kamu bilang dia adekku, padahal ya tuaan Tia. Mungkin karena badan Tia yang lebih kecil dari aku" jelas Dera tersenyum.
"Terus?"
"Kan dia mirip sih sekilas sama aku, ya kali biar move on nya cepet" pekik Dera karena Pandu masih tak paham dengan maksundya.
"Jadi pelarian dong temenmu? Gak kasian?" Tanya Pandu


Dera langsung terdiam, menimbang kata-kata Pandu dan itu ada benarnya. Kemudian Dera dengan wajah memelasnya kearah Pandu, agar setuju dengan idenya.


"Lucu sekali kamu sayang" ucap Pandu mencubit pipi Dera "kalau ada apa-apa aku gak ikutan ya" lanjutnya
"Ih gak asik banget, masa pacarnya disuruh nanggung sendiri" sahut Dera mengerucutkan bibirnya.
"Haha iya iya bawel banget sih" ucap Pandu sambil mengusap kepala Dera


Di Penginapan....
Rasta duduk didepan teras penginapan dengan pikirannya sendiri. Dera menghampirinya sambil membawa teh hangat. Sebenarnya dia tak yakin harus mendekati Kak Rasta.


"Jangan ngelamun kak, nanti kesambet loh" goda Dera tersenyum kearahnya.


Rasta hanya menoleh datar "Kalau kamu kesini cuma ingin pamer, mending pergi aja" sahut Rasta ketus


Dera hanya tersenyum "Boleh duduk?" tanya Dera. Rasta hanya mengangguk, Dera duduk disampingnya hanya jarak 50cm.


"Mau minum kak? Ini tadi aku buatin buat Pandu tapi dia gak mau. Yaudah aku bawa kesini ajah" jelas Dera


"Jadi aku dikasih bekasnya Pandu?" Tanyanya lagi masih dengan nada ketus.
"Loh bukan begitu maksudnya, daripada mubadzir. Kalo gak mau minum juga gpp kok kak" ucap Dera.


Rasta langsung menyeruput teh hangat itu karena memang cuacanya dingin sekali. Apalagi dibuatkan oleh seseorang yang dicintainya yang kini menjadi kekasih adiknya sendiri. Sebenarnya Dera berbohong teh itu memang untuk Rasta bukan bekas Pandu.


"Boleh ngomong kak?" tanya Dera. Rasta hanya mengangguk.


"Kak, coba deh liat Tia" ucap Dera sambil menunjuk Tia yang sedang asyik berfoto dengan sahabatnya yang lain "banyak yang bilang dia mirip aku, termasuk Pandu" lanjutnya. Rasta langsung menoleh kearah Dera dan Tia mencoba menganalisa.


"Eh iya ya, gak nyangka kayak saudara kembar" jawab Rasta terkekeh.
"Nah kenapa kakak gak nyoba deketin dia kak? Dia cantik loh, cantikan dia daripada aku. Orangnya buaiiiiik banget" sahut Dera tersenyum. Rasta terkaget mendengar perkataan yang diucapkan Dera.


"Maksudmu apa?" tanyanya tegas
"Kakak kenalan lebih dalam aja sama dia, dia gapunya pacar kok. Anaknya juga mau kebuka, yang deketin juga banyak" jawab Dera tersenyum lagi, dia sudah tak tau mau bagaimana lagi.


"Apasih dek? Kok kamu jodoh-jodohin aku sama temenmu?" Tanya Rasta dengan malu-malu.
"Deraaaa kita foto dulu yuk" teriak Tia
"Bentar ya kak, diajak foto sama calon jodoh kakak" goda Dera cekikikan.


Dera pergi meninggalkan Rasta yang sedang duduk di teras. Rasta melihat punggung Dera yang semakin jauh. Tertawa bersama teman-temannya. Dalam hatinya "tuhan apakah aku dapat mencintai seseorang lagi selain Dera". Tuhan sepertinya langsung menjawab pinta Rasta, matanya tiba-tiba mengarah pada Tia. Gadis yang memiliki kemiripan dengan Dera, terlihat dia sangat cantik natural dari pandangannya.


Pukul 16.00 WIB
"Kita pulang abis isya aja ya ya please" ajak Yuna memelas ke teman-temannya.
"Eh iya kan kita nyewa penginapan juga 24jam, rugi kalau pulang cepet" sahut Tia
"Ayo jalan-jalan lagi" sahut Adrian
"Boleh-boleh liat matahari terbenam" sahut Dera kegirangan.
"CUS!" Seru Talita melakukan high five dengan teman-temannya.


Setelah bersiap-siap ke sembilan orang itu bersiap-siap untuk melihat sunset. Walaupun kakinya sudah sangat lelah karena tadi harus menaiki kawah tanpa naik kuda dan harus berjalan kaki. Tapi mereka masih semangat untuk melihat pemandangan matahari terbenam, ciptaan Tuhan yang begitu indah.


Mereka semua mencari warung jagung bakar di pinggiran bromo, untuk menghangatkan tubuh mereka. Jujur sangat dingin ketika malam hari. Setelah menemukan warungnya, mereka duduk melingkar.


"Eh liat deh abangmu sama Tia akrab kan?" bisik Dera pelan pada Pandu yang melihat Tia duduk bersebelahan dengan kakak kekasihnya itu.
"Hebat kamu sayang, ngomong apa aja kamu?" Sahut Pandu sambil tertawa pelan.
"Rahasia dong, salah sendiri gak bantu" ucap Dera lalu menjulurkan lidah meledek kearah Pandu.

"Tapi aku kasian sama Adrian jadi gaada temen ngomongnya" Celetuk Dera pelan saat menyadari Adrian terdiam sendiri menatap layar kameranya.
"Ada gitu loh, daritadi kita bercanda terus" Sahut Pandu yang melihat kekhawatiran kekasihnya ini.
"Tapi kamu liat deh jika semua sudah sibuk ngobrol sama pasangan masing-masing. Aku jadi gak enak sama dia" jawab Dera terus memandang Adrian.
"Yaudah kita ajak dia ngobrol juga, santai dong" sambil memeluk pundak Dera, menenangkannya.


"Kita liat sunset yuk" ajak Dera sambil menarik tangan Adrian dan Pandu
"Ayoooooooo" teriak semuanya


Merekapun keluar dari warung dan membayar tagihan. Semua bergegas mencari tempat yang viewnya bagus untuk melihat matahari terbenam. Dan harus mendaki sedikit keatas untuk menemukan tempat yang bagus walaupun bukan tempat untuk melihat sunrise.

Sampailah mereka pada tempat dimana banyak perkumpulan muda-mudi seusia mereka. Ada yang rombongan, ada pula yang pasangan. Ketika itu Surya mengajak Talita ke tempat berbeda, begitu pula dengan Yuna dan Aris yang mulai bubar masing-masing. Sempat Pandu mengajak Dera ikutan misah, tapi Dera lebih memilih stay duduk disamping Adrian.


Matahari mulai tenggelam pelan, Adrian mulai mengabadikan moment itu dengan kameranya. Dia sama sekali tak terganggu, padahal kedua tangannya dipeluk oleh Dera dan Tia sambil kepala mereka berdua bersender dipundaknya. Padahal disamping Dera ada Pandu, dan disamping Tia ada Rasta.


"Sudah lah guys, kalian itu jangan nempel aku mulu. Disamping kalian itu juga ada orang. Kalian boleh pergi kok, aku disini sendiri gpp kok. Pergi aja" jelas Adrian sambil tersenyum.
"Gak usah lah, aku tetep disini sama kamu. Memang tangan kananku melingkar ditanganmu tapi tangan kiriku memegang jari Pandu. Liat nih" ucap Dera sambil tersenyum menunjukkan tangan kirinya
"TIA, DERA! Pergi!" Pekik Adrian memelankan suaranya


"Yaudah kita pergi ya" pamit Rasta memegang tangan Tia. Tia hanya mengangguk pasrah.


Adrian hanya mengangguk "Dera? Pandu?" tanyanya, Dera menggeleng dipundak Adrian.


"Dera, ayo Adrian juga gpp kok" ajak Pandu
"Pandu!" bentak Dera. Pandu terdiam seketika saat dibentak Dera


"Dera, pergilah. Kamu gak boleh begitu dengan Pandu" jelas Adrian tersenyum.
"Aku janji cuma bentar. Nanti kesini lagi. Bye" pamit Dera melepaskan pelukan pada lengan Adrian.


Dera sangat marah, kesal dan tak enak terhadap Pandu akibat membentaknya tadi. Mereka duduk tak jauh dari Adrian.


"Der" "ndu" ucap keduanya bersamaan.
"Aku minta maaf" sahut Pandu tersenyum menyesal.
"Aku juga minta maaf" ucap Dera memeluk lengan Pandu.
"Kamu tak salah, aku yang salah. Aku tau kamu merasa tak enak pada Adrian" Sahut Pandu mengusap lembut kepala Dera. Dera menganggukkan kepalanya.


Matahari sudah tenggelam, sedari tadi awan berwarna oranye sudah gelap. Dan adegan yang sama terulang, semua orang sibuk mengabadikan sunset dengan kameranya, bukan melihat langsung. Dera dan Pandu menghampiri Tia dan Rasta, setelah melihat beberapa orang membubarkan diri.


"Cieeeee udah akrab cieeee" goda Dera
"Apaan sih?" Sahut Tia malu-malu
"Duduknya deketan lagi. Gerak cepat nih kak?" goda Dera sambil tertawa cekikikan. Rasta hanya tersenyum.


"Ayo ke Adrian, kasihan dia sendirian" ucap Dera


Mereka menghampiri Adrian. Wajahnya pucat, badannya menggigil, bibirnya membiru, kameranya jatuh ditanah. Dia memeluk kakinya.


"Yan" teriak Tia
"Peluk Adrian Tia" ucap Dera langsung berlari bersama Tia kemudian memeluk Adrian.
"Yan maafin kita" ucap Tia
"Astagfirulloh yan, maaf kita egois" sahut Dera yang mulai panik


Teriak Tia tadi benar-benar membuat kaget semua orang disekitarnya. Yuna dan Talita langsung berlari kemudian ikut memeluk Adrian.


"A... Ku... Gpp guys" jawab Adrian dengan bibir yang bergetar kedinginan.
"Apanya yang gpp sih yan" bentak Yuna

Talita mulai terisak sehingga mebuat Dera, Tia dan Yuna ikut menangis terharu.


"Terimakasih guys, sudah hangat sekarang" jawab Adrian "kalian gak kasian sama pacar-pacar kalian?" Tanya Adrian dengan keadaan seperti ini masih memikirkan hal itu.


Semua sahabat Adrian yang memeluknya menggeleng kompak, mereka merasa bersalah meninggalkan Adrian sendirian dan asik dengan sendirinya. Rasta, Pandu, Surya dan Aris disana hanya duduk binggung apa yang harus dilakukan.


"Guys, kasian pacar kalian. Jangan berlebihan begitu. Aku sudah gpp. Lepasin ya" ucap Adrian yang mulai meronta


Akhirnya mereka melepaskan pelukannya, tapi Dera dan Tia tetap melingkarkan tangan mereka pada lengan Adrian. Sedangkan Yuna dan Talita memegang telapak tangan kanan dan kiri Adrian. Sesekali Yuna menggosok kedua tangannya, kemudian menempelkan pada wajah Adrian.


"Terimakasih guys, aku tak menyangka kalian masih peduli terhadapku. Kita memang sahabat selamanya. Terimakasih sekali lagi" ucap Adrian dengan mata berkaca-kaca.


Semua sahabat perempuan Adrian malah menangis mendengar perkataan itu.


"Ris, tolong kamu turun ya, belikan teh hangat. plisss" suruh Yuna
"Iya kek, sama Surya aja belinya" ucap Talita


"Astaga dari dulu emang lebay lo!" Ketus Surya melirik sinis kearah Adrian.


"Surya" bentak Tia yang menyipit kerahnya termasuk Talita, Dera dan Yuna.


"Ndu, kamu juga ikut turun ya. Sekalian belikan minum. Haus" ucap Dera sambil nyengir kuda.
"Nah kan daripada nganggur kalian gak ngapa-ngapain mending gitu aja, turun kebawah" jelas Tia
"Iya iya duh repot deh" celetuk Surya
"Yang ikhlas Surya" celetuk Yuna
"Terimakasih semua sudah mau membantu" sahut Adrian pelan.


Semua lelaki itu pergi kebawah dengan wajah tak enak, pacar mereka lebih memperhatikan Adrian sampai sebegitunya. Tapi dibalik itu mereka sadar, Adrian lebih mengenal dalam perempuan mereka, Adrian mengenal lebih dahulu. Mereka juga tak enak pada Adrian. Ada rasa cemburu dihati mereka, tapi berusaha ikhlas.


"Guys, entahlah ini akan sampai kapan kita kayak gini. Aku harap ini selamanya ya buat kita, kalian masih memperdulikan sahabat kalian. Aku bangga sama kalian. Di tempat indah ini, untuk pertama kalinya kita berpelukan bersama dan menangis bersama karena sahabat. Bahkan kalian lupa kalau ada pasangan kalian disini. Terimakasih pengorbanannya. I love you guys" jelas Adrian.
"I love you to" jawab semuanya kompak lalu memeluk Adrian bersamaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar