Rabu, 28 Mei 2014

Mata ke Hati

"Common guys, udah mau jam 7 segera ke aula universitas" ajak ketua ospek dengan sedikit berlari dengan panitia ospek lainnya.

Semua panitia pun berhamburan menuju Aula universitas. 

"Vir, ikut ke kamar mandi dulu yuk, kebelet" ajak Ayu dengan muka yang sangat lucu.
"Gila nih ya, kenapa gak dari tadi sih? Di omelin baru tau rasa lo!" Jawab Vira
"Ah iya bentar aja" bujuk Ayu

Vira pun mengantarkan Ayu ke kamar mandi untuk buang air kecil. Setelah itu mereka langsung berlari menuju aula, yang tak begitu jauh dari kamar mandi. Suasana tampak ramai di aula, ribuan mahasiswa baru memadati disana.

"Gila yu, kita deketan jadi kaka PK nya aku 13 kamu 14" seru Vira sambil memeluk Ayu girang.
"Haha alhamdulillah" jawab Ayu ikut membalas pelukan Vira.

*****

Hari ketiga OSPEK...

Jam sudah menunjukkan 5sore. Panitia mulai mengumumkan apa saja yang akan dibawa untuk besok harinya bagi mahasiswa.

"Dek kamu gak nulis?" Tanya Vira pada adik maba kelompok Ayu
"Tenang mbak, ada dia kok. Nanti nyontek" jawab adik laki-laki itu
"Ih curang ya, hai dek! Kamu! Jangan mau dibohongin sama dia" goda Vira tertawa pelan
"Suka-suka dong kak, orang kak Ayu ajah yang kaka PK sendiri gak protes" bantah laki-laki itu dengan meringis
"Lah dia emang gitu, cuek. Namamu siapa sih dek?" Vira melihat kearah papan namanya "oh Aditya Syahputra"
Aditya hanya nyengir gak jelas, merasa tak berdosa.

*****

Hari kelima OSPEK...

Seperti pada umumnya, di sekolah dasar, menengah ataupun universitas jika mengadakan orientasi siswa selalu saja ada upacara setiap harinya. Kalau panitia sih no problem karena mereka berdiri di belakang murid atau mahasiswa baru bisa dudukan dengan santai.

Hari sudah menunjukkan siang, waktunya istirahat dan sholat makan siang. Beberapa panitia sie komsumsi membagikan beberapa nasi kotak. Panitia? Jangan tanya mereka makan minum saat mahasiswa baru ada materi.

"Dek yang mau sholat buruan dan makannya juga dicepetin" teriak beberapa panitia.

Semua mahasiswa berhamburan keluar untuk melaksanakan sholat dhuhur dan ada pula yang sedang makan, menghabiskan makan siang yang dibagikan panitia.

Setelah beberapa materi selesai, beberapa peserta mahasiswa baru kembali ke aula. Nah! Ini dia yang ditunggu beberapa panitia inti, meminta tanda tangan yang entah dari tradisi mana selalu terjadi dari jaman SMP sampai Universitas. 

"Kak Vir, bagi TTD dong" ucap Adit yang mendekati Vira yang sedang melihat mahasiswa baru sedang berusaha menghibur ketua Ospek agar bisa mendapatkan tanda tangannya.

Vira langsung tersadar "Loh dek sebaiknya panitianya ajah dulu nanti kakak PK nya gampang" jawab Vira
"Gpp kak, nanti ajah males" ucap Adit sambil nyengir kuda "eh kak ini ada yang titip TTD juga temen-temen" lanjutnya sambil memberikan kertas milik teman-temannya. 
"Waduh dek, banyak amat" sahut Vira geleng-geleng kepala.

"Eh rumah kakak mana?" Tanya Adit tiba-tiba yang membuat Vira melotot kearahnya.
"Jangan kak modus itu" sahut Bryan, adik kelompoknya Vira yang tiba-tiba juga mendekat dengan beberapa kertas.

Vira menyahut dengan tertawa "Buat apa dek?" Tanya Vira.
"Ya gak papa kak, buat tau daerah surabaya ajah" jawab Adit polos.
"Udah kak jangan percaya" celetuk Bryan sambil tertawa cekikikan "kak, sekalian" lanjutnya memberikan kertas untuk ditanda tangani.

Vira hanya tertawa dan menggeleng-geleng dari tadi. Sungguh dia tak tega melihat wajah Adit setelah di ledek oleh Bryan dan langsung terdiam.

Test... 1... 2... 3...

Suara mikrofon pembawa acara membahana di seluruh aula sehingga membuat beberapa orang mengalihkan pandangannya kearah dua perempuan itu, ya itu Anggun dan Novi yang menjadi pembawa acara selama 5 hari ini.

"Semua kegiatan harap dihentikan, kita akan memperkenalkan beberapa Unit Kerja Mahasiswa atau biasa kalian di sekolah disebut Ekstra Kurikuler" ucap Anggun.

"Oke, UKM yang pertama, silahkan maju perwakilan basket" lanjut Novi.

Dua laki-laki maju, ya itu ketua dan wakil ukm basket si Gilang dan Pradana. Semua mata perempuan seakan terpana oleh tubuh tinggi dan atletis mereka. Kemudian dilanjutkan dengan beberapa UKM lain yang juga menunjukkan wajah-wajah charming 'strategi pemasaran UKM yang bagus' bisik beberapa panitia.

"Oke yang terakhir kita kenalkan UKM Fotografi, silahkan perwakilan bisa maju" ucap Novi

Kali ini UKM yang diikuti Vira dan Ayu. Mereka berdua berharap banyak yang ikut, terlebih adik maba mereka sendiri. Fredian selaku ketua UKM maju, dia tak kalah tampan dengan Gilang, sehingga banyak menyita pandangan perempuan disana.

"Kenapa yang maju ganteng-ganteng dan cantik-cantik ya perwakilan UKM?" Bisik Vira pada telinga Ayu
"Njiiir, bego lo! Namanya strategi pemasaran. Biar banyak yang ikut keleeees" sahut Ayu terkekeh

"Hey Adit dan Bryan" sapa Vira yang melihat keduanya sedang mengobrol "kalian ikut ya fotografi. Nanti ketemu kita berdua" lanjutnya dengan senyum manisnya memeluk lengan Ayu.
"Ogah ah kak, kayaknya aku mau ikut futsal aja" sahut Bryan
"Iya kak, kayaknya nanti aku mau ambil volly sama bulu tangkis" ujar Adit
"Ah kalian gak asik banget" sahut Ayu langsung cemberut.

****

Seminggu setelah ospek. Kuliah pun belum berjalan karena krs an mahasiswa tingkat atas di samakan dengan mahasiswa baru. Adit pun ternyata memilih satu kelas dengan Bryan karena mereka satu jurusan Akutansi.

"Kak Ayu" teriak Adit saat melihat Ayu duduk di kantin pusat kampusnya
"Hai dit, hai yan" sapa Ayu
"Hai juga kak" sahut Bryan
"Kalian satu jurusan?" Tanya Ayu
"Iya kak, satu kelas juga hehe" jawab Adit terkekeh
"Kita boleh duduk sini kak?" Tanya Bryan meringis tapi sudah nyelonong duduk duluan.
"Silahkan, inikan tempat umum. Bebas" ucapnya langsung fokus ke hpnya lagi.
"Oya kak Vira mana?" Tanya Bryan
"Oh dia lagi otw kesini kayaknya. Katanya sih udah di parkiran"

"Hey sis, sorry sorry telat, udah krsan belom?" Tanya Vira yang tiba-tiba datang "eh kok ada kalian berdua disini?" Lanjutnya

Adit dan Bryan kaget melihat penampilan Vira, berbeda dengan yang mereka liat saat ospek. Vira terlihat lebih manis dengan memakai rok peach serta cardigan warna hitam, dan kerudung pasmina motif bunga yang ia kreasikan. Simple dan anggun.

"Hm ada yang terpesona nih" celetuk Ayu melihat Bryan dan Adit yang matanya masih menatap lekat kearah Vira.

Vira tertawa dan duduk disebelah Ayu melihat kedua laki-laki ini terus menatapnya.

"Halo adek-adek, whats your problem? Jangan diliatin mulu nanti kecantol" ucap Vira mengeleng-gelengkan kepalanya.
"Udah kecantol kok kak" celetuk Adit tak sadar

Vira dan Ayu langsung tertawa, membuat seluruh mahasiswa yang ada di Kantin menoleh kearah mereka. Adit pun langsung sadar dari lamunannya.

"Kak Vira, emang cantik tau. Coba kamu lihat foto profil Whatsapp nya, gak pakai jilbab aja manis, apalagi pakai jilbab, surga udah" ucap Bryan terkekeh

Mata Vira langsung membelalak mendengar ucapan Bryan dan langsung mengecek aplikasi Whatsapp di hpnya. Sepertinya dia lupa mengganti foto profil di Whatsapp.

Lagu Miss Independent dari Ne-Yo terdengar di Hp Vira. -Fredian UKM Pgraph-

"Assalamualaikum. Ada apa Pret?"

"......"

"Hm oke kalau gitu, ini aku juga lagi sama Ayu. Otw. Bye"

"......"

"Walaikumsalam"

Vira masih kaget dengan apa yang dikatakan Fredian di telepon.

"Gawaaat" teriak pelan Vira mengoyangkan lengan Ayu. Ayu hanya menoleh kearah Vira.

"Selow sis, ada apa?" Tanya Ayu
"Kata si Pret, pacar lo itu kita disuruh kumpul ke basecamp, yang ikut UKM teater melebihi ekspetasi" jawabnya
"Pacar, pacar, enak aja lo! Aku lagi males ah ngurus begituan" sahutnya malas
"Ah pasti lo cemburu kan, yang ditelpon Pret bukan lo, tapi aku, huh?" Tanya Vira tersenyum menggoda.
"Apaan sih? Yaudah ayo" ucapnya berdiri dari tempat duduknya
"Duluan ya dek" pamit Vira dan Ayu

Vira dan Ayu pun pergi meninggalkan Adit dan Bryan. Antusias yang ikut UKM fotografi memang terlihat banyak. Formulir pendaftaran yang mereka dapat hampir 100 orang lebih. 

"Eh Pret, aku mau protes sama kamu!" Protes Ayu
"Apa sih yu? Belum apa-apa protes" jawab Fredian sambil melihat isi kertas formulir.
"Gini ya, kan sekretaris itu aku, kenapa yang ditelfon si Vira? Dia kan wakilku" sahutnya langsung cemberut
"Kan sama ajasih" jawab Pret sambil melihat-lihat formulir "atau jangan-jangan kau cemburu yah" lanjutnya menggoda perempuan yang disukainya ini.
"No ya!" Ucap Ayu tersadar, ternyata dia cemburu jika Vira mendapati perhatian lebih dari Fredian.
"Halah ngaku aja lo yu" celetuk Vira terkekeh.
"Apaan sih lo Vir, seneng kan aku di permalukan?" Tanya Ayu agak sinis dan langsung keluar dari basecamp membanting pintu cukup keras, yang membuat seluruh anggota UKM yang di basecamp kaget.
"Seperti biasa, kak Pret tersayang, kesayangannya lagi ngambek itu, kejar dong" ucap Vira terkekeh "kejar kali oy, sini kertasnya biar aku aja yang liat" lanjutnya mengambil alih kertas yang dipegang Fredian.

Fredian keluar dari ruangan mencari keberadaan Ayu yang sedang ngambek kepadanya. Sifatnya yang kadang dewasa kadang juga seperti anak kecil membuat Fredian kadang harus ekstra sabar untuk dekat dengannya, namun ia tak pernah menyerah meskipun ia tau Ayu juga suka padanya.

*****

Sebulan Kemudian.....
Hari Sabtu adalah hari libur yang dinantikan oleh mahasiswa, walaupun jadwal mata kuliah belum padat. Namun hari ini ada pembukaan bagi peserta baru UKM setelah sebulanan ini mengumpulkan data-data peserta yang ikut serta tanya jawab kenapa ikut UKM Fotografi. 

Acara pun berlangsung dengan sukses sesuai dengan rencana. Jujur Vira masih terpikir oleh kata-kata Adit saat ospek dulu "kak, rumahnya kakak dimana?" Itu yang sering ia pikirkan. Apakah Adit menyukainya? Oh tidak. Vira membuang rasa penasarannya.

"Kak Ayu" sapa Adit dari kejauhan kerumunan anggota baru UKM fotografi yang baru datang dan mendekat kearah Ayu.

"Loh dit? Jadi ikut disini? Hebat-hebat gak sia-sia jadi kakak pk kamu, ada adik mabanya yang mau ikutan" Ayu tertawa cekikikan
"Iya kak, ini coba-coba aja kali cocok" sahutnya tersenyum. Adit hanya tersenyum sambil melihat kekanan-kiri.

"Cari apa dek?" Tanya Ayu
"Oh enggak kak" jawab Adit kaget
"Oh yaudah aku tinggal dulu. Nanti kalau binggung masalah UKM tinggal sms aku aja dek. Selamat bergabung ya. Duluan" ucap Ayu sambil menepuk pundak Adit

*****

Seminggu kemudian...

From : Ayu UKM Pgraph
Sis, pulsaku abis kakak, minta tolong smsin keseluruh anggota baru ya. Jadwal UKM sabtu dan Minggu Jam 9. Thankyou. Mwaaah:*

To: Ayu UKM Pgraph
Oy, makanya bikin grup di WA apa LINE biar gak pakai pulsa. Nyusahin aja woy;pp oke bu bos ketua UKM:*

From: Ayu UKM Pgraph
Ah cerewet lo! Haha
Jangan panggil bu bos ketua UKM, lagi bete sama doi cyin. Udah belum oy? Cepetan! Nanti Pret ngomel lagi-_-

To: Agus, Rico, Adit, Kadir, Abdul, Abu, Fikri, Ridwan, Yunus, Yusuf, Fika, Maria, Maya, Aida, Ria, Widia, Fatma, Wiwin, Tri, Novi and 80 others
Selamat siang mahasiswa baru Universitas 10 November Surabaya. Saya perwakilan dari Wakil Sekretaris UKM Fotografi ingin memberitahukan bahwa jadwal UKM kita hari sabtu dan minggu jam 9pagi di Aula. Karena kalian masih baru kita latihan teori sambil share-share dulu aja. Terimakasih.
Regards, Vira.

Beberapa menit kemudian hpnya seakan kena spam banyak yang membalas "ok kak" "terimakasih kak" dan sebagainya. Adapula yang bertanya seputaran UKM. Satu pesan menarik perhatian Vira.

From: Adit Maba UKM Pgraph
Halo kak Vir, ini Adit adik mabanya kak Ayu yang ganteng haha terimakasih infonya kak:)

To: Adit Maba UKM Pgraph
Loh jadi ikutan? Hehe oke aduh pedenya ya bilang diri sendiri ganteng.

From: Adit Maba UKM Pgraph
Gpp kak, kan pas kakak yang cantik dan manis sama aku yang ganteng haha bercanda loh kak.

To: Adit Maba UKM Pgraph
Haha ngakak dek, iya deh terserah kamu. Makasih ya udah mau gabung. Selamat bertemu aku yang katamu cantik dan manis ini 2 hari lagi:3 wkwk *lah kok ikutan pede juga-_-

From: Adit Maba UKM Pgraph
See you kak cans:3 tapi emang begitu kenyataannya kok:)

To: Adit Maba UKM Pgraph
Ya. Ya. Udah dulu ya mau nugas dulu. Selamat malam:)

From: Adit Maba UKM Pgraph
Yuhuuu kak. Good night sweetie:3

Vira seakan tak bisa berhenti tersenyum melihat sms dari Adit dan membacanya sampai berulang-ulang. Entah apa yang dirasakan hatinya sampai ia merasa ada kebahagiaan tersendiri.

*****

Sabtu. Pukul 09.00 WIB.
Suasana tampak sangat ramai di gedung serbaguna kampus. Anggota baru sudah mulai datang satu persatu. Fredian selaku ketua UKM langsung memberikan materi ringan seputar fotografi.  Sesekali menanyakan apa di sekitar anggota baru yang lebih mengerti bisa menjelaskan materi tersebut.

Majulah satu anak lelaki, dia memperkenalkan diri namanya Muhammad Fikri Ramadhan. Laki-laki tingginya yang hampir sama dengan Fredian adalah mahasiswa Akutansi. Dia memang tampak sudah ahli dalam ini, dan dia berusaha menghormati dan tidak menggurui Fredian.

Tiba-tiba pintu terbuka. Vira dan Ayu datang terlambat 30menit.

"Maaf" ucap Vira dan Ayu pelan kearah Fredian. Fredian hanya mengangguk mukanya tanpa ekspresi.

Mereka berdua langsung mencari tempat duduk yang setidaknya tak menganggu anggota baru. Mereka menemukan tempat duduk bersebelahan dengan tempat duduk Adit.

"Hai dit" sapa Ayu pelan
"Hai kak ayu, kak vir" sahutnya tersenyum kearah Ayu dan Vira.
Vira hanya mengangguk, jujur dia tak bis mengontrol detak jantungnya jika melihat Adit.

"Dek yang nerangin itu siapa? Maba? Pinter ya dia" tanya Ayu
"Iya kak, dia Fikri anak Akutansi. Maklum kata dia, Papanya fotografer jadi udah diajarin" jelas Adit

****

Dies Natalis Universitas 10 November Surabaya akan berlangsung 1 bulan lagi. Tepatnya tanggal 10 November 2015. Semua anggota UKM Fotografi bersiap untuk lomba Fotografi yang diadakan UKM, tak hanya anggota UKM yang jadi peserta tapi Mahasiswa diluar UKM juga ada yang ikut serta dalam lomba.

Fredian sengaja membuat rapat dadakan untuk lomba ini. Untuk menentukan panitia. Dan memberi tau seluruh anggota UKM Fotografi agar segera berkumpul di Aula melalui grup WA yang dibuat Ayu. Banyak dari anggota yang tidak bisa hadir, karena sedang ada mata kuliah dan ada beberapa yang terpaksa meninggalkan mata kuliah yang akan dimulai.

"Selamat siang" sapa Tristan wakil ketua ukm.
"Siang kaaaak" jawab semua
"Maaf mengganggu waktu kuliahnya, kalian tau kan ada lomba fotografi yang diadakan ukm kita?"
Semuanya menjawab dengan anggukan.
"Ternyata yang ikut tak hanya dari anggota, tapi diluar anggota juga" ujar Tristan "jadi saya butuh panitia untuk mengurusi event ini, tak mungkin kan selamanya kita yang senior jadi panitia" lanjutnya

Ada wajah kecewa diantara mereka, karena kalau jadi panitia tak akan bisa ikut lomba.

"Calm. Calm. Dont be sad. Kalian yang jadi panitia masih tetep bisa kok jadi peserta" sahut Fredian
Wajah mereka tampak ceria kembali.

"Eh maaf menganggu" suara itu tiba-tiba datang. Laki-laki itu masuk di Aula.

Laki-laki itu menghampiri Tristan yang berada di depan. Fredian langsung berdiri dari tempat duduknya, dia tau itu Kak Alfin anak semester 7 mantan ketua UKM Fotografi. Semua mata perempuan langsung teralih kearah Alfin yang tampan dan bertubuh tinggi, satu kata 'perfect'.

"Ada apa kak?" Tanya Fredian
"Boleh pinjem anggotanya gak? Yang perempuan?" Tanya Alfin dengan suara yang teduh dan sopan sambil melihat keseluruh anggota perempuan.

"Buat?" Tanya Fredian penasaran kemudian mendekat kearah Alfin.
"Maaf sebelumnya, ini kan sama Kampus disuruh buat UKM baru Modeling. Jadi tadi abis kumpul-kumpul sama alumni UKM Fotografi, eh ternyata kalian lagi kumpul, jadi mau pinjem anggotanya 10 orang boleh?" jelasnya
"Sama aja anda mau ambil anggota UKM Fotografi jadi anggota modeling dong?" Tanya Vira geram lalu mendekat kearah Fredian kemudian disusul Ayu.

"Gak, saya hanya meminjamnya sebentar sampai dies natalis kampus" jawan Alfin masih tenang
"Anda mantan ketua ukm fotografi kan? Bagaimana perasaan anda kalau ada anggota yang diambil UKM lain?" Tanya Vira menyipit kemudian berdiri disamping Fredian.

Alfin hanya terdiam melihat Vira dengan tampak tak enak menatapnya tajam. Dia hanya bisa tersenyum, tak tau apa yang harus dilakukan. Apakah perbuatannya salah apa benar, hingga membuat salah satu anggota ada yang tak terima.

"Yaudah gpp kak, pilih ajah yang mau kakak jadiin model" ujar Fredian pasrah tak ingin ada perdebatan. 
"Preeeet" teriak Vira dan Ayu bersamaan.

Vira merasa hatinya sangat terbakar, karena mengumpulkan mahasiswa baru untuk berkumpul disini susah, karena mereka harus bolos kuliah. Ayu dan Vira sampai personal chat untuk membujuk anggota yang kemungkinan bisa hadir. 

Alfin pun memilih anggota perempuan yang di Aula. 'Pasti yang dipilih yang cantik-cantik' batin Vira dalam hati. Ternyata apa kata Vira benar yang dipilih anggota yang cantik-cantik. Termasuk Ayu, dipilihnya. Ayu memang berwajah cantik, mukanya enak dilihat, badanya bagus, tak heran jika Fredian suka padanya.

"Sorry i'm not" jawab Ayu tegas

Kemudian Alfin melihat dari semua perempuan yang tersisa tak dipilih adalah Vira dan beberapa perempuan yang modelnya seperti laki-laki atau penampilannya agak berantakan. Alfin pun menunjuk Vira sebagai orang terakhir yang dipilihnya. 

"Sorry i'm not too" jawab Vira ketus.
"Jangan nolak dong, kamu satu-satunya yang berjilbab" ajak Alfin
"I dont care" sahut Vira memalingkan muka pada Alfin.
"Hei plis" ucap Alfin langsung mencengkram pergelangan tangan Vira.
"LEPASIN!" bentak Vira sambil berusaha melepaskan tangannya "sopan dong jadi laki-laki" bentaknya lagi.

Akhirnya Alfin melepaskan genggaman tangannya "Sorry" jawab Alfin dengan wajah tenangnya.

Kemudian Alfin pergi dengan 9 anggota perempuan. Untungnya, jumlah anggota Fotografi laki-laki lebih banyak jadi tak menjadi masalah yang begitu berat. Tapi Vira tetap marah-marah terhadap Fredian kenapa dia melepaskan anggotanya begitu saja. Fredian hanya tersenyum melihat Vira yang uring-uringan daritadi.
Adit kemuadian mendekat kearah Vira, menenangkan Vira.

"Kak vir, duduklah" ucap Adit pelan sambil tersenyum

Vira menghela napas, kemudian duduk disamping Adit. Kemudian Adit langsung pergi dari Aula dengan tiba-tiba. 

Beberapa menit kemudian....

"Eh gawat, ada yang berantem sama si Alfin kayaknya dia anggota kalian deh" suara perempuan itu terengah-engah masuk kedalam aula. 

Hampir seluruh anggota UKM Fotografi keluar ruangan. Mereka tak menyangka yang bertengkar itu Adit, padahal Adit tergolong orang yang cukup diam.

"STOP!" Teriak Fredian. Sambil beberapa orang melerai keduanya.

Keduanya mulai memberhentikan pertengkaran. Kemudian Fredian menyuruh beberapa orang untuk menggotong mereka berdua. Keduanya lumayan babak belur dan merusak wajah tampan mereka.

"Tolong kalian bawa ke uks ya kak Alfin" suruh Fredian "sini biar si Adit aku bawa basecamp aja" lanjutnya

Di Bascamp...
Vira langsung membantu mendudukkan Adit ke tempat duduk dan menyuruh Ayu mengambil kotak P3K

"Kamu kenapa mukulin Alfin dit?" Tanya Ayu
"Aku gak suka kak, dia gak sopan orangnya" jawabnya sambil menahan kesakitan.
"Badanmu sakit ya? Lepasin aja bajunya nanti biar diobatin" suruh Ayu

Aditpun melepaskan bajunya. Benar dibadannya terdapat luka lebam dan sedikit lecet. Vira mengoleskan minyak tawon pada daerah yang lebam.

"Jangan dipegang" ucap Ayu sambil menepuk tangan Adit saat ingin memegang badannya yang sakit "nanti infeksi tanganmu gak steril" lanjutnya
Adit hanya terdiam menahan kesakitan.

"Itu bawah mata kamu lebam juga nanti aku ambilin air anget sama handuk. Bentar" sahut Vira sambil mengambil handuk rendaman air hangat lalu ditaruhnya ke bawah mata Adit.

"Makasih kak" ucap Adit tersenyum kesakitan sambil memegang handuknya
"Kamu berantem model apa sih? Itu pergelangan tangannya luka-luka pula. Astaga" sahut Ayu melihat tangan Adit yang penuh luka, lalu dibersihkan luka itu langsung dipasangkan kassa dan plester.
Adit hanya tersenyum
"Yaudah dit kita tinggal dulu, mau ke Aula lagi. Assalamualaikum" pamit Vira sambil mengandeng tangan Ayu meninggalkan Adit di basecamp.

To: Kak Vira, Kak Ayu
Hai kakak-kakak baik. Terimakasih sekali lagi tadi udah mau ngerawat Adit. Meskipun dirumah tadi ditanyain budhe ini itu, tapi tak apalah. Makasih ya kak sekali lagi:) - 18.25 WIB.

From: Kak Ayu
Iya cepet sembuh ya dek, gak usah lebay pakai sms segala haha gws:3 - 19.30

-

From: Kak Vira
you're welcome:) maaf baru bales gak sempet pegang hp. Gimana udah mendingan? Duh dimarahin ya kamu? Maaf ya. - 22.00

To: Kak Vira
Udah kok, sehat banget malah. Kan tadi dirawat sama kakak-kakak baik dan cantik lagi. Maaf buat apa kak?

From: Kak Vira
Modus banget-_- ya maaf kalau kamu harus berantem buat ngebela ukm. Saya minta maaf atas nama ketua ukm.

To: Kak Vira
Siapa bilang aku berantem buat ngebela ukm?:p Aku kan ngebela kak Vira, aku gak suka aja dia berbuat kasar sama kamu kak!

From : Kak Vira
Ngapain? Kamu itu aneh-aneh ya. Kenapa kamu gak terima coba? Gini ini malah aku yang sungkan sama kamu.

To: Kak Vira
No problem, orang aku gak kenapa. Tadi sudah dirawat kakak aja udah bikin sembuh haha;p minta id line kak?

From: Kak Vira
Dih kamu gitu mulu. Modus terus. Yaudah dit, aku tidur dulu ya. Udah ngantuk. Kamu cepet sembuh. Id: Virvira95

Ting!
Notification Line dari hp Vira.

Adit : oke kak, have a nice dream:3 jangan lupa mimpiin aku:*

Vira : emotnya dek haha-___-

Adit : loh belum tidur kak?
Adit : Maaf, Maaf bercanda:)
Adit : good night sweetie(:

Vira tak ingin membalas sms Adit karena takut obrolan nya semakin tak karuan dan terlebih matanya sudah tak kuat untuk menutup mata. Merasakan tubuhnya ingin berada diatas kasur.

****

2minggu kemudian....
Lomba fotografi dimulai selama 3hari dengan tema universitas apapun itu. Dimulai dari jumat sampai minggu. Dan hasilnya akan dipamerkan saat Dies Natalis kampus seminggu lagi.
Semua peserta tampak antusias. Semua tampak menjeprat jepret sana sini. Vira, Ayu, Fredian dan beberapa anggota inti lain tak mengikuti lomba. Hanya menjadi panitia.

"Kak Vir, sendirian aja?" Tanya Adit mendekati Vira yang sedang duduk dipinggir danau kampus melihat peserta yang lagi memotret sana sini.

"Hm?" Tanya Vira sedikit gak fokus
"Kak Vira?" Sapa Adit lagi sedikit lebih keras.

Vira tersentak melihat Adit sudah duduk disebelahnya, jujur dia menghindar dari Adit selama 2 minggu ini. Bukan malas bertemu Adit, tapi takut dia tak bisa mengontrol detak jantungnya saat bertemunya. Laki-laki dengan tubuh tinggi yang sama dengannya, lesung pipi yang tercetak jelas ketika tersenyum, 11-12 dengan Afgan hanya saja dia tak berkacamata.

"Sweetie" Sapa Adit lagi yang melihat Vira melihatnya begitu dalam.
"Hei, berhenti memanggilku seperti itu!" sahut Vira tersadar.
"Aaaaaah mukanya memerah, suka aja aku panggil seperti itu" teriak Adit kegirangan
Vira langsung memegang pipinya yang panas, pasti merah sekali "sial!" Batinnya.

"Kamu kenapa gak motret?" Tanya Vira berusaha menenangkan dirinya sendiri.
"Bosen kak, mau liat pemandangan dari tuhan, ciptaannya begitu indah" Jawab Adit menggoda Vira, Vira hanya menoleh malas.

Keduanya hening tak terdengar suara, Adit melihat wajah Vira yang begitu bagus, dia tak bisa tinggal diam untuk tak memotretnya. Wajah yang begitu tenang, dia memejamkan matanya serasa sedang menenangkan diri dengan angin yang menerpa wajahnya.

"Kak" sapa Adit
Vira tak bergeming, dia hanya diam di tempat.
"Swetie!" Sapanya lagi sedikit keras, Vira langsung menoleh kearahnya.

KLIIIK!

"Adiiiiiit" teriak Vira, sambil merebut kamera Adit "liat sini gak! Jelek tau astaga" ucapnya sambil berusaha mengambil kamera.
"Jangan kak" sahut Adit sambil menjauhkan kameranya dari Vira
"Dit hapus, gasuka ah" seru Vira masih memaksa mengambilnya dari Adit, tak terima dirinya di potrait dengan posisi ekspresi itu.

DUUKKK!!

Bagian depan SLR Adit mengenai dahi Vira.

"Aw" teriak Vira sambil menutupi dahinya.
"Duh kak, maaf ya. Maaf banget kak" sahut Adit sambil memegang dahi Vira, tampak diwajahnya merasa bersalah.

Sentuhan tangan Adit bagai sengatan listrik dalam hati Vira, lagi-lagi degup jantungnya tak karuan. "Lo kenapa Vir? Bego banget sih, gini aja udah deg-degan" makinya sendiri dalam hati.

"Ini kak aku hapus deh" lanjut Adit melepaskan tangannya dari dahi Vira dan menghapus foto Vira dari kamera SLR nya. Vira hanya mengangguk tersenyum.

"Kak" sapa Adit pelan
Vira hanya menoleh kearahnya
"Nanti pulang bareng ya" ucap Adit
Vira langsung membelalakan matanya, menatap Adit tak percaya.
"Mau kan kak?" Tanya Adit kembali.
Vira tak bisa menghentikan dirinya untuk terus tersenyum dan menganggukan kepalanya.

Adit tersenyum kepadanya, dan lompat-lompat kegirangan. Vira yang melihatnya malu dan menggeleng-gelengkan kepalanya karena Adit jadi tontonan banyak orang.

Pukul 17.00 adalah akhir batas event lomba UKM Fotografi, beberapa peserta ada yang sudah pulang daritadi, ada beberapa yang masih menetap dan bergeming dengan kameranya. Vira menatap jam tangannya, segera berjalan menuju basecamp untuk berpamitan pulang dan tak bisa menemani Ayu pulang bersama naik Bus Kota seperti biasanya mereka.

"Vira! Savira!" Teriak seorang laki-laki saat Vira melewati lorong kampus.

Vira menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya "Dia? Ngapain tuh orang? Mana sepi lagi" ucapnya pelan. Orang itu adalah Alfin yang sekarang berjalan menuju kearahnya.

"Ada apa ya?" Tanya Vira sinis.
"Kamu masih marah dengan saya?" Tanya Alfin balik.
"Enggak, boleh permisi gak? Saya mau pulang" pamit Vira membalikkan badannya, tangan Alfin langsung meraih pergelangan tangan Vira dan langsung memberhentikan langkahnya. 

Vira sontak menoleh "lepasin!" Teriaknya pelan "Apa anda memang tak pernah diajari sopan santun, huh?" bentaknya pelan.

Alfin melepaskan tangannya dari pergelangan tangan Vira "Maaf sekali lagi. Saya hanya memastikan kamu tidak marah pada saya" ucap Alfin dengan sopan.
Vira hanya tersenyum seadanya "sudah saya maafkan dari kemarin-kemarin. Saya permisi dulu, ada perlu. Assalamualaikum" pamitnya lalu melangkah dengan aman dan tanpa gangguan.

Saat di Parkiran......

"Kok lama kak?" Tanya Adit sedikit khawatir.
"Tadi ada gangguan sedikit" jawab Vira
"Tapi gpp kan?" Tanyanya lagi
Vira hanya menggeleng dan tersenyum kearah Adit, Adit juga ikut tersenyum lega.

Suara Adzan Magrib berkumandang indah dan keras ke seluruh penjuru Universitas. Banyak orang yang langsung berlari untuk pulang dan adapula yang memberhentikan diri untuk sholat di Masjid Universitas yang tak jauh dari parkiran motor dan mobil Mahasiswa, termasuk Vira dan Adit menuju berjalan seiringan menuju Masjid Universitas.

Semua orang dari staf, dosen dan mahasiswa yang masih berada di Universitas sholat magrib secara berjamaah tampak khusyu'. Setelah witir selesai semua orang berbondong-bondong keluar.

Vira mengenakan sepatunya di luar masjid, kali ini dia memakai sneakers jadi harus membuat beberapa simpul. Saat dia selesai, dia melihat Adit yang sedang berbicara kepada Alfin, "tunggu! Mereka udah baikan?" Tanya Vira dalam hati dan langsung mengukir senyum saat Adit melihat kearahnya.

"Ayo kak" ajak Adit setelah selesai memasang sepatunya dan langsung meraih pergelangan tangan Vira.

Vira menoleh sinis kearah Adit dan matanya turun kearah tangannya. Mengisyratkan agar melepas genggaman tangannya, Adit melepaskan tangan Vira terpaksa. Keduanya kembali menuju ke Parkiran, lebih tepatnya parkiran mobil.

Vira menghentikan langkahnya "Tunggu! Kamu bukan orang surabaya kan?" Tanyanya penasaran
"Emang" jawab Adit singkat sambil berjalan menuju mobil Jazz warna merah.

"Kok bawa mobil? Bukannya anak kos-kosan?" Tanya Vire penasaran lagi.
"Sok tau nih kakak, aku tinggal di rumah budhe" jawab Adit tersenyum "masuk kak" ucapnya membukakan pintu mobil untuk Vira.
"Berlebihan tau gak sih Dit" sahut Vira tersenyum mendekat kearahnya dan masuk kedalam mobil Adit.
"Because, you're my princess and me you're prince" ucap Adit tersenyum manis kearah Vira dan menutup pintu mobilnya.

Vira hanya mengeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum mendengar jawaban Adit. Jantungnya seakan benar-benar di pompa, dia tak bisa mengendalikan detak jantungnya sendiri.

"Hm, Dit" sapa Vira saat ditengah perjalanan. Adit hanya menoleh kearahnya. "Boleh nyetel radio gak ya?" Tanyanya pelan. Adit hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

Reff lagu HiVi dengan judul Mata ke Hati terdengar, Vira langsung bersenandung pelan. Ini band Favouritnya, dia hafal semua lagu-lagu dari HiVi. Adit tersenyum memandangi perempuan yang berada disampingnya ini.

"Kenapa melihatku seperti itu?" Tanya Vira tersadar.
"Gpp kak, suaranya bagus" jawab Adit mengalihkan pandangan ke jalan raya.

"Kita kemana?" Tanya Vira memecah keheningan.
"Pizza Hut Darmo kak, laper belum makan siang daritadi, kakak juga kan? Aku tadi sibuk mandangin my sweetie di danau sih sampai lupa kalau belum makan" goda Adit terkekeh.

Vira merasakan pipinya memanas, ah mukanya pasti merah sekarang. Kenapa Adit selalu membuat pipinya merah?

Pizza Hut Darmo....
Adit langsung bergegas dengan cepat saat Vira akan keluar dengan membuka pintu mobilnya. Vira hanya tersenyum sambil menggeleng. Adit kembali memberanikan diri memegang tangan Vira, dan kali ini tak ada penolakan dari Vira. Keduanya duduk ditempat paling ujung, dengan sofa empuk. Tampak romantis karena rata-rata yang disini pasangan muda-mudi juga.

Pelayan Pizza Hut datang ke meja mereka, semua makanan yang pesan Adit, Vira hanya mengkuti keinginan Adit. Setelah menunggu selama 10 menit Pizza sudah datang ke meja mereka, keduanya masih hening.

"Terimakasih ya kak, sudah mau nemenin makan" ucap Adit memecah keheningan.
Vira mengangguk "kamu kelahiran tahun berapa Dit?" Tanya Vira yang masih melanjutkan makannya.
"Kenapa kak? 1995" jawab Adit binggung.
"Aku juga lahir 1995, bulan maret. Kayaknya tua aku ya?" Tanya Vira lagi
"Maybe, aku bulan Juni kak. Beda berapa bulan doang" sahut Adit "ada apa sih kak?" Tanyanya penasaran.
"Gpp. Berarti aku keluar sama brondong ya ini?" Tanya Vira kemudian tertawa.

Adit langsung paham maksud dari arah pembicaraannya "kalau aku brondong berarti kamu Tante girang kan?" Tanya Adit sinis.
"Yaaa! Enak aja kalau ngomong kita masih sama-sama 19 tahun, right? Emang muka aku muka tante-tante ya?" Tanya Vira dengan wajah cemberut.
"Kalau sudah tau, kenapa manggil aku brondong huh?" Tanya Adit masih dengan nada sinis.
"Iya, iya, iya maaf ya Aditya" ucap Vira masih dengan cemberutnya

Adit langsung mencubit gemas, Vira yang sedang cemberut karenanya "You're my sweetie, oke?" Tanyanya dengan senyum paling manis yang dimilikinya. Vira tak bisa menahan senyumnya jika Adit memanggilnya 'sweetie'.

Keduanya kembali mengobrol ketika makan, Adit tak berhenti-henti menggoda Vira dari cemberut hingga kembali tersenyum. Setelah selesai makan keduanya melirik jam tangan mereka dan tersentak kaget. Keduanya lupa memberi tahu keluarga mereka kalau pulang malam.

Jam 20.00 tepat Vira diantar oleh Adit kerumahnya. Vira sempat menawarkan Adit untuk masuk ke rumahnya, tapi dia menolak dan beralasan takut budhe nya mencari dia karena sudah malam.

Vira masuk kedalam rumahnya dan mendapat tatapan menggoda oleh Ayah dan Mamanya. 'Seperti tak pernah muda saja' batinnya dalam hati dan langsung berlari ke kamarnya. 

Ting! #LINE

Aditya : aku pulang dulu sweetie:3
Aditya : salam ya buat orangtuamu:) 20.05

Savira : Thanks ya, udah ditraktir:)
Savira : sering-sering loh haha
Savira : Terimakasih udah nyepik mulu daritadi ke saya wkwk

Aditya : Terimakasih kembali sweetie:3
Aditya : pasti mukanya merah deh sekarang
Aditya : Tiap hari keluar sama kamu juga rela, gpp mah aku ikhlas:)

Savira : Nyetir sana oy!
Savira : Jangan nyepik mulu-_-
Savira : hati-hati bawa mobilnya:)

15 menit kemudian...

Aditya : Sudah sampai rumah sweetie:3
Aditya : Aku gak nyepik itu, seriusan:v
Aditya : Dasar kamunya aja yang gak peka

Savira : kok cepet nyampenya?
Savira : rumahmu daerah mana?
Savira : gak usah lebay oke?;pp

Aditya : takut kamu kangen aku
Aditya : jadinya harus cepet-cepet bales
Aditya : tangan aku gatel banget pengen chat kamu
Aditya : call ya:)

Belum sempat Vira membalas Adit sudah menghubunginya via Free Call Line.

"Halo"

"Iya? Kenapa kamu ngebut sih? Nanti kalau kecelekaan gimana? Kalau nabrak orang gimana?"

"Idih perhatian banget sih haha"

"Ya allah kapan sih kamu gak bercanda"

"Jangan marah dong, nanti tambah cantik"

"Adiiiiiit"

"Tuhkan wajahnya tambah keliatan manis"

"Mesti deh, selalu nyepik mulu"

"Apasih vir? Aku gapernah bercanda ya"

"Dasar anak kecil"

"Vira! Stop panggil aku anak kecil! Aku gak suka dipanggil seperti itu"

"Iya iya maaf"

Keduanya mengobrol lewat telepon bercanda satu sama lain, menggoda satu sama lain. Sampai akhirnya mata Vira sudah lelah dan tak sabar ingin tidur. Adit mengetahui suara Vira yang terus menguap disela-sela telponnya, langsung sadar dan mengakhiri panggilan.

Drrrrt.
Sebuah pesan masuk di Hp Vira

From: 08123xxx
Vira?

To: 08123xxx
Siapa?

From: 08123xxx
Alfin, ex ketua UKM Fotografi:)

To: 08123xxx
Oh. Maaf tau nomerku darimana? Dan ada apa?

From: 08123xxx
Rahasia:) Saya hanya memastikan kamu gak marah sama saya. Saya benar-benar minta maaf:)

To: 08123xxx
Sudah dimaafkan dari kemarin-kemarin.

From: 08123xxx
Sebagai permintaan maaf, aku boleh menraktirmu makan, besok? Setelah event kalian?

To: 08123xxx
Insyaallah, gak janji.

From: 08123xxx
Ayolah Vir, masih menolak ajakan saya lagi untuk kedua kalinya?

To: 08123xxx
Iya insyaallah ya. Aku pamit tidur dulu.

From: 08123xxx
Oke. See you tomorrow Savira:) Have a nice dream:)

Ting! #LINE

Aditya: Sweetie:3
Aditya: kenapa balesnya lama, huh?:(
Aditya: btw thankyou for today my sweetie:)
Aditya: besok aku jemput oke?
Aditya: mau ketemu camer:*

Savira: Yaaa! Emotnya kenapa begitu?
Savira: oke jam 10 ya:)
Savira: see you tomorrow dit(:
Savira: tidur duluan yeees
Savira: bhay!

Aditya: :):*:):*:):*
Aditya: good night sweetie:)
Aditya: Have a nice dream:)
Aditya: jangan lupa mimpiin aku ya;)

Vira tak bisa berhenti senyum melihat balasan Adit, dia seakan terbang melayang. Ah dia lupa memberi tahu Adit kalau besok dia diajak keluar Alfin. Apa dia harus berbicara dulu pada Adit? Tapi Adit bukan siapa-siapanya kan? Vira berkutat dengan pikirannya sendiri sampai tidur terlelap.

****

Udara subuh di hari sabtu memang menyejukkan. Vira bersiap untuk mandi dan melaksanakan sholat subuh. Setelah dia sholat, dia meraih hpnya. Dan ada 2sms yang masuk.

Drrrtt.

From: Aditya
selamat pagi my princess:) selamat sholat subuh. Tak sabar bertemu denganmu nanti. Aku jemput ya jam 10.

From: 08123xxx
selamat pagi vir:) selamat sholat subuh. Jangan lupa aku mengajakmu makan setelah lomba nanti. Jam 5sore kan. See you!;)

Deeeek.

Dada Vira terasa sesak, dia binggung apa yang harus ia lakukan.

Tepat setengah10 Adit mengetuk pintu rumah Vira. Mama Vira membukakan pintunya. Adit sangat sopan saat bertutur kata terhadap mamanya Vira. Kemudian Vira keluar dan kaget melihat Adit dan mamanya tampak akrab. Setelah itu keduanya pamit pergi.

Lomba pun kembali berjalan, banyak peserta yang memotret sana sini. Bahkan terkadang mereka harus menjepret berulang-ulang untuk mendapatkan gambar yang bagus. Tak seperti Adit yang daritadi hanya menjepret Vira yang sedang berjalan, melamun, bercanda dengan Ayu dan Fredian.

"Sweet...ie" Teriak pelan Adit memanggil Vira yang sedang bercanda dengan Ayu dan Fredian.

Vira langsung membelalakan matanya, menatap tajam Adit. Dia malu terhadap Ayu dan Fredian jika dipanggil 'sweetie' apalagi di depan umum.

"Ehm" dengung Adit meringis "Vir, makan yuk, aku laper ini" ucapnya mendekat kearah mereka bertiga.
"Wets kenapa panggilnya nama? Bukan kak lagi? Curiga nih. Wah jadi kemarin kamu pergi sama Adit ya" goda Ayu yang kemudian tertawa disusul dengan Fredian "Ciyeeee sama brondong, kalian udah jadian? PJ dong" lanjut godanya
"Ayuuuuuu" Teriak manja Vira pada Ayu dan mukanya memerah.
"Yaudah double date aja makan di kantin" ajak Fredian tersenyum.

Mereka berempat berjalan bersamaan ke kantin. Asik mengobrol sambil bercanda. Dan segera menyelesaikan makannya kemudian sholat dhuhur berjamaah.

Lomba hari ini cukup melelahkan. Banyak diantara peserta sudah pulang dari jam 3sore tapi ada beberapa yang masih bertahan sampai sekarang.

"Dit aku pulang sendiri ya, ada perlu" ucap Vira
"Aku anter ya" sahut Adit kecewa
"Enggak usah" jawab Vira tersenyum pahit,

Vira tak tega mengatakan hal sebenarnya pada Adit. Karena yang pasti tak akan diperbolehkan olehnya. Dan akan membuatnya sakit hati.  Vira jalan kaki ke depan pintu gerbang kampusnya, ternyata disana Alfin sudah menunggu dengan sepeda motornya. 

"Syukurlah kamu menepati janjimu" ucap Alfin tersenyum.

Vira membalas dengan senyum seadanya, karena pikiran dia masih di Adit, kalau ketahuan bagaimana itu yang terus dia pikirkan. Vira menaiki motor Alfin.

"Kau akan mengajakku kemana?"
Alfin hanya tersenyum manis kearahnya.

Ternyata Alfin membawanya ke tempat makan yang sering ia kunjungi dengan Fredian dan Ayu. Sebuah tempat makan "Kober Mie Setan" keduanya antri cukup lama hanya karena mempunyai kasir 1 orang. Dan mereka harus berdiri sampai 1 jam hanya untuk memesan dan mendapatkan tempat duduk. Setelah pesanan datang, keduanya makan tanpa suara.

"Apa yang kau pikirkan?" Tanya Alfin memecah keheningan dan kecanggungan diantara keduanya.
"Tak ada" jawab Vira pendek
"Jangan berbohong kepadaku" sahut Alfin

Vira membatin 'kenapa dia tau aku berbohong? Apa dari wajahku terlihat?'. Dia melihat Alfin dan berusaha tersenyum ikhlas kepadanya. Hatinya takut, sangat takut jika Adit tahu kalau dia keluar dengan Alfin. Apa reaksinya?

"Kamu seperti tak berselera makan? Apa kita pulang saja?" Tanya Alfin sedikit khawatir
"Ngak kak, makanannya diabisin dulu baru kita pulang" sahut Vira berusaha menghabiskan makannya.

Mereka segera menyelesaikan makannya, dan bergegas untuk pulang. Hp Vira terus bergetar, dia tau pasti Adit yang sedang menghubungi dan mengkhawatirkannya. Alfin merasa ada yang salah pada Vira. Dia memberhentikan sepeda motornya di pinggir jalan.

"Ada apa kak?" Tanya Vira pelan.
"Kamu gak konsentrasi daritadi, apa yang kamu pikirkan?" Tanya Alfin balik.
"Entahlah" jawabnya enggan.

"Kamu memikirkan laki-laki itu?" Tanya Alfin yang membuat Vira langsung tercekik, kenapa dia pintar sekali membaca pikiran orang dari tadi.

"Benar kan? Kamu memikirkan laki-laki anak semester 1 itu kan?" Tanyanya lagi sedikit dengan nada sinis.

Vira hanya terdiam menunduk. Dia sudah tak tau apa yang dipikirkan Alfin dia sudah tak peduli, yang ia fikirkan hanya Adit yang pasti sangat marah terhadapnya karena tak membalas apapun darinya.

"Tenanglah. Kalau dia marah padamu karena kita jalan berdua. Nanti saya yang tanggung jawab" jelas Alfin sambil memegang pundak Vira.
"Terimakasih" senyum dari bibir Vira terlihat lebih indah dari sebelumnya.

Alfin mengantarkan Vira sampai ke rumahnya. Vira mengucapkan terimakasih terhadapnya. Vira berpamitan masuk dengan Alfin, tapi tangan alfin memegang pergelangan tangan Vira.

"Tunggu" ucap Alfin tersenyum.
"Ada apa kak?" Tanya Vira
"Kamu mencintainya kan?" Tanya Alfin balik. Vira hanya terdiam membisu.

"Aku memang tak bisa mendapatkan hatimu, aku terlambat karena telah berbuat kesalahan dari awal terhadapmu. Aku yakin dia orang baik untukmu, dia rela mengorbankan tubuhnya untuk membelamu" jelas Alfin tersenyum perih.
"Apa maksudmu?" Tanya Vira pikirannya kembali tak beraturan.

Alfin menatap Vira lekat "Aku menyukaimu. Apa kamu gak lihat dari mataku? Aku menyukaimu sejak pertama kali bertemu saat kamu ospek. Aku tau kamu gak tau aku. Karena saat hari terakhir ospek aku jatuh sakit dan gak bisa mengenalmu. Dan aku juga gak tau kamu kuliah jurusan apa? Tapi saat aku tau kamu memasuki UKM Fotografi, aku langsung mencarimu menjepretmu secara diam-diam. Jujur, aku mengundurkan diri dari jabatan ketua UKM hanya untuk bisa melihatmu dan menjepretmu, aku salah bukan? Harusnya aku tetap dengan jabatanku agar lebih bisa mengenal kamu kan?" Jelas dengan mata berbinar-binar.

"Aku gak menyangka kamu mengetahuiku sampai seperti itu" jawab Vira pelan, kenapa hatinya merasa sakit telah menyakiti dua laki-laki yang mencintainya.

Alfin tersenyum berusaha menegarkan dirinya sendiri "Tak apa. Kamu tak usah merasa bersalah. Masuklah ke rumahmu, pasti dia mengkhawatirkanmu dan berusaha menghubungimu. Kalau dia marah padamu, aku yang tanggung jawab" ucap Alfin meskipun hatinya sakit dan melepas pergelangan gadis yang disukainya.

"Terimakasih" ucap Vira tersenyum nanar kearah Alfin.

Vira pun masuk kedalam rumahnya dan langsung menuju kamarnya untuk melaksanakan Sholat Magrib. Pikirannya kacau, dia butuh ketenangan. Dia sama sekali tak membuka hpnya. Sampai akhirnya Adzan Isya' berkumandang dan dia melanjutkan sholat Isya. Setelah sholat, dia memberanikan diri membuka hpnya.

Aditya Missed Call (5)

From: Aditya
Sweetie kamu dimana? Ada urusan apa? -17.15

From: Aditya
Aku mengkhawatirkanmu:( 
Please reply my message:( - 17.30

From: Aditya
Hai aku melihatmu di pinggir jalan dengan kak Alfin? Kau keluar dengannya? Itu sebabnya kau tak bilang padaku? Apakah kamu takut aku marah terhadapmu? Tidak Vira! Aku bukan SIAPA-SIAPA mu. Justru jika kamu tak jujur padaku, akan membuatku sakit hati. Entah apa yang ada dibenakmu aku tak tau. Yang aku tau, aku tak bisa sedewasa dia, aku kayak anak kecil kan didepanmu? Ya seperti yang selalu kamu ucapkan padaku "ANAK KECIL" Bahkan aku tak pernah menyentuh pundakmu seperti yang dilakukan dia, dia sangat beruntung. Dan aku juga mengikutimu pulang sampai ke rumahmu. Dia hebat ya habis megang pundak kamu, megang tangan kamu. Dan kamu tak pernah marah terhadapnya, coba aku yang ngelakuin pasti selalu kamu larang" 17.53

From: Aditya
Tenang vir, aku tak akan menganggumu lagi. TAK AKAN! aku ikut bahagia kok kamu sama dia, aku ikhlas. Terimakasih telah membuatku jatuh cinta dan takjub terhadapmu. - 18.30

Vira langsung menangis saat membaca sms dari Adit. Hatinya begitu sakit, air matanya tak bisa berhenti mengalir. Kenapa dia merasa sakit hanya untuk orang yang dikenalnya beberapa bulan ini.

To: Aditya
Dit tolong jangan negatif thinking seperti itu. Aku minta maaf karena tak bilang padamu dari awal. Seperti yang kamu bilang aku takut kamu marah. Alfin hanya mengajakku makan sebagai permintaan maaf tak lebih dari itu. Sepanjang makan dengannya aku tak konsentrasi, aku kepikiran kamu. Percaya sama aku. Kita baru kenal beberapa bulan, tapi kamu berhasil membuatku nyaman. Alfin juga jujur kepadaku kalau dia menyukaiku, tapi dia ikhlas melepaskanku karena kamu rela berkorban untukku. Dia ingin kita bahagia. 19.00

Adit membuka hpnya, pesan masuk dari perempuan yang dicintainya. "Alfin suka padanya?" Teriaknya frustasi di kamar. Dia merasa malas kepada Vira karena tak mau jujur kepadanya kalau memang dia juga punya perasaan yang sama. Dia langsung membanting hpnya di kasur.

Drrrrtt.

From: My Sweetie Savirađź’•
Dit aku minta maaf:( tolong jangan diamkan aku seperti ini:( -19.15

From : My Sweetie Savirađź’• 
Terserah kamu dit:') mau maafin apa enggak. Aku berdoa yang terbaik aja lah buat kita:') - 19.21

Adit terdiam membaca sms terakhir dari Vira. Dia masih ingat kejadian tadi saat Alfin memegang pundak Vira tanpa penolakan. Dia benar-benar marah pada Vira gadis yang sangat ia cintai. Tapi dalam hatinya ia tak tega membiarkan Vira menangis karenanya. Ego Adit lebih kuat dia tak membalas sms Vira sama sekali.

*****

Keesokan harinya.....
Event Lomba UKM Fotografi hari teraktir ini dimulai dari jam 08.00-12.00. Mata Vira tampak terasa berat dan bengkak akibat menangis semalaman, sebenarnya dia malu untuk datang dengan keadaan seperti ini. Tapi tugasnya tak boleh terbengkalai. Sudah pukul 11 siang Vira belum melihat Adit, dia merindukan Adit yang selalu menggodanya.

"Kau tak apa vir?" Tanya Fredian khawatir
Vira menggelengkan kepadanya.
"Sabar ya" ucap Ayu sambil memeluk Vira yang seketika itu menangis kembali.

Tiba-tiba Alfin datang menghampiri mereka bertiga. Tampak diwajah Alfin merasa bersalah terhadap Vira.

"Ini" Alfin memberikan sapu tangannya, perih sekali hatinya melihat perempuan yang disukainya menangis karena kesalahannya "tak usah menangis, kalau dia mencintaimu dia tak akan membiarkanmu menangis seperti ini" ucapnya

"Terimakasih" ucap Vira mengambil sapu tangan Alfin dan tersenyum kearahnya.

****

DIES NATALIS Universitas 10 November Surabaya dimulai. Semua mahasiswa berkumpul dilapangan yang luas. Pikiran Vira sudah mulai tenang, tapi tidak hatinya. Adit belum sama sekali membalas smsnya ataupun muncul didepannya seminggu ini.

Semua hasil lomba di umumkan hari ini, termasuk piala yang akan diberikan. Vira tak bernafsu melihat acara yang disampaikan. Dia duduk dikantin sambil meminum milk tea yang ia beli. Kantin memang terlihat sepi, hanya beberapa orang. Semuanya sibuk melihat pemenang juara-juaranya. Bahkan saat pemenang juara fotografi dia tak konsentrasi mendengarkan. 

Hp Vira berbunyi, itu telfon dari Ayu.

"Ada apa yu?"

"Kamu dimana?"

"Di kantin"

"Cepatlah ke dekat panggung"

"Aku tak berniat kesana"

Tut tut tut

Ayu mematikan telfonnya sepihak dan langsung berlari ke kantin untuk mengajak Vira mendekati panggung. Walaupun mendapat penolakan dari Vira, dia bersikeras mengajak Ayu. Sampai akhirnya dari kejauhan dia melihat seseorang yang tak asing baginya diatas panggung memegang piala juara 1.

Vira kagum melihat Adit mendapatkan juara itu, tapi dalam hatinya dia merasa kecewa karena telah membuatnya marah. Adit mengambil gitar dan standing mic. Sepertinya dia akan bernyanyi.

"Selamat sore semuanya" sapa Adit tersenyum
"Soreeeeee" jawab semua mahasiswa
"Saya disini akan menyampaikan sesuatu untuk seseorang yang paling spesial dalam hidup saya, semua karya yang saya buat hanya untuknya dan terinspirasi dari dia" lanjut Adit

"Oh my god so sweet banget si itu Adit, aku mau kali jadi pacarnya" bisik beberapa perempuan disebelah Vira dan Ayu

Ayu melirik sinis kearah empat perempuan disampingnya itu. Seakan tak terima dengan ucapannya.

"Maaf telah membuatmu menangis karenaku, ini lagu untukmu" ucap Adit diatas panggung dan pandangannya menuju Vira lalu tersenyum kearahnya.

Reflek semua orang menoleh kearah Vira dan Ayu. Keduanya jadi tontonan, termasuk beberapa perempuan yang berbisik disebelahnya. Vira tak bisa menahan tangisnya kali ini, entah tangisan bahagia atau merasa bersalah kepada Adit.

Adit menyanyikan lagu HiVi berjudul 'Mata ke Hati' kemudian di medley dengan lagu Tulus "Mengangumimu dari Jauh" dia mainkan lagu itu dengan gitarnya, suaranya merdu ditelinga, membuat hati Vira menjadi tenang dan menghapus air matanya. Adit tau itu lagu-lagu kesukaan Vira dan penyanyi favouritnya.

"Terimakasih semua sudah mau mendengarkan" lanjut Adit tersenyum dan membungkuk.

"Lagi. Lagi. Lagi" teriak dari beberapa orang

Adit meminta izin kepada Pembawa Acara untuk menyampaikan sesuatu dan mengizinkannya menggunakan mic kembali.

"Untuk kamu yang disana. Aku tau kamu mungkin lebih tua dariku. Tapi kamu tau, kita hanya berbeda beberapa bulan. Kalau kamu ragu karena aku adik tingkatmu. Ingatlah kisah Nabi Muhammad yang menikah dengan Siti Khadijah yang berbeda usia 15tahun. Semoga kamu mengerti" Jelas Adit tersenyum kearah Vira dan beberapa orang lainnya pun sama.

"Kamu tak ingin mendekatinya Vir?" Tanya Ayu. Vira menggelengkan kepala dan menundukkan kepalanya malu karena ratusan pasang mata melihatnya.

Adit turun dari panggung dan berjalan menuju Vira. Dia menatap gadis yang dicintainya sedang menunduk malu dan merasa bersalah karena mengabaikannya. 

"Vir, maaf aku membuatmu menangis" memegang kedua tangan Vira. Vira menggelengkan kepalanya, dia sudah menangis daritadi.

"Aku hampir dihantam oleh Alfin beberapa hari yang lalu karena membuatmu menangis. Maafkan aku" bisik Adit, Vira tetap diam tak mengeluarkan suara.

"Bicaralah padaku apa yang kamu rasakan. Jangan diam seperti itu" ucap Adit memegang dagu Vira agar menengadah kepadanya.

Mata mereka bertemu satu sama lain, Adit tersenyum kepada Vira. Gadis ini menangis lagi karenanya, dia merindukan matanya yang hitam kecoklatan dan juga lesung pipinya.

"Aku juga minta maaf" ucap Vira terisak.

Adit mengusap lembut kepala Vira dan tersenyum mengusap air matanya "Maukah kamu menjadi kekasihku? Orang yang akan selalu ada disampingku?" Sambil memberikan bunga mawar merah yang dirangkai sangat indah kepada Vira.

"Terima. Terima. Terima" suara itu terdengar dari mahasiswa yang lain.

Vira mengangguk mantap dan tersenyum sedikit dalam isaknya, kemudian mengambil bunga dari tangan Adit.

"Kamu tak ingin memelukku" goda Adit dengan lesung pipinya yang tersenyum manis.
"Diiiiit dasar ya" teriak manja Vira kemudian memeluk Adit.
"I miss you my sweetie, my princess" bisik Adit membalas pelukan Vira dan mengusap kepalanya lembut.
"Yaaaa!" Teriak Vira langsung melepaskan pelukannya "berhenti memanggilku sweetie dan princess di depan umum" bisiknya medekatkan ke telinga Adit.

Adit hanya tersenyum kearahnya "This is my girl" ujarnya dalam hati dan mengajak Vira naik keatas panggung untuk menyanyikan lagu Abdul and the coffe theory feat Dinda 'Just For You'. Semua penonton bernyanyi bersama mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar