"Nes kamu jadi sie acara buat ospek univ" teriak Vina saat diparkiran setelah memarkirkan motornya.
"Ah gila pasti sibuk banget, kerja mati-matian. Lah kamu apaan?" tanya balik Nessa cemberut.
"Sie konsumsi" ujar Vina cengigisan.
"Enak banget dah, kerjanya nyante abis" sahut Nessa.
"Rejeki orang cantik, lagian kan gak ada kuliah sih. Acaranya juga baru bulan september pas krsan, jadi no problem dear haha" ucap Vina merangkul tangan merajuk kepada Nessa agar tak marah padanya.
"Iya enak kamu ngomong" ucap ketus Nessa.
"Eh tapi btw denger-denger uas kita di majuin tanggal 16juni" celetuk Vina menunjukkan WA grup kelas kepada Nessa.
"Serius? Pantes aja itu dosen-dosen ngasih tugas banyak banget, ngebut kuliah sampai full" gerutu Nessa yang bertambah kesal.
****
Uas hari terakhir selama 5hari ini membuat Nessa harus belajar lebih keras dan sering tidur larut malam. Alhasil hari ini Nessa terlambat bangun, dia harus berjalan cepat untuk menaiki tangga karena ruang ujian terdapat dilantai 3.
BRUUUUK!!
Nessa bertabrakan dengan seseorang karena takut terlambat.
"Maaf kak" ucap orang yang menabraknya tadi. Nessa melihat seorang laki-laki didepannya sedang membereskan buku dan tasnya.
"Saya yang minta maaf" ucap Nessa sambil melihat jam ditangannya. Terlambat. Laki-laki itu memberikan tas Nessa "makasih ya, maaf buru-buru mau ujian" pamit Nessa
"Sama-sama" ucap laki-laki itu.
Nessa berjalan cukup cepat, jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelumnya. "Gara-gara tadi bertemu laki-laki itu?" tanyanya dalam hati. Laki-laki yang ditemuinya adalah sosok tinggi, putih kekuningan, dengan paras tampan, kriteria yang pas.
****
Pra Ospek Universitas...
Nessa dan Vina terlambat datang, sebab Nessa harus menjemput Vina terlebih dahulu. Mereka berdua berjalan melewati koridor untuk menuju aula universitas. Disana mereka melihat banyak sekali mahasiswa baru yang memakai celana hitam dan baju putih dan terdapat juga mahasiswa yang lain.
Istirahat, sholat dan makan untuk para mahasiswa baru dan panitia sedang berlangsung. Tak halnya dengan Nessa dan Vina yang tak suka makanan box yang dipesan kampus. Mereka memilih untuk makan di kantin dan bergegas makan. Serta segera menuju aula yang cukup jauh dari kantin.
"Kak Nessa" goda segurumbulan laki-laki yang terduduk-duduk didepan ruang komputer.
Nessa dan Vina langsung menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya. Tapi yang ia lihat hanya segurumbulan laki-laki yang sibuk dengan dirinya masing-masing. Tapi ia pernah mengalami ini sebelumnya hampir setiap hari dengan melihat segurumbulan laki-laki itu juga.
"Horor banget sih ini kampus" sindir Vina
"Iya kali banyak SETANNYA" teriak Nessa seakan membuat para laki-laki itu tersinggung. Mereka melanjutkan untuk menuju aula.
****
Malam Pensi Penutupan Ospek Universitas...
"Shit!" Umpat Nessa di dalam kamarnya.
Begitu banyak notifications di telepon genggamnya, dia tertidur kecapekan karena harus mengurus Jadwal UKM yang dia geluti sebagai sekretaris. Dia langsung berlari ke kamar mandi mencuci wajahnya, memakai bedak dan lipglos. Dia sudah tak peduli dengan baju yang dia pakai dan langsung bergegas pergi ke kampusnya.
"Bajunya yang dipake itu mulu kak" suara laki-laki itu menghentikan langkah Nessa saat sedang berjalan di koridor.
"Maksud kamu apa, huh?" Tanya Nessa membalikkan badan. Semuanya terdiam, tak ada yang menjawab.
"Oh aku ingat kalian siapa? Kalian yang biasanya manggil namaku terus sok cuek itu kan?" ucap ketus Nessa menyelidik satu persatu wajah mereka. Namun tak ada yang dikenalnya.
Satu laki-laki maju sambil menyilangkan tangannya "Iya bener kak. Kenapa emang?" Tanyanya yang membuat Nessa melangkah mundur pelan.
"Yaaa! Jangan goda dia!" Teriak seorang laki-laki dari gerumbulan itu maju kearah temannya tadi.
"Maksud kalian apa sih?" Tanya Nessa kebinggungan "Ah! aku inget kamu, sepertinya kita pernah bertemu!" ucapnya.
Laki-laki yang pertama maju langsung merangkul bahu laki-laki yang disampingnya "Ini teman kita, dia mau kenalan sama kakak, boleh gak?" Tanyanya dengan senyum smirk nya.
Laki-laki yang dirangkul hanya tersenyum tak enak pada Nessa dan menatap sinis temannya itu.
"Gak usah gengsi dong bro! Kaka inget gak? dia ini demi ketemu kakak rela masuk UKM Karya Tulis, terus dia juga adik kelas kakak pas SMA, terus inget gak pas kakak tabrakan sama dia pas kakak mau ujian, sebenernya dia sengaja dan pengen kenalan sama kakak, eh kakaknya buru-buru. Dia juga sering memperhatikan kakak tanpa disadari" jelas salah satu temannya ikut maju ke depan.
"Oya? Kamu dari SMA Al Islam? Tapi kok aku gak tau ya? Waw sampe segitunya" tanya Nessa speechless kemudian terkekeh.
"Ferdie" ucap laki-laki mengulurkan tangannya terlebih dahulu.
"Nessa" sahut Nessa menjabat tangan Ferdie.
"Boleh minta pin bb atau nomernya kak?" Tanya Ferdie meringis
"I feel you know my phone number and my pin bb" goda Nessa tersenyum menebak.
"Bener banget kak, dia basa-basi doang" celetuk salah satu temannya
"Apaan sih lo? Malu-maluin" ucap Ferdie
"Yaudah duluan ya, panitia ospek soalnya"
-
Nessa mendaratkan kakinya di Backstage, dia sudah capek berlari karena harus menghindar dari omelan ketua panitia. Untung Vina bisa menghandle tugasnya, jadi masalah tak begitu banyak. Dia duduk dan meraih botol minuman disamping tas Vina kemudian meminumnya.
"Wooooy" teriak laki-laki itu mengagetkannya dan membuatnya tersedak "maaf maaf dek" ucapnya
"Kak Deli ihhhhh" teriak Nessa.
"Salah sendiri minuman orang main disaut-saut aja tanpa permisi" celetuk Deli. Deli kakak tingkat kuliah Nessa, sama-sama sie acara, kakak kelas waktu SMA tapi tak saling kenal baru ketemu dan akrab di BEM. Dunia sempit sekali.
"Punya kakak? Ya maaf deh" ucap Nessa lalu melanjutkan minumnya sampai habis "udah habis nih kak, ikhlas kan?" Tanya Nessa lalu meringis
"Untung gue sayang sama lo. Apapun buat lo ikhlas deh gue" ucap asal Deli. Nessa sudah terbiasa dipanggil sayang-sayangan dengan Deli sama halnya dengan Vina. Nessa tersenyum tersenyum mengedipkan matanya berkali-kali.
"Nes, kamu dipanggil bu Anisa mau ngomongin soal UKM di B201 segera ya" ucap Syifa terengah-engah, seperti habis lari maraton. Dia tau Syifa ada wakil ketua panitia Ospek, pasti lebih sibuk.
"Elaaah kak Syifa, bisa nanti aja gak kak? Baru nyampe deh ini seriusan" rayu Nessa pada Syifa. Lalu Syifa memberi isyarat kepada Deli untuk memberi tahu. Nessa langsung kikuk saat mendapat tatapan tajam Deli "Ah oke! Oke!" Sahut Nessa
"Kalian berdua pacaran ya? Kok kak Deli mau aja disuruh kak Syifa?" Seru Nessa terkekeh kemudian berlari kabur. Keduanya hanya menggelengkan kepalanya.
-
Ruang B201...
Nessa mengkonsultasikan karya tulis ukmnya kepada bu Anisa yang telah ia taruh di meja beliau seminggu yang lalu, dan baru kali ini di acc dan dia dipanggil.
"Terimakasih bu" ucap Nessa kemudian bersalaman dengan bu Anisa.
Pintu terbuka, Nessa terkaget melihat sosok dihadapannya. Laki-laki dimasa lalunya, dia yang mencintainya sepenuh hati tapi tak ada balasan darinya. Mata mereka saling bertemu, mata yang tak pernah bertatap muka secara langsung
"Firza" sapa bu Anisa. Dosen muda cantik yang dapat membuat semua mahasiswa jatuh cinta, jika tak memiliki suami.
"Iya bu?" Sahut Firza kemudian mendekat kearah bu Anisa.
"Oya nanti anak ukm Palang Merah jadi ngadain penelitian kan bareng sama anak ukm Karya Tulis Ilmiah, kan?" Tanya Bu Anisa.
"Jadi bu, bagaimana kelanjutannya?" Tanya balik Firza lalu menatap kearah Nessa.
Nessa mematung melihat percakapan bu Anisa dan Firza. "1, 2, 3 kabuuur" serunya dalam hati.
"Nessa!" ucap bu Annisa mengagetkan rencana Nessa yang sudah mundur jauh darinya.
"I...iya bu. Ada apa?" Tanya Nessa dengan gugup.
"Ini kenalin ya nama Firza ya Non" ucap bu Anisa dengan sapaan khasnya pada mahasiswi "terus kenalin Nessa anak UKM karya tulis yang akan bekerja sama dengan anak Palang Merah" jelas bu Anissa. Keduanya mengangguk paham.
"Iya bu. Terimakasih" ucap Firza tersenyum.
"Ngh. Saya pamit dulu ya bu. Ada acara ospek soalnya. Assalamualaikum" pamit Nessa kemudian segera berjalan secepat mungkin.
"Sa!" teriak seseorang. Itu Firza.
Dia lantas menoleh kebelakang "i...iya bang Fir..za ada apa ya?" jawabnya gugup.
"Nomermu masih aktif kan?" Tanya Firza
"Masih" sahut Nessa berusaha tenang.
"Singkat amat, kita baru pertama ketemu loh dari SMA kamu ngehindar mulu ketemu aku, akhirnya sekarang dipertemukan" ucap Firza tersenyum.
Nessa hanya bisa menyengir kuda "Maaf ya bang. Aku permisi dulu, panitia ospek soalnya" pamitnya lalu berjalan secepat yang dia bisa.
"Kak Deli, Vina bagi minum. Haus! Capek!" teriak Nessa ngos-ngosan saat sampai di backstage.
"Apasih Nes? Kamu ambil tuh di dus" sahut Vina sibuk dengan HT yang digenggamnya.
"Ada apa dek? Kok ngos-ngosan gitu?" Tanya Deli mendekat memberikan botol minuman baru. Nessa langsung meminumnya sampai habis dan tanpa jeda.
"Habis lari dari masa lalu" celetuk Nessa lalu terkekeh.
"Lah dia dagel malah" sahut Firza.
"Serius kak. Tadi itu ya aku ketemu sama bang Firza alumni SMA kita, tau gak?" Ucap Nessa lalu duduk sembarangan dibawah. Deli duduk mengikutinya penasaran.
"Lah dia emang kuliah disini? hubungannya apa? Kalian kok bisa kenal? Wah gitu gak cerita sekarang" Tanya Deli dengan tatapan yang dalam.
"Ih kan dia masa lalu makanya gak cerita. Gak usah maksa ya plis. Lagi capek dan malas" ucap Nessa meluruskan kakinya.
"Oh gitu! Oke traktiran gue abis sidang proposal batal! Cuma Vina yang gue traktir" ancam Deli melirik sinis kearah Nessa.
"Oh tidaaaaaak" seru Nessa "Oke! Aku cerita. Jadi aku kenalan sama dia di facebook, terus saling curhat begitulah setelah punya nomer masing-masing, terus dia nembak aku? Lah padahal aku gak pernah ketemu dia, kan aneh" jelasnya
"Hoaaaaams ngantuk denger dongeng" celetuk Deli menguap.
"Kak Deliiiiiiii!" teriak Nessa dengan manjanya. Hanya Deli yang tau dan hafal bagaimana caranya berfikir.
****
Pergantian semester ganjil ke semester genap pun berlangsung. Hubungan Nessa dengan Ferdie ataupun Nessa dengan Firza masih terjalin. Bukan maksud Nessa mempermainkan kedua orang itu, dia hanya menganggap semuanya itu teman. Kadang Firza juga mengajaknya keluar tapi dia sangat malas, apalagi dengan suruhan Deli yang tak membolehkannya keluar dengan Firza. Karena menurutnya Deli adalah kakaknya di kampus, dia hanya menuruti yang terbaik dari Deli. Itu lah sebabnya dia tak pernah bercerita tentang Ferdie ke Deli, takut dilarang juga olehnya. Dia kadang harus jalan secara sembunyi-bunyi dengan Ferdie.
"Nes, kamu sama kak Deli punya hubungan apa sih? Kayaknya deket banget" tanya Ferdie saat keluar dengan Nessa di sebuah Cafe.
"Hm apa ya? Pacar!" goda Nessa lalu tertawa terbahak-bahak. Wajah Ferdie langsung down mendengar itu "eh gak lah, mukanya jangan sedih gitu dong. Kak Deli itu segalanya buat aku sama Vina dia itu bisa jadi orangtua, kakak, pacar, dan sahabat bagi kita berdua. Makanya dia suka ngelarang-ngelarang aku sama Vina kalau lagi deket sama cowok. Dan imbasnya dia gak punya-punya pacar sampai sekarang. Apalagi kita berdua yang nempel mulu sama dia, jadi cewek yang mau deket atau dideketin dia cemburu semua. Langsung bangga deh kita kalau tuh cewek-cewek pada kabur" jelasnya dengan gembira.
"Oh gitu, syukur deh kalau gak ada apa-apa" sahut Ferdie tersenyum kearah Nessa.
"Tapi si Vina udah punya pacar sih anak ukm pencinta alam temennya kak Deli. Makanya dia restuin, lah aku bagaimana? Gak ada stok yang ganteng cuma kak Deli sama pacarnya Vina" ucap Nessa.
"Alhamdulillah aku ganteng, jadi masih ada harapan" sahut Ferdie kemudian terkekeh.
"Wih pede amat masnya, modus lah ya" celetuk Nessa tersenyum.
"Ya gpp lah sekali-kali. Tapi kamu gak boleh gitu juga bilang standar, awas kecantol kamu" sahut Ferdie mengangkat alisnya satu.
"Eh dulu pernah kacantol sama temen sekelasnya dia, tapi diomelin abis-abisan gara-gara doi playboy sering ke club, padahal udah tukeran pin bb" jelas Nessa lalu terkekeh. Ferdie hanya membalas dengan mulut berbentuk 'o'.
Nessa langsung mengerucutkan bibirnya "gitu doang? Jeolous ya, hm?" Tanya Nessa menatap tajam Ferdie.
"Apasih Nessa sayang" goda Ferdie sambil mencubit pipinya.
"Ih manggil sayang, emang situ siapa?"
"Calon pacar kamu, terus jadi calon kekasih halalmu, kemudian calon ayah dari anak-anak kita" ucap Ferdie kemudian tertawa. Nessa terdiam mendengar perkataan itu dari mulut Ferdie. Lalu tiba-tiba tersenyum dan pipinya memerah malu.
****
Kantin Pusat Universitas...
"Kak Deli" teriak Nessa kemudian duduk didepannya.
"Apasih dek?" Tanya Deli ketus masih sibuk melihat kearah laptop.
"Sibuk kak? Mau KKN ya? Ya ditinggal deh sebulan" sahut Nessa kecewa dengan mengembungkan mukanya.
Deli yang melihat wajah Nessa rasanya ingin tertawa tapi ia tahan "Ah Dek, mukamu jangan gitu dong jadi berat banget KKN. Nanti deh inshaAllah kalau ada sinyal pasti dihubungi" ucapnya mengusap lembut kepala Nessa yang tertutup kerudung. Nessa tersenyum kearah Deli.
"Janji ya kak? Janji?" Tanya Nessa gembira sambil memegang erat tangan Deli dan mengoyangkannya.
"Hei? Maaf menganggu kalian kah?" Tanya seseorang mengagetkan keduanya.
"Bang Firza? Firza?" ucap keduanya bersamaan lalu melepaskan genggaman tangannya.
"Deli?" Tanya Firza kaget melihat Deli sedang berdua dengan Nessa.
"Iya bro, apa kabar? KKN dimana?" Tanya balik Deli dengan santainya.
"Probolinggo" sahut Firza pendek.
"Kalian berdua disini ngapain? Kalian pacaran?" tanya Firza lagi penuh tanya dan penasaran lalu menatap gantian Deli dan Nessa.
Nessa menganggukkan kepalanya tersenyum "betul sekali bang" celetuk Nessa menahan tawa. Deli reflek mengambil bulpoin didekatnya dan memukul pelan kepala Nessa.
"Ih kak Deli jahat amat ih, sakit tau. Iya iya kita gak ada apa-apa kok" sahut Nessa meringis sambil mengusap kepalanya. Deli merasa bersalah dan ikut mengusap lembut kepalanya.
Pandangan mata Firza tak lepas dari mereka berdua, seperti melihat orang pacaran batinnya "Boleh pinjem Nessa sebentar?" tanya Firza meminta izin.
"Silahkan. Gak ada hak buat ngelarang kan?" ucap Deli tersenyum tetap stay cool. Nessa menatapnya tajam seakan menandakan 'kenapa memperbolehkannya?'. Lalu Deli tertawa melihat ekspresi Nessa yang pergi menjauh bersama Firza. Hatinya juga tak ikhlas.
****
"Kak Deli, harusnya kemarin jangan dibolehin ngomong sama dia, aku sengaja gak balesin apapun dari dia sudah seminggu" seru Nessa yang menyelonong masuk ke kelas Deli dan duduk disebelahnya, tanpa memperdulikan lirikan teman-teman Deli yang berada di kelas.
"Lo gak bilang" ucap malas Deli melirik gadis disampingnya ini.
"Alhasil sekarang dia maksa ngajak keluar kan, aku mau bohong apalagi ke dia?" Tanya Nessa dengan wajah putus asa.
"Ya apa dek, dateng-dateng ke kelas orang cuma mau ngomong itu doang" sahut ketus Deli lalu membuka laptopnya.
"Abisnya si Vina nyuruh mau aja, yaudah lari kesini aja" ucap Nessa lalu menyengir ikut melihat laptop yang dibuka Deli.
"Gak ada kuliah?" Tanya Deli menatap sinis gadis disampingnya ini.
"Ada, tapi lagi males. Soalnya dia katanya mau nyusul ke kelas. Nanti bilang aja lagi kencan sama kak Deli, kali aja dia gak jadi ngajak keluar" sahut Nessa lalu terkekeh.
"Gak kasihan sama dia? Yaudah temuin saja sebentar. Nanti buru-buru ngajak pulang. Nanti gue telpon lo, pura-pura jadi bapak lo dah" ucap Deli yang masih sibuk dengan laptopnya.
"Kak Deli ngapain sih? Aku kok dicuekin mulu? Cemburu ya aku keluar sama bang Firza, hm?" Tanya Nessa menggoda Deli menahan tawanya.
Deli mendengar itu langsung hilang fokus mengetik "sana balik kelas!" Serunya ketus "Please ya gue mau sidang, jangan berisik, nanti gue cium baru tau rasa lo!" Lanjutnya menatap tajam Nessa.
Nessa langsung membelalakkan matanya "Yaaa! Emang berani di depan umum, huh?" Tanya Nessa menantang Deli yang menatapnya tajam dan mendekatkan wajahnya kearah Deli.
Deli mendekatkan wajahnya dengan senyum smirknya dia memegang leher Nessa. Nessa menelan ludahnya dan memundurkan wajahnya, dia sebenarnya juga takut apa Deli benar-benar akan melakukannya di depan umum.
Deli langsung memeluk Nessa "Bodoh banget sih, Dek" bisik Deli ditelingga Nessa lalu terkekeh "gue gak akan ngerusak lo! Tapi awas aja ya lo kalau punya pacar terus ciuman, gue cincang lo" lanjutnya lalu melepaskan pelukannya pada Nessa.
Nessa hanya menatap syok kearah Deli lalu menganggukkan kepalanya. "Yaaa! Bodoh! Hampir aja aku spot jantung!" Umpatnya pada Deli.
"Salah sendiri nantang, maaf ya" ucap Deli lalu mengusap lembut kepala Nessa.
"Woy! Jangan pacaran di kelas, bikin baper aja lo!" Teriak salah satu teman Deli. Keduanya hanya melirik sinis teman Deli, lalu tertawa bersamaan.
****
Deli dan beberapa teman seangkatannya sudah berangkat untuk menjalani Kuliah Kerja Nyata di beberapa daerah. Kegiatan ini juga bisa menjadi ajang yang jomblo untuk mendapatkan pacar. Nessa sudah mengomel sejak mengantar Deli saat berangkat, bahkan memeluknya sangat erat takut benar-benar kehilangan. Dia melihat teman satu kelompok perempuan Deli yang 90% perempuan berjilbab dan cantik, tipe Deli sekali.
Vina memang tak sedekat intens lagi dengan Deli, takut membuat pacarnya cemburu. Tak halnya dengan Nessa yang seenaknya sendiri menempeli Deli tanpa memikirkan perasaan cewek-cewek yang naksir dengan Deli ataupun dengan Firza dan Ferdie. Ferdie cukup pengertian terhadapnya, dia sama sekali tak menuntut quality time saat sedang bersama Deli. Tak halnya dengan Firza yang marah-marah gak jelas, cuma gara-gara Nessa lebih memperhatikan Deli dibanding dirinya.
*****
Nessa terus menatap handphone nya namun tak ada sama sekali pesan atau chat dari sosial media yang lain.
To: Kak Deli
Kak? Sudah 2minggu kakak gak ngirim kabar loh :( Kakak sibuk banget ya pasti? Atau kakak lagi kecantol sama temen-temen kelompok kakak?:( Ciyeee kak, aku cemburu loh:") Nanti perhatian kakak terbagi dua. Sepi banget kak gak ada kamu, Vina ajah masih bisa telpon si Dio, masa kakak sms aja gabisa? Sedih ya:( Rasanya kayak kehilangan kakak, pacar dan sahabat terbaik huhu kangeeen:'*
Akhirnya Nessa memberanikan diri mengirim pesan kepada Deli terlebih dahulu untuk menahan rasa rindunya. Dia selalu melihat handphonenya, sampai dirinya tertidur mengantuk di kasurnya menunggu balasan Deli.
Drrrrrt.
From: Kak Deli
Halo adik gue tersayang:* Maaf ya baru sempat bales sms lo:( Disini kalau malem gak ada sinyal, dan malem waktunya yang senggang. Ini aja bisa bales subuh-subuh. Pasti masih molor kan lo? Ciyeee cemburu, iya disini cewek-ceweknya cantik, berhijab, santun banget lah. Tapi mereka kaku banget. Gak kayak lo pakai jilbab tingkahnya gak karuan haha tenang dek;)) gak bakal kecantol palingan juga ntar abis wisuda langsung dilamar;ppp I miss you too sayang:* jangan sedih-sedih ya sudah dibales kan? Nanti kalau ada senggang, ditelpon deh pasti. Wait yaaa:*
To: Kak Deli
Weee menghina sudah bangun aku kok:p gak sempet apa sudah lupa sama aku, hm?:( Pasti sudah ada yang digebet kan?:( ikut bahagia deh:" ditunggu kak telfonyaaaaaa:* amisyuuuu so much much more:'*
10 menit
20 menit
30 menit
Pesan Nessa gak dibalas oleh Deli dia membanting handphonenya di kasur. Lalu berangkat ke kamar mandi untuk melaksanakan sholat shubuh dan melanjutkan tidur.
****
2minggu kemudian...
"Nes, kita keluar yuk" ajak Ferdie berusaha merayu Nessa yang sedang sebal dengan Deli karena hanya menelponnya hanya 5 menit semalam.
"Kemana Fer?" Tanya Nessa dengan nada malas.
"Kemana yang kamu mau" jawab Ferdie tersenyum. Nessa memandangnya dengan tatapan malas. Dia langsung berfikir "Aku tau tempat yang bagus" lanjutnya sambil menarik pergelangan tangan Nessa.
Keduanya sampai di sebuah taman yang baru dibuat oleh pemerintah. Tak banyak orang yang tau tentang taman ini, mungkin hanya beberapa orang yang lewat dan tertarik mampir melihat bunga sakura buatan yang biasa dilihat di jepang.
"Disini enak, mata serasa indah banget liat bunga sama tumbuhan hijau" celetuk Nessa tersenyum memandangi sekeliling. Ferdie tersenyum akhirnya bisa membuat gadis yang dicintainya tersenyum.
"Eh nonton yuk, kayaknya ada film baru dibioskop horor bagus" celetuk Nessa.
"Emang kamu berani?" goda Ferdie.
"Ih ngehina, sorry ya gini-gini gak takut. Doyan liat film horor. Nanti aku yang bayarin, sekali-kali kan aku yang ngajak kamu" sahut Nessa tak terima.
"Beneran gak takut?" Tanya Ferdie lagi menggoda Nessa. Nessa melirik sinis kearahnya "Iya, iya bawel. Percaya deh kalau kesayangan aku orangnya berani" lanjutnya yang membuat pipi Nessa memerah. Ferdie tersenyum melihat pipi Nessa memerah dan berdiri memegang pergelangan tangannya.
Saat di Bioskop keduanya memilih baris ketiga dari atas, walaupun tadi harus antri panjang karena film 'Conjuring' menjadi film terlaris diseluruh dunia dan sedang diperbincangkan hangat karena seramnya.
"Ah gak nakutin gini sih, tapi rame banget" bisik Ferdie menggoda Nessa yang sudah was-was karena cerita teman-temannya.
Film sudah berjalan setengah, Nessa sudah berteriak 3x karena kaget dan menutupi matanya dengan kerudungnya.
"Kamu kedinginan? Ini pake jaketku aja" ucap Ferdie melihat gadis disampingnya memeluk tangannya dan langsung menutupi tubuhnya dengan jaket miliknya.
Nessa tersenyum "Thanks, tapi kamu gak kedinginan?" Tanyanya
"Aku laki lah, pasti kuat, pakai aja lumayan nanti kalau ada adegan serem bisa buat tutup mata" goda Ferdie lalu terkekeh. Nessa langsung mengerucutkan bibirnya.
Adegan yang menakutkan sudah mulai, Nessa mulai bersandar dikursi dan mulai menyikap jaket Ferdie kearah wajahnya. Suara-suara yang yang dihasilkan benar-benar bagus, membuat jantung terasa berhenti berdetak. Ferdie masih tenang, dia melihat kearah Nessa dan sesekali tersenyum geli melihat ekspresi ketakutan Nessa yang kadang membuatnya harus menahan tawa. Terkadang dia harus menahan Nessa yang tiba-tiba menarik bajunya lalu minta maaf.
"Katanya gak takut Sa?" Tanya Ferdie menahan senyumnya. Nessa hanya bergumam dan melirik sinis kearah Ferdie.
"Ih matanya merem, orang gak ada apa-apa" celetuk Ferdie menahan tawanya.
"Beneran? Nanti tiba-tiba muncul lagi" tanya Nessa memberanikan membuka matanya, namun dia terkaget dan langsung memeluk lengan Ferdie dan bersembunyi ketika melihat hantunya berada jelas dilayar. Ferdie tertawa geli.
Nessa melirik pelan kearah layar dan tampak tenang, tapi dia tak tersadar tangannya masih merangkul lengan Ferdie. Ferdie bersiasat dia ingin tampak kedinginan agar Nessa peka terhadapnya.
"Kamu kedinginan Fer?" Tanya Nessa melihat Ferdie berkali-kali menaik turunkan kakinya dengan sengaja.
Ferdie tersenyum "Sedikit" ucapnya "Gak usah, kamu yang pakai aja" lanjutnya saat melihat Nessa membuka jaketnya.
Nessa menutupi tubuh Ferdie dengan jaket yang dipakainya tadi "Aku udah hangatan kok, lagian itu kan punya kamu" ucap Nessa langsung menatap kembali ke layar bioskop.
"Masih ada 30 menit selesai loh, yakin gak mau pakai juga?" Tawar Ferdie. Nessa hanya menggeleng pelan "Kita pakai berdua" ucapnya lalu menyibak jaketnya yang berukuran XL milik kakaknya yang ia ambil asal, saat akan keluar Nessa "Jaketnya besar kan? Cukup lah buat badan kita yang kecil" lanjutnya mengusap-ngusap kepalanya.
"Ya asal kamu gak aneh-aneh aja" celetuk Nessa. Ferdie terkekeh membuat penonton disebelahnya menoleh kearah mereka.
Film ber genre horror itupun selesai. Lampu bioskop perlahan menyala. Kerumunan orang berbondong-berbondong menuju pintu keluar.
Suara ringtone handphone Nessa berdering.
Kak Deli is calling you home...
"Halo ada apa kak?"
"......"
"Loh pulang sekarang emang? Sudah sampai mana?"
"......"
"Oke 30 menit lagi aku ke kampus"
"......"
"I love you. Assalamualaikum"
Nessa menutup teleponnya dengan senyum mengembang. Seseorang akhirnya pulang dari penjelajahannya.
"Siapa? Kak Deli? Lagi?" tanya Ferdie dengan nada ketus.
Nessa menahan tawanya melihat laki-laki disampingnya ini cemburu "Boleh aku dianterin ke kampus? Mau nyusul kak Deli. Aku nanti mau ngenalin kamu sekalian" ajaknya sambil menyengir kuda.
Ferdie membelalakkan matanya "Hah? Ngenalin? Gak siap. Lebih takut ketemu kak Deli kebanding sama orangtuamu" sahutnya. Nessa langsung memasang tampang manisnya dan mengedipkan matanya mirip seperti tokoh kucing garfield saat meminta makan. "Iya deh" jawabnya pasrah.
-
Parkiran Universitas....
Bus pengantar rombongan sudah menurunkan beberapa mahasiswa dilapangan. Harapan ia pertama tak bertemu dengan Firza dan langsung bertemu Deli. Matanya terus mencari keberadaan Deli.
"Kak Deli" teriaknya sambil berlari dan memeluk erat Deli.
"Woy main peluk-peluk aja bukan mukhrim" celetuk teman laki-laki yang baru turun dari Bus.
"Tuh dek disindir, lepasin ya" sahut Deli melepas pelukannya terlebih dahulu. Lalu matanya tak diam melihat sosok dibelakang Nessa dan langsung mengalihkan pandangan kearah Nessa.
"Oya kak kenalin ini Ferdie" ucap Nessa sedikit ragu menarik tangan Ferdie.
Ferdie menelan ludahnya berkali-kali menatap Deli "Feer...die kak" ucapnya terbata.
"Santai" ucap Deli sambil menepuk pundak Ferdie "Sepertinya gue pernah lihat lo ya? Tapi dimana ya?" lanjutnya tersenyum ramah.
"Iya kak, dulu satu SMA" sahut Ferdie.
"Lo jurusan apa Fer? Seangkatan sama Nessa?" Tanya Deli
"Multimedia dan Broadcasting, semester 4 kak" jawab Ferdie sedikit ragu.
"What? Kita perlu bicara berdua Nessa!" ucap Deli langsung menarik tangan Nessa, menjauh dari Ferdie.
"Apa sih kak?" tanya Nessa kesal
"Lo itu apa-apaan sih dek?" Tanya balik Deli sedikit sarkatis.
Drrrrrt.
Handphone Nessa bergetar.
From: Ferdie
Aku puluang duluan ya:)
"Tuh kan kak, dia tersinggung" ucap Nessa sambil menunjukkan sms Ferdie.
"Tapi gue gak suka kalau lo sama dia" sahut Deli menatap tajam Nessa.
"Kapan kakak pernah nyetujuin aku punya pacar?" Tanya Nessa sedikit meninggikan suaranya.
"Tapi kan gak harus sama adek tingkat" jawab Deli dengan nada lebih pelan dari sebelumnya.
"Iya aku tau kak, tapi dia seumuran aku kok malah lebih tua dia, cuma dia aja yang telat sekolahnya" sahut Nessa masih dengan nada tingginya.
"Gakmau dengar alasan apapun!" tegas Deli. Nessa terdiam dan membalikkan tubuhnya. Dia kehabisan kata-kata untuk membela diri, bahkan dia ingin menangis tapi ia tahan.
"Dek maaf ya" ucap Deli sambil memegang pundak Nessa dari belakang. Nessa masih terdiam. "Dek jangan ngambek dong, ini udah malem loh nanti kesambet" lanjutnya menggoda gadis di depannya ini.
"Aaaaah kak Deli nakut-nakutin, padahal tadi abis nonton Conjuring" teriak Nessa keceplosan dan langsung menunduk.
"Oh gitu sekarang, mentang-mentang gue gak ada, film baru liatnya sama yang lain" sahut Deli menaikkan alisnya. Nessa membalas dengan sengiran di wajahnya.
"Liat sama Ferdie?" Tanya Deli. Nessa menganggukkan kepalanya ragu.
"Jadi dibolehin ya kak? Ayolah please kak. Nanti aku traktir kakak apa aja deh. Kali ini jangan dilarang-larang lagi ya. Aku udah jauhin bang Firza sesuai apa yang di mau kamu kan kak" Rayu Nessa memeluk lengan Deli lalu menggoyangkannya.
"Iya deh iya, tapi awas macem-macem!" Ancam Deli lalu tersenyum.
"Iya beres. Ayo pulang kak. Naik taksi. Sini aku bantu bawa barang-barangnya" sahut Nessa tersenyum girang dan mengangkat barang-barang Deli yang ringan.
****
Skripsi Deli hari ini pun dimulai, Nessa dan Vina tak henti-hentinya berdoa untuk kelancaran sidang kakak tercintanya itu. Akhirnya setelah hampir 2 jam Deli pun keluar dengan wajah kusam.
"Loh? Loh? Kak? Kenapa? Ada yang salah kak?" tanya Vina khawatir.
"Wajah kakak kok gitu? Kabar buruk ya kak?" sahut Nessa.
Deli terdiam masih dengan wajah tak enak, kemudian tertawa terbahak-bahak "Astaga muka kalian itu lucu sekali, bikin ngakak. Tenang ya adik-adikku cantik, lulus kok alhamdulillah sukses" ucapnya. Vina dan Nessa langsung memeluk Deli "Alhamdulillah rejeki anak soleh dipeluk 2 cewek" ucapnya sambil mengusap kepala kedua perempuan yang dianggap adiknya itu.
"Kak Deli ih" gerutu keduanya langsung melepaskan pelukannya dengan kasar.
"Oke abis gini kita makan-makan. Aku traktir!" Ucap Deli bahagia atas kemenangan setelah melaksanakan sidang skripsi.
"Yeaaaay!" Seru kedua perempuan itu.
Di Food Court Mall terdekat dari kampus, ketiganya pergi untuk makan untuk merayakan kelulusan Deli. Ketiganya duduk melingkar sambil menunggu pesanan.
"Dio gimana dek? Denger-denger dia langsung dibilang lulus tanpa ada pertanyaan ya?" tanya Deli.
"Iya kak, seminggu yang lalu aku nungguin dia was-was" jawab Vina.
"Gak sia-sia kan Dek, gue ngenalin lo sama dia, pinter, ganteng, pasti kumlot deh dia" goda Deli.
"Apaan nih? Nyindir?" celetuk Nessa yang langsung cemberut.
Deli langsung tertawa mendengar ucapan Nessa "Gitu aja ngambek, emang gue nyindir lo ya?" Tanya Deli. Nessa hanya melirik sinis kearahnya "Oh ya anak PA mau ke semeru seminggu lagi buat ngerayain pelepasan anak semester8, kalian boleh ikut" jelasnya.
"Asik" teriak girang Vina
"Eh tapi kak, aku gak kuat dingin loh. Waktu ke bromo aja sampe ketiduran saking dinginnya, tau sendiri kalau nonton juga gimana" sahut Nessa langsung cemberut kembali.
"Lebay deh mulai, slow lah ada gue juga. Pasti gue jagain lo. Tenang aja" sahut Deli sambil mengusap lembut kepala Nessa.
"Aku izinin ya Vina? Kak Deli? Bagaiamana?" Tanya Nessa
"Wah siap-siap ketemu camer nih" celetuk Deli lalu terkekeh.
Vina langsung membulatkan matanya "What's kak? Curiga nih. Tuh kan punya firasat buruk sama hubungan kalian berdua, kayak ngelanggar janji" ujar Vina mendelik bergantian kearah keduanya.
Deli langsung tertawa "Bercanda kali" sahutnya kembali tertawa.
*****
Pendakian Gunung Semeru. Tepat 10 orang 4 perempuan dan 6 laki-laki, yang terdiri dari beberapa anak inti UKM Pecinta Alam hanya 8 orang, sisanya adalah orang luar, Nessa dan Vina. Semua anggota PA sudah tau mereka berdua, karena sering menempel kepada Deli.
"Kak Deli haus bat dah ini" gerutu Nessa yang dari tadi mengeluh.
"Capeeeeek kak. Istirahat dong" lanjut Nessa terus mengeluh.
Deli yang melihat tingkah Nessa hanya bisa bersabar dan memaklumi. Kejadian saat di Bromo pasti akan terulang dan ini lebih parah mengeluhnya, karena medan jalan yang mereka lewati lebih susah. Nessa memang lebih manja dari Vina, takk henti-hentinya dia mengajak untuk sekedar duduk lanjut perjalanan kemudian duduk. Tak halnya teman-teman Deli merasa eram terhadapnya.
"Kak Deli maafin Nessa ya kak, tau gitu aku gak ikut kan? Aku tunggu disini aja ya. Kakak jalan terus aja sama temen-temennya. Maaf kak ngerepotin mulu daritadi" bisik Nessa kepada Deli, merasa tak enak pada teman-temannya.
"Kalau ngomong ini coba dipikir kenapa sih, Dek? Mana tega ninggal lo sendirian disini? Kalau ada apa-apa bagaimana, huh? Yang izinin ke orangtua lo siapa?" Tanya Deli sedikit membentak dan membuat orang yang berjalan didepannya menghentikan langkahnya lalu menoleh kearah mereka.
Nessa langsung tersentak dibentak oleh Deli "Lah ini orang banyak yang lewat, gak sendiri kok. Atau nanti aku turun aja kebawah" jawabnya lalu meringis, kakinya sudah tak kuat untuk berjalan lagi. Dia capek.
"Dek, dek, ayo berdiri gak!" Bentak Deli lagi menarik kasar tangan Nessa "nanti kala kesasar gimana? Katanya mau liat negeri diatas awan?" Tanyanya lagi dengan nada yang lebih lembut. Nessa langsung tersenyum mendegar 'Negeri diatas Awan'.
"Kak tapi gak enak sumpah, 2 hari sudah gak mandi, gak enak tidur" ucap Nessa lagi mulai mengeluh dan duduk dengan seenaknya di jalan.
"Ya sama kan? Jangan mengeluh mulu kek. Coba liat Vina dia ajah masih kuat" sahut Deli ikut berduduk jongkok didepan Nessa.
"Yaiyalah dia kuat, orang ada kak Dio. Dijagain pasti. Tau gitu sama bang Firza atau Ferdie diajak kek" sahut Nessa lagi.
Deli langsung menghela nafas panjang dan berdiri "Yaudah kamu aku tinggal" ucapnya lalu melengos pergi.
"Tungguuuuu kaaaak" teriak Nessa berlari kearah Deli dan memegang tangannya. Deli hanya tersenyum melihatnya.
*****
Hari ini adalah hari penting untuk Deli dan teman-teman seangkatannya untuk merayakan kelulusan mereka dengan gelar yang akan bertambah dibelakang namanya. Hari Wisuda Universitas.
"Happy Graduation kak Deli" ucap Nessa dan Vina bersamaan. Saking bahagianya Nessa langsung memeluk Deli sangat erat, hingga lupa dia datang dengan Ferdie dan Deli yang tersadar akan Ferdie melepaskan pelukannya.
"Nih kak" ucap Nessa sambil memberikan sebuket bunga mawar merah yang telah dirangkai indah.
"Ciyeeee gak sadar tuh kalau ada Pacarnya disini" sindir Vina lalu terkekeh.
Nessa hanya meringis "Sudah biasa kok ya. Oya happy graduation ya kak Dio" sahut Nessa mengulurkan tangan pada Dio.
"Makasih ya Nes" sahut Dio menjabat tangan Nessa.
"Halah kamu juga ngasih bunga aja ke kak Dio. Oya kak Deli nanti kalau aku wisuda tahun depan request ya kasih bunga mawar merah yang lebih banyak dari ini sama kasih boneka wisuda yang super duper gede kayak di instagram itu" jelas Nessa dengan mata berbinar-binar seperti anak kecil yang meminta hadiah ulangtahun kepada orang tuanya.
"Oy sadar oy tuh ada Ferdie, pacar kamu" sahut Vina menoyor kepala Nessa.
"Lo aja gak ngasih boneka, mau minta boneka. Lagian tanpa gue kasih juga pasti ada yang ngasih" sindir Deli sambil menyikut lengan Ferdie. Ferdie hanya tersenyum mengiyakan.
"Gak mau. Maunya di kasih dobel" gerutu Nessa mengerucutkan bibirnya dan menyilangkan tangannya.
"Iya iya ah adekku yang bawel" ucap Deli sambil mengusap kepala Nessa "eh Nes, kayaknya pangeran kamu satu lagi minta dikasih bunga tuh" bisik Deli ke telinga Nessa.
"Siapa kak?" Tanya Vina dan Nessa bersamaan. Lalu menoleh kearah yang ditunjuk Deli dengan gerakan matanya.
"Ya Tuhan, tolong hilangkan aku saat ini" ucap Nessa dalam hati menatap takut kearah Ferdie. Jantungnya seakan berhenti berdetak, pikirannya kemana-mana, entah jawaban apa yang muncul nanti. Ferdie masih tetap tenang tak bereaksi.
"Happy graduation ya Del, Yo" ucap Firza sambil menjabat tangan Deli dan Dio.
"Thanks ya" ucap keduanya tersenyum ramah.
"Del boleh minta izin ngomong sama Nessa?" Tanya Firza meminta izin.
Nessa reflek langsung memegang tangan Deli. Jantungnya benar-benar terasa terhenti. Lehernya terasa tercekik, dia terus memegang tangan Deli sampai keringat dingin.
"Temuin aja ya dek, insyaallah Ferdie ngerti kok. Buktinya dia tetap stay cool begitu" bisik Deli sambil mengusap lembut tangan Nessa "iya, jangan lama-lama" ucap Deli pada Firza melepaskan genggaman tangan Nessa.
"Kamu cantik Sa pake baju begini" ucap Firza tersenyum. Nessa hanya tersenyum mendengar ucapannya.
"Kayaknya kamu berubah, kamu udah pacaran sama Deli?" Tanya Firza.
"Bukannya aku sudah menjelaskan ya? Kak Deli itu segalanya buat aku, bisa pacar, kakak dan ayah juga" jelas Nessa.
"Berarti gak pacaran kan?" Tanya Firza lagi. Nessa sudah malas menjelaskan jadi dia hanya menganggukkan kepalanya. Firza kemudian memegang tangan Nessa "aku mau ngomong sesuatu sama kamu" ucapnya.
Hati Ferdie begitu sakit, melihat dari kejauhan tangan seseorang yang dicintainya dipegang laki-laki lain.
"Tenang Fer, Nessa tau kok yang terbaik buat dirinya" ucap Deli yang setidaknya membuat hati Ferdie lebih tenang.
Nessa sudah binggung dengan pikirannya, hatinya tak tenang. Kenapa Firza lama sekali mengucapkannya. Walaupun dia tau apa yang akan diucapkannya.
"Ngomong apa?" Tanya Nessa memulai pembicaraan.
"Kamu mau gak jadi pacarku? Abis kamu wisuda tahun depan aku lamar kamu. Bagaimana?" Tanya balik Firza tersenyum dan mengenggam erat tangan Nessa.
Nessa mengutuk dirinya sendiri, jantungnya berdetak sangat cepat. "Bolehkah aku langsung lari saja dari sini?" Tanyanya dalam hati dan menelan ludah berkali -kali "Maaf" ucapnya dengan cepat melepas genggaman Firza "aku sudah punya pacar, aku rasa kamu tau orangnya yang mana" ucap Nessa tersenyum sambil melihat kearah Ferdie.
Hati Firza sangat pilu rasanya, orang yang dicintainya sejak awal kuliah sampai sekarang, meskipun sebelumnya sudah ada 2 perempuan yang masuk kedalam hatinya. Seseorang yang dulu pernah ditembak lewat sms, dan diberi jawaban yang tidak mengenakan harus kembali terulang, sosok itu sudah memiliki kekasih.
"Happy Graduation bang Firza" pamit Nessa tersenyum pergi meninggalkan Firza lagi. Firza menatap kosong Nessa yang semakin jauh melangkah.
"Gimana dek?" Tanya Kak Deli.
"Sudah beres kak. Sudah dijelasin. Agak gak tega juga sih kasihan" sahut Nessa lega.
"Kasihan? Maksudnya apaan? Kamu cinta juga sama dia? Yaudah sana gih berdua dilanjutin pegangan tangannya" Tanya ketus Ferdie.
"Apasih sayang? Ciyeee cemburu" goda Nessa langsung memeluk manja pinggang Ferdie.
"Dek dek kamu itu tetep aja gak berubah, orang pake jilbab kok sering banget meluk-meluk laki didepan umum" celetuk kak Deli. Nessa hanya membalas dengan menyengir kuda dan Ferdie tertawa kecil sambil mengelus kepala Nessa.
"Oya kakak mau ngenalin seseorang sama kalian berdua" ucap kak Deli
"Siapa kak?" Sahut Vina dan Nessa
"Ini Dia, namanya Zahra dia temen ospek dulu sama kelompok KKN. Nanti dia bakal jadi kakak ipar kalian?" Ucap Deli datang dengan seorang perempuan.
"What's?" Keduanya terkaget.
Perempuan itu berjilbab panjang, dengan kebaya agak longgar namun dipakai sangat bagus sekali dibadannya. Kulitnya putih bersih walaupun tak terlihat oleh mata namun bisa dilihat dari wajah dan telapak tangannya. Wajahnya begitu meneduhkan hati. Berbeda jauh dengan Deli yang rambutnya gondrong, item gak karu-karuan, tapi masih terlihat keren.
"Assalamualaikum. Perkenalkan nama saya Zahra Hasan Alawiyah. Saya tau kalian berdua Nessa dan Vina, Deli sering bercerita tentang kalian" ucap Zahra dengan suara lembut dan tenangnya.
"Halo kak Zahra" sahut keduanya
"Oya kak? Pasti yang diceritain jelek-jelek ya?" Tanya Vina
"Gak kok. Tenang rahasia kalian aman" jawab Zahra sambil tersenyum.
"Lah mulai sekarang kalian berdua, adik-adikku tersayang paling cantik yang idolanya banyak banget, mulai kali ini harus bisa menghargai kak Zahra, jangan seenaknya sendiri kalau kakak mau berdua sama kak Zahra kalian tiba-tiba muncul. Terus peluk-peluk, kalau kata kak Zahra bukan mukhrim haha" jelas Deli terkekeh.
"Lah emang kakak udah muhrim sama kak Zahra? Gimana mau berduaan? Yang ketiga setan loh. Makanya nanti aku datang sebagai setan tukang ngerecokin haha" sahut Nessa kemudian tertawa menggoda.
"Wah iya bener Nessa emang setan kok kak" celetuk Vina ikut tertawa.
"Ih enak aja. Abis gini resmi kok. Kita mau taarufan. Aku sama kedua orangtuaku sudah kerumahnya minta dia" jelas Deli.
"Oh gerak cepat bro?" Tanya Dio
"Bukan begitu. Aslinya pacaran dalam agama kan gak ada. Makanya kalau ada perempuan dan laki-laki dipertemukan segeralah" jawabya dengan nada santai lalu tersenyum kearah Zahra.
"Terus kapan acaranya? Nanti aku gak ada temen curhat dong kak? Nanti kalau aku mau ngeluh ke siapa?" Tanya Nessa cemberut.
"Mungkin 3 bulan lagi lamaran langsung menikah. Kan ada Ferdie dek, dia pacar kamu. Pasti dia tau mana yang terbaik buat kamu. Jangan cemberut gitu dong" ucap Deli.
"Tuh kan Sa, makanya jangan ngikutin Deli mulu, ada saatnya dia punya seseorang yang dicintai, dan kamu harus siap melepaskan. Tugas jagain kamu dan yang mengerti kamu itu Ferdie, pacar kamu" sahut Dio
"Jadi malu diceramahin orang banyak hehe" celetuk Nessa pelan sambil meringis. Semua pun tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi datar Nessa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar