Minggu, 19 Juli 2015

Cinta Tak Harus Terucap

"Tyooo bantuin aku misahin abangku sama pacar barunya!" ucap Tisya di kantin kampusnya
"Apasih Sya, berisik banget" sahut Tyo tenang
"Iiiiih menyebalkan sekali!"

Tio dan Tisya adalah sahabat sejak mereka SMA, perkenalan mereka adalah saat Ujian Try Out percobaan UNAS SMP yang diadakan sebuah SMA termama, kedua sekolah mereka mengikuti ujian itu dan sekolahan lain pun juga sama. Mereka dipertemukan satu ruang ujian yang sama, dengan duduk pas depan belakang.

Awalnya Tyo yang memulai duluan saat masuk dalam kelas. You know lah anak laki mana ada perlengkapannya yang lengkap.

"Hei" sapa Tyo duluan
Tisya hanya menoleh sejenak dan takut karena laki-laki itu orang asing
"Hei" sapanya lagi sambil menyundulkan pensil pada pundak Tisya
"Apasih? Lagi belajar nih, ganggu banget. Lagian kamu itu siapa? Kenal aja enggak" jawabnya ketus
"Prasetyo Nugraha panggil aja Tyo" ucapnya memberikan tangannya
"Tisya, ada apa?" menjabat tangannya
"Aku pinjem orotan sebentar dan aku yakin di tempat pensilmu ada penghapus setidaknya lebih dari satu dan aku pinjem juga boleh?" tanyanya ragu
"Iya nih" ucapnya sambil memberikan penghapus dan orotan miliknya
"Terimakasih Tisya, cantik deh"
"Gombal. Sudah sana"
"Sewot amat, gak usah sok sibuk belajar udah santai aja, nanti kalau kamu gak tau jawabannya contek aku lah boleh, gini ini aku juara kelas loh dari kelas 7"
"Sombong banget sih"
"Yasudah kalau gak mau, jangan sombong-sombong deh, nanti nyesel loh"
"Bodoh amat!"

Keduanya pun mengikuti ujian dengan teliti, begitu pun peserta yang lain. Waktu yang diberikan kurang 20menit lagi. Suasana kelas mulai berisik, meminta contekan satu sama lain, walaupun tak saling kenal. Tisya mulai grogi dan diganggu oleh teman kanan kiri maupun depannya.

"Uhhh ganggu konsentrasi, bentar dong" lirihnya sambil menutup kuping
"Hei contek aku aja dijamin bener, jangan ganggu dia" sahut Tyo
"Sombong. Menyebalkan" gerutu Tisya

"Okay waktu kurang 10menit lagi, yang sudah selesai boleh dikumpulkan" ucap penjaga ruangan
"Paaaaaak bentar dong tinggal dikit nih" teriak semuanya

Dengan pedenya Tyo maju dan mengumpulkan lembaran ujian, dia memang terkenal pintar di sekolahnya walaupun gayanya acak-acakan seperti tak ada niat untuk sekolah.

"Tisya kamu yakin gak mau aku contekin?" bisiknya saat melewati bangku Tisya
Tisya hanya melengos sebal.
"Ini aku kembalikan penghapusmu, terimakasih atas bantuannya" ucapnya pelan
Tisya hanya menoleh dan fokus pada soal yang belum ia jawab.

Tisya belum mengerjakan 5 nomer, dia belum yakin akan jawabannya sendiri dan menghapusnya kembali. Ia meraih penghapus yang ia pinjamkan pada Tyo. Ada sebuah kertas yang terselip di penghapus itu. Ragu hati Tisya untuk membukanya tapi ia beranikan diri, apalagi yang dilakukan Tyo terhadapnya.

"Hey, jangan sombong-sombong. aku bukannya sok pintar tapi ingin membantumu, ini jawabanku 6A 16C 20C 21A 50B. Kalau jawabanmu sama denganku insyaallah itu benar, kalau jawaban kita berbeda kroscek aja mungkin ada yang salah. Percaya dengan dirimu sendiri. Thanks"

Tisya langsung mencocokkan jawabannya dengan tulisan Tyo. "Astaga dia pintar sekali, jawabannya sama denganku! Harusnya aku lebih percaya pada diriku sendiri" gumamnya dalam hati. Dia langsung melingkarkan hitam jawabannya. Dan jadi orang kedua yang mengumpulkan lembar jawaban setelah Tyo.

Tisya agak sedikit kecewa, karena jawabannya bukan murni hasil pikirannya sendiri. Dia meraih kertas dan menuliskan sebuah surat kecil untuk Tyo. Dan memberinya dengan cepat, langsung menghadap ke depan.

"Terimakasih, sudah membantu:)"

Keduanya saling tersenyum satu sama lain.

"Tisya kita keluar ngapain disini, kantin kek, beli jajan kek, atau apa gitu" ajak Tyo pelan
"Emang boleh?"
"Boleh lah" ucapnya santai "pak, yang sudah boleh istirahat kan?" ucapnya mengacungkan tangan
"Silahkan nak, nanti jangan pulang dulu ya, jam 12 pengumumannya"
Tampaknya yang lain pun sudah selesai mengerjakan dan ikut keluar bersama Tisya dan Tyo sambil membawa tas masing-masing.

"Tisya, mau jajan apa?"
"Aku mau cari temen-temenku dulu"
"Oh yasudah, aku ke kantin dulu"
"Oke"

Pengumuman untuk Tryout Percobaan UNAS sudah tertempel di papan mading.

Speechless!
Prasetyo Nugraha masuk 10 besar, sedangkan Tisya masuk 20 besar agak syok juga sih lihat Tyo begitu pintar. Nilai mereka hanya berbeda 1,2 doang udah beda jauh peringkatnya.

Namun pertemuan mereka tak cukup sampai disitu keduanya dipertemukan di SMAN Komplek di Surabaya, yaitu SMAN 1 dan SMAN 2. You know what lah yang masuk SMAN 1 si Tyo dan Tisya belajar mati-matian supaya masuk SMAN 1 atau 2, akhirnya dia masuk SMAN 2. Kedua sekolah itu berjejeran gedung, di ikuti dengan SMAN 5 dan SMAN 9.

Dan saat pada beberapa bulan mereka sekolah, keduanya pun akhirnya dipertemukan saat keluar dari gerbang sekolah dan Tisya sedang menunggu jemputan abangnya.

Keduanya pun saling mengobrol satu sama lain, bertukar nomor hp dan nama fb dan twitter. Mereka sering mengobrol lewat sms atau pun chat gak penting di fb maupun dm twitter. Sekolah mereka memang terkenal, sering sekali mengadakan acara. Jadi tak halnya bagi mereka bertemu saat sekolah Tyo ada acara, Tisya dan teman-teman sekolahnya ikut hadir dan maka sebaliknya.

Saat bertemu pun mereka memilih untuk diam-diam, sampai mereka lulus SMA pun tak ada yang tahu tentang hubungan mereka. Bahkan saat mereka saling memiliki pacar, mereka juga pernah janjian bertemu secara sembunyi-bunyi. Entah apa yang ada dipikiran mereka sampai tak ingin hubungan mereka diketahui oleh teman atau pacar bahkan keluarga mereka sendiri.

Sampai akhirnya ujian UNAS SMA yang membuat Mereka berdua harus break dengan pasangan masing-masing. Dan dilain itu pula mereka bertemu di satu tempat Les "Ganesha Operation" tepat diseberang samping sekolah mereka, dan satu ruang kelas. Keduanya semakin dekat dan tak tanggung-tanggung istirahat atau pulang selalu bersama. Mereka jelas menyembunyikan kedekatan mereka, jika ditanya "he/she is my friends".

Sampai keduanya lulus bareng, walaupun tak bisa dirayakan bersama. Keduanya masuk satu universitas yang sama. Hebatnya lagi gak tanggung-tanggung si Tyo masuk Fakultas Kedokteran UNAIR lewat jalur undangan.

"Gila lu hebat banget Yo, otak lo encer bener, gw jadi minder temenan sama lu dah sumpah"
"Apaan sih? Bukannya abang lu juga dokter ya? Lu gak mau jadi dokter muda?"
"Mau sih, tapi kayaknya otak gw gak nyampe deh"
"Gaya-gayaan lu, masih ada jalur snmptn atau mandiri, bisa dicoba, tenang gw bisa privatin lu gratis! Tapi traktir gw makan ya haha"
"Idiiiih sama ajah, ntah lah. Kayaknya gak seberapa berminat deh masuk FK, susah amat kayaknya"
"Kok lu nyerah sih? Abang lu aja bisa masa lu gak?"
"Iye iye bawel! Tapi kalau gw gak bisa?"
"Udah bisa-bisa, posthink dong, mending lu ikut gw ke Cafe biasa, lu gw traktir!"
"Sumfeeeeh? Yeaaaaay! Cuss"

Ya darisanalah mereka bertemu. And you know Tisya masuk FK UNAIR di jalur snmptn yang harus berjuang dengan puluhan ribu orang. Dia sama sekali pesimis masuk FK UNAIR, tapi Tyo selalu menemaninya saat pendaftaran snmptn sampai menunggui Tisya ujian snmptn.

Dan akhirnya kini mereka sudah semester 4, agak susah memang jadi dokter. Tapi harus tetap berjuang, keselamatan pasien yang paling utama. Kalau dokternya gak semangat bagaimana pasiennya bisa sehat? Slogan yang selalu wajib ditanamkan pada setiap hati calon atau mungkin yang sudah spesialis dokter sekalipun.

"Kau tau Tyo kakak tingkat kita anak semester 8 yang anaknya kayak tante-tante, yang jalannya gak bisa gak narik perhatian mata laki, yang gak suka selow kalau ngomong lebay banget. Itu jadian sama abang gw! Demi apaaaaaaa! Mereka ketemu pas praktek di RSU Haji! Gw gak relaaaaa" keluhnya
"Yaelah kali aja dia biasa gitu, mungkin kita yang liatnya gak enak dipandang!"
"Tapi tetep gw gak rela abang gw sama dia" bantahnya
"Tisya, bersabarlah. Mungkin abangmu punya alasan kenapa suka sama dia. Mungkin ada sesuatu yang kita tidak ketahui ada di dirinya dia"
"Maybe. But, i dont care Tyo! Taruh dimana muka gw? Adiknya berhijab kek gini pacar abangnya gayanya astaga, bener sih kalau kuliah pake kemeja sopan, tapi roknya ngapret banget. Dan denger-denger dia doyan party! Orang tua gw bilang apa ntar?"
"Nah lu malah mikir jauh kesana, kali dia bisa berubah pas deket abang lu"
"Ah tau ah! Ngomong sama lu kek ngomong sama tembok! Bhay!" pamit Tisya yang marah pada Tyo

Tisya berjalan pergi menjauhi Tyo, dia merasa sia-sia telah bercerita panjang lebar, namun tak ada solusi untuknya. Sampai di kelas pun Tyo berusaha mengajak ngobrol Tisya, tak di gubris olehnya. Tyo gak tahan dengan sifat kekanak-kanakan Tisya hanya karena hal seperti itu.

Mata kuliah pun selesai.....

"Aku pulang sendiri, naik taksi. Trims" pamit Tisya langsung nyelonong pergi keluar kelas
"Tis. Tis. Tis" kejar Tyo
"Widiiiiih sahabat zone berantem ini, tumben-tumbenan? Haha" goda teman mereka, Rasyad
"Berisik lu!" sahut Tyo
"Woles kali, Yo. Sono kejar" lanjutnya

"Tis. Tisya. Ayo dong jangan marah" ucap Tyo yang mengejar Tisya
"Iya. Iya gw bantuin lo!" lanjutnya.
Tisya langsung menghentikan langkahnya.
"Beneran?" tanya Tisya
"Iyaa. Pulang sama gw ya. Jangan ngambek dong" 
"Ok. Yuk pulang" ajak Tisya meraih tangan Tyo
Keduanya saling senyum.

****

Keduanya sudah merancang rencana, selama sebulan mereka tak akan bertemu. Tyo dengan segala kepinteran dan ketampanannya yang lumayan menarik perhatian banyak orang. Yang membuat semua cewek-cewek iri ketika Tisya dan Tyo bersama. Rencana mereka Tyo akan mendekati Dila, pacar abangnya Tisya. Bagaimanapun caranya Dila harus nyaman bersama Tyo sampai saat Tisya akan nunjukin Dila yang sesungguhnya.

Rencana sudah berjalan lancar. Seminggu lalu Tyo menghampiri Dila di sebuah Club cukup terkenal, dilihat memang Dila gadis yang sexy dengan pakaian ketat dan serba mininya. Yang luar biasa lagi, Tyo sama sekali tak melihat Dila minum-minuman beralkohol.

Tyo berhasil mendekat kearah Dila. Tampaknya dia sedang frustasi atau mungkin pikiran yang berat.

"Hai" sapa Tyo
Dila hanya melengos
"Kak Dila kan? Anak FK semester 8?"
Dila langsung merespon
"Iya. Siapa ya?" tanyanya
"Tyo, adik tingkatnya kaka, aku semester 4, sedang apa kak disini? Lagi party kok mukanya surem gitu?" ucap Tyo to the point
"Hehe iya. Party suka sama musiknya doang. Minuman keras kan haram dan gak baik juga buat kesehatan toh?" ucapnya Ramah
"Bagus tuh kak, sama sih aku kesini juga suka musiknya"
"Sama dong haha. Oya kamu kok tau aku kakak tingkatmu?"
"Ya tau dong kak, siapa yang gak kenal kakak cantik and maybe sexy too hehe peace kak"
"Ya ya i know lah, di kampus terkenal gitu emang. Tapi jangan panggil kak lah. Panggil Dila aja"
"Oke siap bos"
Dila kembali dalam renungannya kembali.
"Kenapa kak?" tanya Tyo
"Gpp yo, lagi ada masalah sedikit sama pacar"
"Oh ya ya. Sabar ya Dila" sahut Tyo sambil menepuk pundak
"Salah gak sih kita sering ke tempat gini? Padahal kita kan gak minum? Kita hanya menikmati musiknya doang kan?"
"Ya kan presepsi orang beda-beda Dil, ada yang acuh ada yang begunjing jelek"
"Oh gitu"
"Pacarmu gak suka kamu disini?" ucap Tyo keceplosan
Dila langsung kaget dan melotot kearah Tyo
"Eh.... E... Sorry Dil"
"Iya iya gpp santai"
"Mungkin pacarmu khawatir kamu ada disini, dunia malam kan keras, kita kan gak tau apa yang terjadi, bisa saja khilaf, apalagi orang yang sering kesini konotasinya jelek banget" jelasnya
"Bijak banget dah ini bocah, andai pacarku kayak kamu"
"Kan orang beda-beda Dil, lebih baik kamu pulang daripada membuat pacar kamu khawatir, dan kalian malah tambah berantem. Sayang kan sama dia?"
"Sayaaaang banget lah. Dia orangnya baik banget. Tulus banget"
"Mau aku anterin pulang? Daripada sendirian pulang malem-malem?"
"Boleh. Terimakasih ya. Gak merepotkan kan?"
Tyo menggeleng.

******

Sudah hampir sebulan hubungan Dila dan Tyo semakin dekat, di kampus pun sering bertemu. Hubungan Dila dan Nabil, abang Tisya sudah mulai membaik. Walaupun terkadang Dila membandel kembali ke Club. Dan disaat Nabil mulai uring-uringan, Tisya adalah orang paling bahagia.

"Hei i miss you pricesss" sapa Tyo menelpon Tisya
"Haha miss you to much much my prince" "apa kabar kamu? Masa kita ngobrolnya dikelas terus, itupun aja cuma bentar"
"Iya lah gpp, mau gimana lagi. Kita gak seluasa dulu"
"Eh bener deh, kakak iparmu itu buaaaik banget aslinya, coba deh kamu deket dan ngobrol sama dia"
"Stop! Gak mau denger!"
"Gilaaaa kamu itu ya, dibilangin kok ngeyel, coba kenalan dulu"
"Males! Abangku aja gak pernah ketemu dia udah beberapa minggu karena sibuk sama koasnya. Apalagi aku? Maleeees. Apa jangan-jangan kamu mulai suka dia ya? Dia lebih cantik kan? Kamu suka kan? Iya kan?"
"Jangan sok tau deh. Apa jangan-jangan kamu cemburu? Ciyeeeeeee"
"Apa? Apa? Eh iya bang bentar. Oh eh aku dipanggil abangku nanti telponan lagi. Bye" ucap Tisya salting
"Iya. Assalamualaikum"
"Walaikumsalam"

*****

"Dek, nanti ikut abang ya, mau aku kenalin seseorang" ucap Nabil pada Tisya
"Hm... Apa bang?" jawabnya pura-pura tidak mendengarkan
"Aku mau kenalin kamu sama seseorang"
"Oh ya? Siapa?"
"Ada deh"
"Palingan si Dila" sahutnya dalam hati sambil tersenyum kecut

"Tyoooooo" ucap Tisya lewat telpon
"Apa sayang?"
"Sayang? Sejak kapan panggil aku sayang? Kamu punya pacar ya? Oh gitu sekarang ya gak cerita! Okey fine!"
"Idih itu otaknya isinya suudzon mulu, aku itu manggil sayang ke kamu kok haha"
"Aneh deh. Sudah lupakan. Nanti malam aku ketemuan sama si Dila, aduh aku harus gimana? Aku gak mungkin nolak ajakan abangku. Kamu harus ngajak aku keluar"
"Enak aja. Yaudah kenalan sono gih, aku mau keluar sama abangnku juga nyari sepatu"
"Semoga nanti kita satu mall, dan aku bisa ngibrit lari ke kamu"
"Kita kan lagi jauh-jauhan masa mau ketemu, apalagi di depan Dila dan abangmu, kita kan lagi sandiwara"
"Oh meeen! Aku lupa! Yasudah lah pasrah. Ikutin alur sajalah"
"Nah gitu dong"
"Oke. Bhay! Assalamualaikum"
"Walaikumsalam"

Saat di Mall.....

"Halo yank, sudah lama kah? Sorry ya telat. Maklum ini adekku lama banget dandannya" sapa Nabil
"No problem sayang, duduk sini! Kamu Tisya kan anak semester 4? Dila" ujarnya sambil mengulurkan tangannya
"Tisya" menjabat tangan Dila malas
"Mau pesen apa?" ujar Dila ramah
"Topeng!" sahutnya dalam hati
"Oh aku terserah deh yang penting enak" jawab Tisya asal
"Jangan gitu dong dek" sahut Nabil
"Yasudah aku tau kok makanan disini, sering banget kesini, aku tau makanan yang cocok buat kamu Tisya" ujar Dila
Tisya masih diam tak merespon sibuk bermain gadgetnya.

Setelah beberapa menit makanan pun datang, mereka mengobrol lebih tepat mereka adalah cuma Dila dan Nabil. Tisya hanya menyaut seadanya dan nyinyir.

"Oya minggu depan adikku ulang tahun, dia ngadain party kecil-kecilan. Aku harap kalian berdua dateng ya" ucap Dila
"Ehmm. Aku gak bi...sa kak" sahut Tisya
"Apa sih dek, jangan sok sibuk deh. Tisya bisa kok. Jangan ngecewain kak Dila dong"
"Gpp kalau emang sibuk, sempatin dateng ya. Tenang gak ada alkoholnya, cuma party biasa dan ada DJ itupun sumbangan temennya Salim. Pesta topeng juga pasti dijamin seru"
"Oh yayaya" Sahut Tisya

****

1 minggu kemudian........

"Halo Tisya, gawat banget hari ini" ucap Tyo dalam telpon
"Apasih?"
"Kamu gak pura-pura bodoh kan hari ini ada acara?"
"Iye tau, males dateng ah. Tapi ini abangku maksa"
"Dateng aja lah, biar kita ketemu"
"Kamu mau kita ketahuan?"
"Dont worry, pesta topeng right?"
"Oh iya sih, asli males banget deh. Aku ikut cuma karna ada kamu ya"
"Gitu dong"
"Oke bye. Assalamualaikum"
"Walaikumsalam"

Saat di Pesta....
Yap! Pelayan di depan sudah memberikan topeng saat di pintu masuk. Sepertinya banyak yang datang dan agak canggung juga datang ke acara seperti ini menurut Tisya.

"Dek! ngapain ngelamun sih?"
Tisya hanya melengos malas
"Kita cari Dila deh, sapa tau deket kue ulang tahun"
"Tapi kok alay sih bang? Laki ulang tahunnya aja pake dirayain" sahutnya kesal
"Huuuus kamu itu kalau ngomong dijaga"
"Iyaaaa"

"Hei Nabil! Tisya" sapa Dila
"Halo sayang" sahut Nabil "selamat ulang tahun ya" ucap Nabil berjabat dengan laki-laki disebelahnya Dila
"Selamat ya" sahut Tisya malas
"Oya Tisya, kenalin ini adekku Salim" ucap Dila
"Salim" ucapnya mengulurkan tangan
"Tisya" menerima uluran tangannya
"Yaudah kalian happy happy aja disini" sahut Salim "Tenang disini 100% halal" lanjutnya
Tisya dan Nabil hanya tersenyum

Tisya mulai sibuk dengan gadgetnya, dia menghubungi Tyo yang entah dimana keberadaannya.

"Mana bisa coba gw ngenalin laki-laki disini itu Tyo" keluhnya yang mulai bosan berkeliling gak jelas

Sepertinya Tisya mulai mengenal Tyo yang mana. Itu dia yang barusan datang kemudian menghampiri Dila terus cipika-cipiki. Hati Tisya terasa panas dan kesal.

"Dasar semua cowok sama aja! Ganjen!" keluhnya dalam hati

Tiba-tiba hpnya berbunyi...

"Kamu dimana Tis?" tanya Tyo lewat telpon
"Entahlah" sahutnya kesal
"Yaelah, kenapa masih sewot sih?"
"Kamu dimana?"
"Di deket meja makan, gelangnya dong angkat tangan"
Tisya mengangkat tangan kirinya
"Yeah i got it! Aku kesana ya"

Tyo menghampiri Tisya yang sedang duduk di meja makan.

"Halo Tisya sayaaaang" goda Tyo
"Apaan sih?"
"Oh jadi gitu sekarang ke aku? Kita udah gak pernah keluar bareng lagi selama sebulan lebih, responnya gini doang?"
"Terus mau di apain?"
"Kamu itu kenapa? Marah sama abangmu jangan dilampiasin ke aku dong"
"Bodo! Orang marahnya sama kamu" ucapnya keceplosan
"Loh? Ada apa? Aku salah apa?"
"Tau!"

"Oke baiklah menginjak acara utama kita adakan lomba, bagi yang sudah memiliki pasangan boleh ikut yang jomblo juga boleh ikut" ucap DJ itu diatas panggung
"Eh itu mantanmu bukan sih Tis? Si Dio? Dia beneran tambah jadi ya abis putus sama kamu" celetuk Tyo
"Apaan sih? Gak gitu juga kali"
"Ikut lomba yuk" ajak Tyo menarik tangan Tisya

"Kita bacain rulesnya ya, jadi setiap musik berjalan nanti kalian dansa sesuka kalian, kalau musik berhenti kalian harus cepet-cepet ganti pasangan dansa, tenang kita main-main aja kok. Selama 7x putaran jika ketemu sama pasangannya lagi, dia pemenangnya dan berhak mendapatkan reward. Nah sekarang izin dulu sama pasangan masing-masing, maaf-maafan dulu takutnya nanti khilaf hehe canda" ucap pembawa acara

Alunan musik dansa berlantun dengan pelan dan romantis. Begitu pula pasangan-pasangan lain.

"Gw sebel sama lu!" celetuk Tisya
"Loh Tis kenapa kamu ngomong gitu sih? Aku salah apa?"
"Tau ah!"
"Ngaku deh aku buat apa bikin kamu sebel?"
"Gak ada"
"Jangan bohong deh"
"Apasih?"
"Yasudah kalau gitu gak usah temenan aja kita, kalau saling simpen rahasia, aku lepas nih gelang persahabatan kita"
"Gw sebel sama lu! Kenapa kamu dateng main cipika-cipiki segala sama si Dila, abangku dateng cipika-cipiki juga aja sebelnya minta ampun, apalagi liat kamu. Nyebelin tau gak sih!"
"Oh jadi itu masalahnya? Kamu cemburu ya? Ciyeee"
"Ih enggak"
"Iya aja Tisya"
"Ngak ya"
"Iya dong Tis biar seru"

Alunan musik berhenti. Semuanya sibuk berganti pasangan. Dan akhirnya menemukan pasangan sendiri-sendiri. Dan musik pun berlanjut.

"Hai Tis" sapa seseorang
"Oh hai, siapa ya?"
"Kamu gak ngenalin suara aku?"
"Ngak tuh" sambil matanya mencari-mencari Tyo
"Yang punya acara"
"Oh Salim hehe maaf ya"
"Iya gpp"
"Anak FK ya?"
"Iyup" sahutnya pendek setelah melihat Tyo berdansa dengan Dila
"Kamu sedang cari apa sih?"
"Ngak ada. Sorry. Sorry"
"Kamu kuliah dimana Lim?"
"Sama FK juga, tapi di UB"
"Oh jadi yang kesini anak FK semua?"
"Ngak juga ada temen SMA juga sih"
"Kamu kenal Dio?"
"DJ Dio?"
"Iyaap"
"Temen aku kuliah, dia anak BEM Universitas. Aku pun sama"
"Oooooh"
"Kamu tau dia? Ketemu dia dimana? Ketemu di club?"
"Haha ya ampun Salim mana ada perempuan berjilbab ke Club"
"Ya kan kali aja topeng, sekarang kan banyak yang begitu. Jadi kenal dari mana?"
"Temen aku SMA" jawabnya agak aneh
"Yakin sekedar temen?"
"Okay mantan deh"
"Sumpah? Haha kok bisa sih dia punya paar berjilbab kek kamu? Aneh banget"
"Santai kali. Dia dulu gak kayak gini. Aku pake jilbab juga barusan kuliah ini. Yang aku tau dulu dia anak band metal, aku sering diajak dia ke konsernya"
"Ohhh pacaran berapa tahun?"
"Kok kamu kepo sih haha"
"Yaudah gak dijawab juga gpp"
"Haha canda. 1,5 tahun. Putus pas mau unas. Maklum lagi ngejar FK jadi harus fokus"
"Gak nanya tuh putus kenapa haha"
"Ih nyebelin banget sih"
"1-1 sama dong Tisya, oya kalau kamu jadi cewek aku mau?"
"Ngak lah, kamu itu aneh. Baru kenal beberapa menit doang"
"Astaga jutek banget ya kamu, jadi semakin penasaran sama kamu"

Musik pun berhenti. Kemudian mulailah mencari pasangan kembali.

"Bang Nabil?"
"Iya dek"
"Jarang-jarang banget kita dansa haha"
"Yoi. Oya tadi ngobrol sama Salim ya? Ngomongin apa aja?"
"Kepo deh bang"
"Iya iya tau deh"

Semua putaran sudah 7x dan pemenangnya adalah Nabil dan Dila. Tisya syok bukan main, hatinya langsung lemas. Cinta mereka sudah kuat, harusnya Tisya tak ada hak untuk memisahkan mereka berdua lagi.

"Kamu harus belajar positif thinking sama orang" ucap Tyo yang mendekatinya
Lagi Tisya hanya membalas senyum tak ikhlas.
"Berhentilah bersikap seperti itu terhadap abangmu, aku juga capek sandiwara terus" lanjutnya
"Iyaaaaa"
"Aku juga capek terus-terusan jauh sama kamu, kangen tau" goda Tyo sambil memeluk pundak Tisya
"Apaan sih?" Sahut Tisya malu-malu

"Okay kita buka bersama-sama topengnya, kita lihat siapa yang masih tetap sama pasangannya" ucap MC

Semuanya membuka topeng masing-masing. Dan yang paling terlihat signifikan memang Nabil dan Dila.

"Wow ini dia pasangan kita malam ini. Baiklah kepada Salim dipersilahkan memberikan reward"
"Terimakasih. Sebenarnya gw pingin gw sendiri yang menang. Tapi cewek yang gw sukain lebih milih orang lain. Tapi karena kakak gw yang menang, gw turut bangga atas cinta mereka berdua. Semoga nanti nular ke gw. Sekarang reward nya adalah mahkota queen and king. Congratulation bang Nabil dan Kak Dila" ucapnya sambil memeluk Nabil dan Dila
Semuanya bertepuk tangan.

Acarapun berlanjut dengan meriah kembali. Tisya dan Tyo tak berniat untuk bergabung dengan hingar bingar disana, mereka memilih untuk duduk di meja berdua.

Tiba-tiba Dila menghampiri mereka berdua. Tisya merasakan jantungnya berhenti berdetak. Raut wajah mereka berdua sudah tak karuan. Tisya terus memegang erat tangan Tyo dibawah meja, menyembunyikan rasa takutnya.

"Mampus gw" ucap lirih Tisya
"Hai Tyo, kamu kenal sama Tisya? Apa kalian ketemu pas dansa tadi? Atau sudah kenal lama? Kalian satu semester kan?" Tanya Dila
Keduanya mengangguk bersamaan dengan wajah flat.
"Kompak banget haha santai dong kan cuma nanya" ucap Dila ramah
"Dek ini yang temen kamu pas ketemu di ujian percobaan Unas SMP bukan? Gak berubah ya, cuma bedanya lebih tinggi doang" goda Nabil
"Iya bang" jawab mereka kompak
"Wuwuwu santai dong kalian mukanya kok gitu amat, kayak kita apa aja" sahut Nabil
"Kalian pacaran?" Tanya Dila
"Eeengaak" jawab mereka kompak lagi
"Ciyeeeee. Tapi kalian cocok loh. Serasi banget" goda Dila
"Apaan sih. Orang gak ada apa-apa juga" bantah Tisya
"Ngaku aja dek udaaah" lanjut goda Nabil
"Padahal niatnya kamu mau aku comblangin sama Salim, soalnya dia ngebet banget sama kamu, eh taunya sama Tyo. Yasudah sama Tyo aja gpp Tisya, Tyo anak baik kok" sahut Dila
Keduanya senyum tak ikhlas.

"Halo semua" sapa seseorang
"Dio?" Kaget Tisya, Tyo dan Nabil
"Loh kalian kenal juga sama Dio?" Tanya Dila polos
"Yaiyalah beb. Orang itu mantannya sih Tisya" sahut Nabil "ada apa Dio?" Lanjutnya
"Boleh bicara berdua sama Tisya? Aku baru tau kamu ada disini. Aku udah cari kontak kamu ke temen-temen tapi gak ada yang tau" ucap Dio

Genggaman tangan Tyo kali ini lebih mengenggam erat tangan Tisya. Dia tersenyum kearah Tyo, seakan meyakinkan tak akan terjadi apa-apa. Tisya melepas genggaman Tyo, dia merasa tak rela tangan itu terlepas dari tangannya.

"Ada apa Dio?" Tanya Tisya
"Apa kabar?"
"Baik. To the point aja"
"Oke. Kamu kemana aja selama ini? Kenapa kamu menghilang setelah Unas? Kita janji break sampai setelah Unas doang kan? Dan kenapa kamu hapus semua kontak aku di social media?"
"Dio jalan kita berbeda. Satu orang tuaku ingin aku fokus snmptn. Dua aku gak ingin diganggu dengan namanya hal pacaran. Dan terakhir lebih baik kita berteman seperti pertama kita kenal. Rasa cinta aku ke kamu itu udah ngak ada. Maaf ya Dio"
"Segampang itukah kamu ngelupain aku Tis? Kita pacaran setahun lebih! Aku nunggu kamu sampai saat ini"
"Pacaran kita jaman dulu cuma cinta masa remaja. Yang aku pikirkan sekarang cuma cita-cita aku"
"Apa gara-gara Tyo yang dari SMA sebelah itu kah? Kalian satu fakultas kan? Apakah kamu mencintai dia?"
Lehernya terasa tercekik.
"Kenapa kamu diam Tis? Benarkan Tis kamu lupa sama aku dan cinta sama Tyo?"
"Jangan suudzon Dio. Dia cuma temen aku. Ada yang mau dibicarakan lagi?"
"Aku ingin kita kembali seperti dulu Tisya, saat kita kelas 2 SMA, menghabiskan waktu bersama" ucapnya sambil memegang kedua tangan Tisya
"Gak bisa Dio. Kita berbeda sekarang. Lihatlah tindik di telingamu, tatto ditanganmu. Apa itu Dio yang dulu? Bukan kan? Kamu berubah jauh Dio"
"Kamu ingin Dio yang dulu? Baiklah aku berhenti berDJ, kucopot tindik ini" dia melepas tindik di telinganya "kalau tatto gampang, nanti akan kuhilangkan secara perlahan" ucapnya memelas
"Dio sudah terlambat. Aku pergi dulu ya. Semoga kamu menjadi yang lebih baik" ucapnya tersenyum

"Ngomong apa aja Tis sama Dio? CLBK ya?" Goda Nabil
Rasa dihati Tyo memanas.
"Ngaco aja bang kalau ngomong" sahut Tisya
Tisya melihat kearah Tyo, dia tau Tyo sedang cemburu.
"Kalian beneran gak ada apa-apa kan?" Tanya Dila
"Ngak ada kak" jawab Tisya
"Berarti kalau kamu aku comblangin sama Salim gpp kan?"
"Kok berubah pikiran kamu itu beb. Tadi ngeiyain sama Tyo, sekarang sama Salim" sahut Nabil
Keduanya membeku.
"Gak bisa Dil" ucap Tyo memberanikan diri
"Tyo?" Kaget Tisya
"Aku gak akan ngelepasin apa yang sudah aku pertahankan selama 5 tahun lebih"
"Jadi cewek yang kamu ceritain itu Tisya?" Sahut Dila
"Iya. Aku baru sadar dia punya perasaan yang sama terhadapku saat aku datang dan cipika-cipiki denganmu, dia marah sekali terhadapku dari situ aku yakin"
"Gak dari itu juga kan Tyo? Tisya kamu bagaimana apakah kamu benar ada rasa yang sama dengan Tyo?" Tanya Dila

Tisya binggung harus menjawab, dia masih kaget karena sudah 5 tahun dia bersamanya. Bahkan mereka berdua pernah sempat memiliki kekasih. Dia berpikir panjang, rasa cemburu dihatinya saat Tyo bersama Dila atau Tyo sedang bersama teman-teman perempuannya, gak salah lagi! Perasaan itu sudah berubah, dari perasaan sayang terhadap sahabat dan sekarang lebih dari itu.

"Weeee ada apa ini?" Tanya Salim yang tiba-tiba datang
"Duduklah" ujar Nabil
"Ini bukti kalau kita saling memiliki" ucap Tyo menunjukkan gelang kulit berwarna coklat "ini tanda kalau kita berdua saling bersatu, sudah 2 tahun kita pakai ini dan berjanji akan memakainya. Aku tau awalnya pakai gelang ini hanya sebuah tanda persahabatan, bahkan Tisya bilang ini lebay tapi toh dia pake juga. Rasanya malu mengungkapkan di depan kalian, padahal aku ingin mengungkapkannya sendiri suatu saat nanti. Tapi terlanjur, sebelum ada orang lain yang mengambilnya" jelasnya
"Tyo? Aku salut denganmu" ujar Salim
Mereka malah terkaget dengan ucapan Salim.
"Kamu berani mengucapkan itu, kamu beruntung sudah mengenal Tisya lebih dulu. Dio banyak bercerita denganku tentang Tisya, sepertinya dia punya kepribadian yang baik" lanjutnya
"Kita pulang ya Tyo" ucap Tisya yang mulai khawatir dengan Tyo
"Jangan menghindar Tisya" sahut Nabil "Kamu harus memberi kepastian kepada Tyo" lanjutnya
"Kita pulang ya Tyo, common please" ucapnya kembali sambil menarik tangan Tyo

Tisya hafal sekali, Tyo bukan orang yang seberani itu mengungkapkan perasaan. Kalau dia sudah bilang malu pasti endingnya jelek, dia tak ingin mempermalukan Tyo didepan mereka.

"Tisya!" Ucap Salim
"Sudah ya jangan ditanya lagi, kasian Tyo. aku gak ingin merusak suasana. Kalian sudah tau kan gelang ini untuk apa? Harusnya memang untuk pasangan kan? Sudah tak ada yang harus dijelaskan kan?" Jelas Tisya menarik tangan Tyo

Tyo tau perasaan hatinya sedang tak karuan. Rasa jantungnya berdegup sangat kencang. Binggung apa yang akan disampaikan kepada Tisya. Dia terus mengarah ke parkiran sambil mengandeng Tyo, mencari mobil milik Tyo.

"Kita pulang ya Yo, jangan bicara apa-apa" ucapnya
"Iya" senyum di bibir Tyo tergambar jelas

Mereka berdua terdiam di mobil. Rasa-rasanya ini pertama kali mereka berdua semobil dan hening sekali tanpa ada percakapan dan canda tawa.

"Tis"
Tisya hanya menoleh
"Apa perasaanku salah ya?"
Tisya menggeleng
"Tapi kamu belum menjawab perasaanku"
Tisya tersenyum
"Jangan cuma tersenyum dan diam"
"Tyo cinta itu gak harus diungkapkan dengan kata-kata. Cukup kita yang merasakan, gak perlu diumbar atau ada orang yang tau. Cinta datang dari Allah kan? Kalau kamu siap lamar aku 2 tahun lagi setelah kita lulus dan kita jalani selama 2 tahun ini dengan kita seperti biasanya. Aku ingin kita lebih nyaman dengan status kita dulu yang suka dikecengin sama anak-anak itu lebih indah, nikmatin masa-masa ini aja ngalir apa adanya. Nanti setelah lulus kita pasti berpisah dengan tugas sebagai Dokter Muda dan jarang bertemu, masih ada waktu untuk mempersiapkan diri ke jenjang yang lebih serius. Kalau kita berjodoh pasti lanjut kok. Gak usah ditanya lagi aku memiliki rasa sama kamu apa gak, yang jelas rasa itu sama dengan apa yang kamu rasakan"
"Makasih ya Tisya" ucapnya sambil mengelus kepala Tisya "i love you" lanjutnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar