Jumat, 28 Agustus 2015

Dua Hati

"Daraaaaaaa banguuuuun!!!" Teriak Mya yang langsung berlompat di kasur
Dara yang baru tertidur jam 2 pagi rasanya tak kuat membuka matanya.
"Daraaaa plis gawaaaaaat!"
"Hhhhh? Hhhh?" Sahut Dara seadanya
"Bangunlah sebelum dia kesini!"
"Apasih Mya?" Keluhnya masih terpejam

Mya adalah sepupu Dara, mereka hanya beda 8 bulan dengan Mya yang paling tua. Rumah mereka pun berhadapan, bahkan dari TK sampai kuliah pun selalu bersama walaupun beda jurusan kuliah. Pagi hari ini Mya kedatangan tamu, kaget bukan main atas alasan kedatangan tamu itu.

Sepasang suami istri dan anaknya laki-laki datang ke rumah Mya ingin menjodohkan anaknya dengan Mya.

"Gak mau Ma, aku belum lulus kuliah!" Bantah Mya
"Mya jangan malu-maluin deh" bisik Mama Mya sungkan
"Gak mau ya Ma! Gak mau pokoknya! Mending jodohin sama si Dara tuh yang abis gini wisuda!" Ucapnya
"Maaf maaf ya buk, pak" ucap Papa Mya
"Dara anak pak Mahmud?" Tanya pak Irfan
"Iya pak, seumuran si Mya juga. Maaf ya anak saya belum siap, nanti saya antarkan ke rumah pak Mahmud, insyaallah si Dara mau coba, dia kan ambil D3 setelah ini wisuda" ucap papa Mya
"Silahkan di minum dulu pak Irfan, Bu Irfan, Andra" ucap Mama Mya

Mya langsung berlari kearah rumah Dara, Bu Mahmud sempat menanyakan ada apa dengannya dan harus berlari seperti orang ketakutan. Dia hanya melengos saja.

Mya masih berusaha membangunkan Dara dengan mengoyang-goyangkan badannya.

"Daraa lu bangun dah sumpah!"
Dara membuka matanya sedikit "masih jam 8 oy! Setengah jam lagi" ucapnya terlelap lagi
"Abis dari mana sih lu Ra?"
"Aaaaah berisik tau gak sih!" Ucapnya menutupi tubuhnya dengan Selimut
"Ah padahal gw mau cerita yang menyangkut lu juga Dara!"
"Apa? Sini gw dengerin" ucapnya setengah sadar
"Tadi kan gw udah bilang kalau rumah gw ketamuan, lu tau temen kecil kita Andra? Masih inget gak?"
Dara mengangguk "hhhh insyaallah"
"Serius ini Dara! Dengerin gw!"
Dara mengangguk masih dengan mata terpejam
"Masa si Andra mau dijodohin sama gw! Ya gw tolak aja, soalnya gw mau kuliah dulu, terus gw bilang suruh dijodohin sama elu ajah" jelasnya
"Ohhhh" ucap Dara ngelantur "HAH? WHAAAT?" Kagetnya tersadar "ah lu gila ya Mya, sama kayak bunuh gw sedikit-sedikit" ucapnya
"Duh sorry ya Dar, gw gak ada pilihan lain"
"Terus orangnya dimana sekarang?"
"Masih di rumah gw kayaknya, atau mungkin sudah di ruang tamu lu" ucap Mya tersadar
"Yaudah gw mau lanjut tidur ya, kali aja dia ilfeel sama gw terus gak mau di jodohin sama gw. Bye! Mending lu temenin dia deh" ucap Dara menutupi dirinya kembali dengan selimut

Kedua orangtua Andra sudah memasuki rumah Dara, orang tua Dara pun sama kagetnya dengan maksud dan tujuan mereka datang.

"Kalau saya terserah Dara nya sendiri pak Irfan" ucap Papa Dara
"Dara nya kemana pak?"
Pak Mahmud tersenyum "Dara nya masih tidur pak Irfan, tadi pagi jam 2 baru pulang dari Malang sama abangnya" ucapnya sungkan
"Tapi kayaknya tadi Mya masuk ke kamarnya sih, mungkin sudah dibangunkan oleh Mya" sahut Mama Dara
"Boleh saya tau kamar Dara tante?" Tanya Andra tiba-tiba
"Pojok sendiri, dikamarnya ada tulisan Dara Room's"
"Terimakasih, saya boleh izin kesana?"
"Silahkan nak"
"Andra?" Tanya mamanya
Andra hanya tersenyum dan berjalan menuju kamar

"Dar! Dara! Sepertinya ada yang mau masuk kamar lu" ucap Mya
"Hhhhhhh" sahut Dara

Andra membuka pintu kamar Dara. Dia melihat-lihat foto Dara dan Mya yang tertempel di tembok kamar Dara, sambil melihat-lihat isi kamar Dara yang berantakan.

"Halo Andra" sapa Mya nyengir
"Dara?" Tanyanya
Mya hanya menunjuk selimut, dan dengan sigap Andra membuka selimut itu.
"Myaaaaa, jangan ganggu deh. Dia masih dirumah lu kan, gw ngantuk bener deh sumpah, 15 menit lagi deh" keluh Dara manja dengan mata terpejam dan menutupi dirinya kembali.

"Dara?" Sapa Andra
Suara itu berbeda dengan suara Mya, dia berusaha membuka matanya.
"Kamu siapa? Kok masuk-masuk kamar orang sih? Gak sopan banget jadi orang" ucap Dara setengah sadar dengan mata merem-melek
"Dara, itu Andra!" Bisik Mya
"Whats? Lu kok gak bisa sih? Wah lu bener-bener mau bunuh gw ya?" Celoteh pelan Dara
Andra tersenyum dan menggeleng
"Keluaaaar!!! Gw gak pake jilbab! Muka gw kucel" teriak manja Dara
"Gpp kali Dar, kan aku ntar jadi suami kamu juga"
"Hah? Lu gila ya? Jadi perjodohan ini beneran? Myaaa lu bener-bener ya!" Sanggah Dara
"Sorry" ucap Mya nyengir
"Kamu mandi gih" suruh Andra
"Hah? Iya iya. Tapi silahkan keluar dari kamar saya, gak mungkin kan kamu disini pas aku ganti baju"
"Ya aku disini lah" goda Andra
"Wah gesrek juga otak ini anak, pantes sama lu Dara!" Sahut Mya cekikikan
"Ya gak lah, aku keluar kok" ucapnya sambil keluar kamar

Dara pun segera masuk kamar mandi dengan setengah mengantuk, tapi rupanya wajah Andra membuatnya terbangun.

"Lumayan juga sih orangnya, gak jelek-jelek amat. Lagian udah bosen pacaran juga" ucapnya "eh kenapa gw ngomong gini ya? Daraa plis ya!" Lanjutnya mengoceh

Setelah selesai mandi, dia memakai rok panjang warna biru baju kaos standar dan cardigan warna hitam. Dia keluar dari kamarnya dan menemui orangtua Andra.

"Pagi Om, Tante" ucap Dara bersaliman
Orang tua Andra hanya mengangguk.
"Dara jilbabnya kemana?" Bisik papanya
Dara hanya tersenyum
"Sebelumnya saya minta maaf tante om karena saya gak pakai jilbab, ini saya lakukan karena Andra sudah melihat saya gak pakai jilbab. Dan saya juga minta maaf karena telat menemui, dan mungkin sudah dijelaskan oleh mama saya bahwa saya tertidur karena abis luar kota, kalau bukan Andra yang bangunin saya gak bakal bangun" lanjutnya
"Jadi begini Dara..." Ucap pak Irfan
"Saya sudah tau om" ucapnya memotong pembicaraan "maaf saya memotong pembicaraan om, saya sih terserah aja, ngikut alur yang ada. Tapi karena awalnya yang dijodohkan Mya dengan Andra, jadi kita tanya Andra mau gak sama saya?" Tanya Dara
"Andra?" Tanya Pak Irfan
Andra tercengang mendengar semua ucapan Dara "aku ngikut papa mama ajah" ucapnya
"Bagaimana Dara?" Tanya balik pak Irfan
"Saya sih mau aja. Tapi, saya mau dalam tanda kutip Om, saya mau menjalani dulu, ini bukan jaman Siti Nurbaya kan? Saya ingin kenal Andra lebih dalam dulu, bagaimana dia?"
"Eh..." Potong bu Irfan
"Tenang Tante, mungkin Tante akan bilang kan lebih baik mengenal saat sudah menikah nanti, saya gak sepenuhnya percaya akan pernyataan itu. Saya gak ingin pernikahan yang tergesa-gesa, saya masih muda, Andra pun sama. Saya gak ingin nanti saat sudah menikah ada ungkapan "gw nyesel udah nikah sama lu" menurut saya kata-kata itu lebih jahat dari kata "kita putus" jadi biar Andra kenal saya dulu, dan Saya kenal Andra dulu. Semacam taaruf tapi lebih dari itu"
"Gila lu ye ngomong panjang lebar, sampe mereka tercengang liat lu ceramah" bisik Mya
Dara hanya tersenyum
"SETUJU!" Celetuk Andra
Kedua orang tuanya langsung menoleh kearahnya
"Deal?" Ucap Dara memberikan tangannya
"Deal!" Sahut Andra menjabat tangannya

Kedua orang tua mereka akhirnya mengerti apa yang diinginkan mereka. Sudah saatnya perjodohan jaman sekarang berubah dengan anak yang berbicara untuk menentukan jodohnya, jodoh itu soal pilihan dan nasib yang akan diberikan tuhan.

"Ternyata Dara menurun jiwa politiknya pak Mahmud ya, ngomongnya pinter banget" ucap Pak Irfan
Pak Mahmud hanya tersenyum "iya pak, anak saya itu memang sering berdebat dengan dosen atau temannya. Jiwa politik dan sosialnya juga tinggi, dan lagi dia komting di kelasnya pas kuliah jadi sudah terbiasa ngomong" ucapnya
"Hehe iya Om, maaf ya jadi ngomong panjang lebar, abisnya saya syok aja tiba-tiba yang dijodohin saya kan aslinya Mya" sahut Dara

Semua orang disana tertawa cekikikan, bercanda bersama, mengenang masa lalu anak-anak mereka waktu kecil dsb.

*****

Seminggu kemudian....

Andra dan Dara sudah mulai dekat dan mengenal satu sama lain walaupun hanya melalui media sosial. Hari ini rencananya mereka akan bertemu dan mengobrol langsung.

#BBM
Dara, ntar kamu aku jemput apa gimana?
Kayaknya nanti mau ajak si Mya, nanti tak hubungin lagi ya
Ok

Jam 15.00
Dar bagaimana?
Si Mya lagi keluar, katanya mau nyusul.
Jadi?
Jemput ya hehe
Ok, 30 menit sampe rumahmu.
Siap! Mamaci:3
:)

30 menit kemudian...
Andra datang dengan mobilnya, picanto warna silver. Dia masuk ke rumah Dara dan meminta izin mengajak Dara keluar dengan orang tuanya.

"Lu orang kaya ya?" Tanya Dara
"Ngak kok"
"Lah plat nomer mobil lu, pakai nama lu sendiri"
Andra hanya tersenyum "Dara, kan aku sudah bilang jangan ngomong lu lu gw gw ya"
"Okay. Sorry" ucapnya nyengir 

Dara pun masuk ke mobilnya Andra. And well, Satu kata untuk mobilnya 'Rapi'. Mereka pergi ke Domicile Kitchen Longue And Restaurant.

"Are you sure kesini?" Tanya Dara
"Iya" ucapnya tersenyum
"Gila ini anak senyum terus" ucapnya dalam hati "tapi gw, ups sorry aku gak bawa duit banyak ini, tadi gak sempet minta, palingan ntar cuma bisa beli ice tea doang, cari lain deh yang murahan dikit dari sini"
"Sudah tenang, aku yang bayarin. Disini tempatnya bagus loh, romantis"
"Ya sih tau, tapi ya, ah yasudah terserah"

Andra pun memarkirkan mobilnya, dan mereka segera turun dari mobilnya. Andra memberanikan diri memegang tangan Dara saat berjalan.

"Andra?"
Dia hanya membalas dengan senyuman.

Sampai akhirnya mereka di meja makan, pelayan sudah datang membawa menu.

"Bisa ditinggal kak, nanti saya panggil saja" ucap Dara
"Kamu mau pesen apa?"
"Hm apa ya? Milk shake coklat sama steak aja deh, kamu gimana?"
"Aku espresso aja deh"
"Loh gak makan?"
"Liat kamu aja kenyang"
"Maksudnya?"
"Udah gpp kamu yang makan sendiri, nanti kan aku bisa minta suapin sama kamu" goda Andra
"Modus ih"
"Eh gini ini kan calon suami kamu"
"Ya kalau mau" Dara menjulurkan lidahnya "kak" sapa Dara kepada pelayan

15 menit kemudian....
Makanan sudah siap di meja, Dara masih sibuk memainkan hpnya.

"Dara dimakan makanannya" ucap Andra
"Iya, ini masih line an sama si Mya"
Andra hanya tersenyum
"Okay, sudah. Mya otw kesini dianterin gebetan barunya, kayaknya kita bakal double date kalau gebetannya mau sih" 
"Yaudah terserah"
"Oya, kenapa si kamu mau dijodohin? Kan kamu laki sih, biasanya paling gak suka sama hal kek gini"
"Kenapa ya? Kayaknya sih sudah males mencari"
"Tapi kenapa lu mau aja dari Mya ke gw"
"Dara?" Ucapnya membenarkan ucapan Dara
"Iya sorry"
"Ya gpp, kali aja Mya bukan jodohku, tapi jodohku kamu kan gak tau"
"Kalau ternyata bukan aku jodohmu gimana?"
"Kita pasrahkan sama yang diatas, tapi ya maunya sama kamu aja sih"
"Kok bisa?"
"Bisa dong, aku kagum sama kamu, kamu itu berani, tegas, blak-blakan, ya walaupun kadang agak gesrek otaknya"
"Haha iya? Terimakasih loh ya. Tapi aku juga kagum sama kamu"
"Oh ya?"
"Iya dong, kamu itu orang yang paling suabaaaar banget, suka senyum, bijak lagi. Belum nemu kekurangan sih, nanti gampang pasti keluar-keluar sendiri"
"Kekuranganku kan ditutupin kelebihan kamu, saling melengkapi kan kita" jawabnya tersenyum
"Ih so sweeet, bikin melting deh" goda Dara
"Yaudah yuk, lanjut makannya"

"Halo Dara, Andra" sapa Mya
"Hai Mya..." Ucap Dara terkaget melihat sosok laki-laki disamping Mya
"Halo Dara" sapa laki-laki itu
"Kenalin ini Ervan" ucap Mya

Keduanya lalu duduk. Dara tau ini salah, dia kenal sekali Ervan, dia mantan dari sahabatnya. Dara menatap tak enak kepada Ervan, begitupun hal yang sama dengan Ervan.

"Gw mau ngomong sama lu Dara, tapi gak disini" tarik Ervan
Andra langsung berdiri menahan Dara, tapi Dara menyakinkan tidak terjadi apa-apa dengannya.

"Gw mohon sama lu Dara, jangan cerita hal yang jelek tentang gw sama Gita ke Mya, lu tau sendiri kan gw gak pernah suka sama Gita tapi lu dan temen-temen lu yang nyuruh gw bertahan sampai 3 bulan, gw ngelakuin apa yang di mau kalian, tapi kali ini jangan buat gw kehilangan Mya, gw suka Mya, so far masih belum ke tahap sayang, tapi gw mohon jangan rusak hubungan gw, dan Gita jangan sampe tau dulu, dia bisa ngamuk ke gw, Mya ataupun lu"
"Iya iya beres, tapi awas lo yah nyakitin saudara gw!"
"Gak bakal. Suweer deh!"

"Hai" sapa Dara "lagi ngomongin apa? Seru banget keknya"
"Yang pasti bukan ngomongin lu lah" sahut Mya ketus
"Kamu gpp Dar?" Tanya khawatir Andra
"Everything its oke Ndra"
"Kamu kenal Ervan dimana Dar?" Tanya Mya sinis
"Wey santai dong, gw gak bakal ambil apa yang lu punya. Tenang aja deh"
"Dara itu temenku, dulu mantannya sahabatku jadi sering keluar bareng, bercandaan bareng, positif thinking ya Mya" ucap Ervan tersenyum
"Ohhh" sahut Mya "tapi serius kan?"
Ervan mengangguk
"Apakah aku pernah bercerita tentang laki-laki yang bernama Ervan kepadamu? Enggak kan Mya? Lu harus percaya sama gw Mya, kita udah bareng dari bayi" sahut Dara
"Iya iya gw percaya"
"Andra?" Tanya Dara yang melihat kearah Andra mulai bete
"Iya percaya" jawabnya

Keempatnya pun saling mengobrol dan bercanda. Terkadang adegan romantis yang dilakukan Mya dan Ervan membuat iri Dara dan Andra. Mereka berdua hanya bisa melihat dan tersenyum-senyum sendiri melihat tingkat Ervan dan Mya.

Saat di Rumah...

#TELEPON
"Dara kamu beneran gak ada apa-apa kan sama Ervan?"
"Jadi itu ya yang menganggu otakmu selama di perjalanan pulang tadi Ndra?"
"Iya maaf, gak ada apa-apa kan?"
"Gak ada Ndra, sebenernya dia itu mantannya sahabatku, dia cuma ingin aku gak ngomong yang jelek tentang dia ke Mya"
"Syukurlah kalau begitu"
"Kenapa? Kamu cemburu ya? Ciyeeee, apa jangan-jangan kamu sudah mulai suka sama aku?"
"Aku sudah suka kamu dari awal kita ketemu"
"Haha pasti lagi bercanda kan? Ya gak sih? Kita masih baru kenal 1 minggu loh"
"Ya kalau suka mau diapain juga suka, aku nerima kamu apa adanya kok, tergantung kamunya aja yang gimana ke aku?"
"Waduh, pertanyaan macam apa ini? Gak mau jawab ah"
"Harus dong jawab, aku juga pengen denger dari kamu"
"Oke. Oke. Sebenernya kalau yakin sama kamu itu masih belum, tapi kalau nyaman sama orang sabar dan baik hati kayak kamu itu udah 80%"
"Ya gpp, nanti kutunggu kok sampai kamu suka sama aku beneran"
"Iya deh amin haha"
"Yaudah aku mau ngerjain tugas dulu ya"
"Siap! Assalamualaikum"
"Walaikumsalam"

****

Keesokan harinya....

"Daraaaaa!!" Teriak Mya membangunkan Dara
"Lu tuh berisik banget deh sumpah!" Ucap Dara
"Bangun kek, lu jangan molor terus, lu gak sholat subuh ye?"
"Berisiiiiiik! Sholat lah tapi tidur lagi" ujarnya nyengir
"Lu beruntung banget dapet Andra, asli dia anaknya asik banget, gaul, sayang aja orangtuanya minta nikahin dia, coba kalau pacar pasti mau deh gw" ucap Mya asal
"Terserah lu dah!"
"Daraaa, plis deh dengerin. Kalau gw deketin dia boleh gak ya?"
Dara langsung terbangun "otak lu dimana si? Ervan mau lu kemanain?"
"Entah mau gw jalanin sama mereka berdua aja gimana?"
"Terserah lu dah sumpah!"
"Kenapa lu jawabnya gitu si Dar? Lu belum suka sama Andra kan?"
"Hm.... Be..lum" sahutnya gengsi
"Syukur deh. Berarti aku masih bisa jalanin sama mereka berdua"
"Terserah-terserah dah! Gw mau tidur" ucapnya menutupi dirinya dengan selimut "lu mending keluar dari kamar gw, jangan ganggu gw" lanjutnya
"Iya. Iya. Kebiasaan deh" ucap Mya kemudian keluar dari kamar Dara

Dara hampir tak bisa tidur kembali karena perkataan Mya dengan ide gilanya itu. Dihatinya ia tak rela jika Andra dengan Mya, dia seperti takut kehilangan.

Hpnya berbunyi....

"Assalamualaikum"
"Walaikumsalam, ada apa Ndra? Tumben telpon pagi?" Ucap Dara sambil tersenyum
"Gpp, kangen kamu aja, tumben sudah bangun jam segini?"
"Seandainya gw bisa bilang kangen lu juga Ndra" ucapnya dalam hati "hehe iya tadi itu si Mya bangunin"
"Selalu ya Mya yang bangunin, ya ntar mungkin taun depan aku yang bangunin kamu pas tidur"
"Amin. Oya kamu kuliah Angkatan Darat gitu kan? Kapan sidang? Aku aja udah selesai, tinggal nunggu wisuda sebulan lagi"
"Yaudah cepetin aja nikahnya kita gimana? Iya hari ini rencananya mau sidang"
"Yeee iya kalau aku mau, oya mau dibawain apa pas selesai sidang? Bunga atau coklat atau apa?"
"Emang selalu harus gitu ya kalau udah sidang? Gak lah gak usah, yang penting kamu doain aku aja dan jadi penyemangat buatku"
"Amin. Semoga lancar ya. Doaku menyertaimu"
"Terimakasih, yasudah aku mau breefing dulu ya. Assalamualaikum. I love you"
"Ih apaan sih. Iya walaikumsalam. Good luck my boy"

Dara hanya bisa senyum-senyum sendiri, tapi ia merasa telah menghianati saudaranya sendiri. Dia berbohong pada dirinya sendiri, bahwa dia tak suka dengan Andra, namun apa yang ada dihatinya berbeda, dia takut kehilangan Andra.

****

Acara wisuda Dara sudah dilakukan kemarin, hari ini ada rencana piknik di kebun teh bersama keluarganya termasuk Mya, Andra dan Ervan.

Dara yang memiliki adik kecil berumur 3 tahun, membuatnya sibuk bermain dan lupa akan adanya Mya, Ervan dan Andra. Dia terus berlari mengejar, Andra sibuk memperhatikan gerak-gerik Dara.

"Mya, kita gak capek hubungan tanpa status gini terus?" Tanya Ervan tiba-tiba
Mya langsung terasa tercekat
"Kenapa diam Mya? Apa ada yang salah dengan pertanyaanku?"
Mya menggeleng
"Iyasudah kalau kamu belum siap jawab gpp, aku akan nunggu kamu" ucapnya kembali

Mya semakin binggung dengan perasaannya, dia ingin sekali bersama Ervan tapi dia juga ingin bersama Andra. Dia memutuskan untuk pergi berjalan-berjalan mencari udara segar.

"Hay Mya" sapa Andra
"Oh hay" sahutnya salting
"Kenapa sendiri? Ervan mana?"
"Lagi pengen aja"
"Ada masalah?"
"Ngak juga cuma binggung aja"
"Mau cerita kali bisa bantu?"
Mya langsung menghentikan langkahnya
"Ada apa Mya?"
"Seandainya nih ya, kalau gw lagi deket seseorang dia itu orangnya baik banget dan gw nyaman sama dia, sedangkan gw juga suka sama orang lain juga yang mempunyai sifat sama. Bagaimana?"
"Hm. Orang kedua itu tau gak kalau kamu suka dia?"
"Kayaknya gak sih, sudah terlambat juga. Tapi pengen banget deket sama dia juga"
"Kalau boleh tau orang pertama Ervan?"
Mya mengangguk
"Kedua?"
Mya cukup berpikir panjang "kamu" ucapnya malu
"Hah? Bercanda ya Mya?"
"Ngak lah. Serius"
"Aku itu emang nyaman sama kamu, seneng kita deket, aku juga suka semua tentang kamu, tapi..."
"Andraaa. Bantuin mama nurunin ini" teriak mamanya
"Iya ma. Aku tinggal dulu ya" ucapnya senyum

Andra pergi meninggalkan Mya, dari kejauhan Dara melihat kejadian itu, tapi dia berusaha tak berprasangka buruk. Tapi hatinya terasa ingin menangis, ucapan Andra ketika wisudanya kemarin lewat video dan lagu yang dinyanyikan untuknya.

"Happy graduation my girl, maaf gak bisa dateng, tau sendiri yang lagi sibuk ngelarin sidang, ini ada lagu buat kamu, aku tau ini lagu favoritmu aku sering melihatnya ketika kamu update di path atau bbm. Cek cek cek 1 2 3"

Benar sekali Andra menyanyikan lagu dari Raef - You're The One, Dara hafal sekali liriknya, menurutnya itu lagu paling romantis sedunia. Dan suaranya indah sekali.

"Thankyou for wacthing my girl, and I hope you like this song! Sekali lagi happy graduation. Nanti pas sampai rumah ada kejutan buat kamu ditunggu ya"

Betapa senangnya Dara saat itu, dia hampir tak sabar ingin pulang kerumah dan melihat kejutan dari Andra. Sesampainya di rumah dia mencari-cari kejutan dari Andra. Yap! Kotak besar berisi sash "Sylvia Dara Mahmud Amd. Keb" serta bucket bunga mawar dengan warna kesukaannya pastel, serta boneka wisuda yang bersuara "happy graduation, i love you"

Kado wisudanya begitu indah, bahkan terlalu indah untuknya. Dia sampai menitihkan air mata, namun semua hadiah itu tak ia tunjukkan ke Mya seperti hadiah-hadiah yang diberikan sahabat-sahabatnya, dia takut membuat hati Mya kecewa dan sedih. Mya selalu bercerita tentang Ervan dan Andra setiap hari.

Dara mendekat kearah Andra, dia mengawasi setiap gerak-geriknya. Sekarang dijauh lubuk hatinya sangat takut kehilangan Andra.

"Dalaaaa" ucap adiknya robi yang berumur 3 tahun
"Apa sayang?"
"Itu itu itu" ucapnya menunjuk orang jualan ice cream keliling
"No ice cream okay? Nanti batuk uhuk uhuk gitu gimana?"
"Dalaaaa, ice cream ayoooo" ujarnya menarik baju Dara
"Ini" ucap seseorang memberikan es krim di depannya
"Makasih om"
"Samasama"
"Ervan? Ah lu kenapa dikasih sih? Lu tuh ye bikin bencana tau gak kalau Robi makan es krim terus"
"Dara jangan lebay deh, gak segitunya kali. Apa salahnya dibelikan sekali-kali? Yang penting kan gak tiap hari?"
"Iya iya ah bawel" ucapnya bete
"Ih lagi bete ya? Karena liat Andra sama Mya?"
"Ngh, ngak kok" ucapnya gugup
"Udahlah Dara lu gak bisa boong dari gw. Gw jadi tau alasan Mya kenapa belum jawab cinta gw, dia suka Andra"
"Emm, bagaimana lu tau?" Tanyanya keceplosan
"Jangan-jangan lu tau juga Mya suka Andra dan lu diem aja, lu gak cemburu emang?"
Pertanyaan itu seakan membuat Dara ingin pingsan.
"Nah lu sendiri gak cemburu?" Tanya balik Dara
"Hm. Gw sih terserah dia, dia ingin bahagia sama siapa"
"Harusnya gw kayak lu kali ya, tapi..."
"Tapi rasanya lu gak rela kehilangan Andra kan?"
Dara terdiam cukup lama, binggung mau menjawab apa.
"Yaudah yang terbaik ajalah buat kita, ya gak Dara? Tos dulu dong, semangaaat!" Ucap Ervan menyemangati Dara 
Mereka berdua saling tos dan Ervan meninggalkan Dara.

"Dar, Dara lu harus dengerin gw. Gw bahagia banget sekarang" ucapnya kegirangan "lu tau Andra bilang kalau dia seneng deket gw, nyaman sama gw, dan suka semua tentang gw, rasanya indah banget Ra" lanjutnya memeluk Dara

Dara tau dengan perasaanya, hatinya terasa hancur, matanya sudah mulai berkaca-kaca, ragu untuk membalas pelukan Mya. Ervan melihat Dara yang ingin menangis, dia mengisyaratkan agar tetap tersenyum dan tidak menangis. Dara mengangguk.

Setelah puas memeluk Dara dia pergi berjalan-jalan dengan gembiranya. Ervan datang dari kejauhan.

"And well, tebakan gw bener kan? Lu udah mulai suka sama Andra"
Dara sudah tak tahan menahan air matanya, dia menutupi wajahnya dengan tangannya.
"Hey sudahlah, aku rasa Andra tak akan senang melihatmu menangis seperti ini, tunjukkan yang terbaik dari Dara yang kuat dan tegar"
"Terimakasih" ucapnya sambil mengusap air matanya "aku mau cari angin" pamitnya lalu pergi

Hati Dara sungguh hancur, dia tak menyangka Andra mengucapkan itu pada Mya. Sampai akhirnya dia sampai di sebuah danau, dia berteriak sekencang mungkin untuk menghilangkan kesedihannya.

"Dara" sapa Andra
Dara hanya menoleh sejenak, rasanya dia tak sanggup melihat orang itu.
"Dara" sapa Andra mendekat dan berdiri disampingnya
Dara diam tak merespon.
"Kenapa diem? Tak seperti biasanya?"
Dara hanya menggeleng
"Dara" ucapnya lagi sambil memegang tangannya
"Lepasin tangan gw!" Bentaknya
"Kamu kenapa Dara? Kamu marah sama aku? Aku salah apa?"
Dara hanya melengos, dan memalingkan mukanya. Air matanya jatuh menetes dipipinya.
"Dara!" Bentak Andra "liat aku, tatap aku" ujarnya membalikan badan Dara
Dara hanya menunduk
"Kamu kenapa nangis? Ada yang buat kamu kecewa siapa dia? Aku gak mau ya orang yang aku cintai nangis kayak gini"
"Bulsyit tau gak si Ndra!"
"Dara?" Tanyanya masih keheranan
"Lu suka sama Mya kan? Mya barusan cerita ke gw, kalau lu nyaman and bla bla sama dia" lidahnya kelu mengucapkan kalimat itu "gw tau Mya udah bilang kalau suka sama kamu, tapi gw gak bisa ngapa-ngapain, gw gak ingin dia kecewa" ucapnya sambil mengusap air matanya "oke, kayaknya aku bisa belajar dari Ervan untuk jadi orang ikhlas, gw rela lu sama Mya" ucapnya lalu berjalan pergi
"Stop Dara!" Sahut Andra menarik tangan Dara "iya aku akuin, aku suka semua tentang Mya tapi itu hanya sebatas kakak-adik doang gak lebih dari itu, aku sayangnya sama kamu dan cintaku cuma buat kamu"
"Udahlah Ndra jangan nyakitin saudara gw, dia sudah berharap besar sama kamu"
"Tadi aku belum selesai ngomong sama dia, terus sih mama manggil jadi kepotong omongannya"
"Andra!" Bentaknya "gw mau pergi lepasin tangan gw"
"Gak akan! Kamu tau sendiri siapa yang menolakku pertama kali? Mya kan? Dan kamu dengan sukarela mau dijodohkan denganku tanpa ada penolakan. Aku kagum dengan kamu Dar, dengan segala persyaratan-persyaratan yang diajukan olehmu aku tau kamu wanita hebat"
"Tapi gw gak ingin buat Mya sedih Ndra" ucapnya terisak kembali
"Liat aku, liat mata aku" ucapnya "harusnya kamu ngomong sama Mya kalau kamu punya perasaan yang sama denganku" lanjutnya mengusap air mata Dara "ini hadiah wisuda terakhir, bukalah" 

Dara membuka kotak kecil itu, disana terdapat liontin bertuliskan DA serta dikelilingi tanda Love yang melingkarinya.

"D for Dara and A for Andra" ucap Andra tersenyum "aku sudah pengen ngasih ini ke kamu dari tadi, tapi nunggu waktu yang tepat" lanjutnya "kamu harus percaya, kalau bukan jodoh kita gak akan bisa sampai sekarang, ini cobaan kecil buat hubungan kita, aku sayang sama kamu"
"Aku bener-bener takut kehilangan kamu Ndra" ucapnya memeluk Andra
Andra terkaget akan pelukan Dara dan membalas pelukan hangat itu.

Namun mata Andra terasa keluh melihat Mya yang berdiri disana melihat mereka berdua entah sejak kapan.

"Gw benci lu Dara!" Teriak Mya kemudian berlari kencang
Dara terkaget langsung melepas pelukannya.
"Dara" sahut Andra menarik tangannya "biarkan dia sendiri dulu, biar dia nenangin dirinya sendiri" lanjutnya
"Tapi..." 
Andra hanya tersenyum "biarkan dia belajar lebih dewasa dan berpikir matang"
Dara hanya mengangguk.

Mya tampak sangat sedih, hatinya sungguh kecewa dengan Dara. Dia terduduk sendiri dibawah pohon yang rindang.

"Lu jahat Dar, lu munak Dar, gw benci lu Dar!" Teriaknya

"Apakah seorang sahabat, bahkan saudara dari kecil akan mengatakan itu hanya karena laki-laki?" Celetuk Ervan yang tiba-tiba datang
Mya hanya menoleh sinis ke Ervan
"Kenapa pertanyaanku tak dijawab?"
"Diamlah" ujar Mya tak berselera bicara
Ervan terduduk disamping Mya.
"Tadi Dara juga nangis seperti kamu sekarang ini, ya saat kau habis memeluknya tadi" jelasnya
Mya kaget akan ucapan Ervan, segitu jahatnya ia pada Dara.
"Tapi dia bilang kalau gak suka sama Andra"
"Kapan?"
"Yang pertama kali double date waktu itu"
"Dan katamu mereka baru kenal 1 minggu kan? Ya pasti dia jawab gak suka. Sekarang? Udah sebulan lebih. Kamu punya kontaknya Andra apa aja? Hanya bbm kan? Dara? Dia punya semua kontak Andra. Kira-kira kamu diceritain gak hadiah yang dikasih Andra pas wisudaannya Dara?"
Mya menggeleng
"Sekarang kamu tau gak alasana kenapa Dara ngelakuin itu? Karena gak ingin buat kamu kecewa dan sedih"
"Ya ampun Dara maafin gw" ucapnya terisak dan memeluk Ervan "gw jadi merasa banyak bersalah"

"Dan lu tau gak alasan kenapa gw gak mau dijodohin sama Andra selain masih kuliah?" Ucap Mya
"Apa?"
"Karena kenal sama kamu" ucapnya tersenyum
"Oya? Tapi kenapa kamu begitu bahagia saat deket dengan Andra"
"Lah itu yang aku gak tau Van, aku juga binggung. Apa itu hanya obsesiku terhadapnya? Ah entahlah. Tapi aku nyaman deket sama kamu dan kenal kamu. Dan oya kenapa kamu masih mau bertahan sampai sekarang?"
"Karena aku sayang sama kamu Mya, kamu mau mulai dari nol lagi? Buang rasa obsesi terhadap Andra kita mulai dari awal lagi. Biarkan dia bahagia sama Dara, dan kita juga bahagia"
Mya pun kembali tersenyum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar