Sabtu, 03 Oktober 2015

Siapkah Kau Tuk Jatuh Cinta Lagi

Hujan yang jatuh ketanah, bersamaan dengan jatuhnya air mata seorang gadis di yang terduduk menunggu jemputan dari seseorang yang dicintainya.

Hpnya bergetar....

"Kamu dimana Adira?" Tanya seseorang
Perempuan itu hanya terisak
"Kamu belum pulang? Kamu masih disekolah? Kamu nangis?" Tanya seorang itu lagi
"Ninaaaaaaaa" teriaknya
"Adira kamu kenapa? Aku kesana abis gini, aku bawa mobil kesana, neduh ya Ra, 15 menit sampe"

Betapa beruntung Adira mempunyai sahabat yang sebaik Nina. Baginya Nina adalah segalanya, dia sudah tak kuat menahan rasa sakit dihatinya.

Nina datang di depan gerbang sekolah mencari keberadaan Adira.

"Ninaaaaa" teriak Adira berlari kearah Nina yang membawa payung
"Kamu kenapa Ra? Berantem lagi sama kak Nadzir?"
Adira menggeleng.
"Yaudah masuk yuk, hujan. Badan lu bikin badan gw basah deh sebel" godanya

Keduanya memasuki mobil Nina. Adira menarik nafas panjang.

"Jadi kenapa kamu belum pulang Ra?" Tanya balik Nina
"Tadi rencananya aku mau pulang sama kak Nadzir, terus dia sms katanya mau nganterin kak Rere pulang yang rumahnya Gresik sedangkan rumahku cuma 10 menit dari sekolah"
"Brengsek banget sih itu anak! Maunya apa coba!" Kesal Nina "terus kenapa kamu gak pulang?"
"Mau liat dia sama kak Rere" ucapnya kembali terisak
"Adira, kamu itu ngapain juga diliat kalau cuma bikin sakit hati doang, sampai kapan kalian kayak gini terus? Digantung gak jelas"
"Aku juga gak tau sampai kapan" ucapnya "kalau ditanya dia selalu jawab apa harus ya deket itu pacaran? Gak kan?"
"Terus dia minta apa? Friendzone? Kakak-adikzone? Ih sumpah ya kamu bodoh banget si Ra, mau aja dikibulin sama itu anak"
Adira hanya menggeleng dan kembali menangis.

Nina mengantarkannya pulang dengan keadaan Adira yang lebih baik dari sebelumnya.

Beberapa hari kemudian....
Desas-desus di sekolah Adira memang cepat, entah berita darimana akhirnya sampai ke kuping Nina dan ke Adira.

"Brengsek banget itu ya cowok! Ngomongnya gak mau pacaran tapi udah jadian aja" kesal Nina
Adira hanya termenung sedih.
"Kamu jangan nangis ya Ra, lu harus kuat, apa aku samperin aja itu anak berdua atau aku labrak sekalian?"
"Gak usah Nina" ucap memohon dan menahan tangisannya

#SMS
From: Adira
To: Kak Nadzir
Yang punya pacar baru:) selamat ya:'))

From: Kak Nadzir
To: Adira
:)

Hanya itu jawaban dari Nadzir laki-laki yang dicintainya. Dia hanya bisa menangis dan patah hatinya kali ini benar-benar menganggu konsentrasi belajarnya di kelas. Teman-teman di kelasnya sampai nyeramahin ini itu.

Bel pulang pun berbunyi....
Hujan kali ini datang kembali, hujan selalu datang disaat hatinya sedih. Dia meraih tasnya.

"Mau kemana Ra?" Tanya Nina
Adira tak merespon

Adira mengeluarkan tas oleh-oleh dari jogja yang berisi baju pemberian Nadzir yang dibelikan untuknya.

"Gw benci baju ini, gw benci lu kak!" Ucapnya berlari kecil dilapangan

"Hei" sapa seseorang
"Dias?" Kaget Adira
Dias merupakan adik sepupu Nadzir yang seangkatan dengannya.
"Ini dari Nadzir, oleh-oleh dari Jogja. Ciyeee udah jadian yak lu sama dia?"
"Kagak oy, btw makasih. Tumben-tumbenan dia kasih ginian ya?"
"Bersyukur aja udah. Aku balik kelas dulu ya"
Betapa gembira hatinya mendapatkan sesuatu dari Nadzir.

Sekarang, hatinya sudah hancur entah harus berbuat apa. Dia berlari dengan cepat menuju warung kopi tempat biasa Nadzir dan teman-temannya nongkrong.

"Aku kembaliin semua punyamu" ucap Adira melempar baju yang masih terbungkus rapi kearah Nadzir "percuma!" 

Kejadian itu membuat tercengang semua teman-temannya. Nadzir hanya bisa terdiam, dia binggung harus melakukan apa. Tangisan Adira tak tertahankan, dia berlari menjauh dari warung itu dan menentang hujan kembali.

Tinnnnnnnnn.....
Suara klakson motor berada di depannya, Adira syok setengah mati hingga terjatuh.

"Hati-hati kalau jalan mbak" teriak seorang laki-laki yang memakai seragam pula
"Oy elu ngomel aje, cewek nih" sahut temannya yang dibonceng dan turun membantu Adira berdiri
"Maaf" ucapnya menangis 
"Gpp kan mbak? Maafkan teman saya"
Adira mengangguk "permisi"

Nadzir tadinya ingin membantu ketika Adira terjatuh, tapi melihat ada yang membantu ia mengurungkan niatnya.

Keesokan harinya....
Nadzir menunggu Adira pulang sekolah, memang ia sudah melaksanakan Ujian Nasional, hanya tinggal pengumuman jadi waktunya hanya dirumah atau di tempat bimbingan tambahan.

"Nina!" Teriak Nadzir
Nina hanya melengos dan pergi dengan sepeda motornya.
"Aku mau ngomong sesuatu" ucapnya menghadang sepeda motornya
"Awas! Awas! Bisa minggir gak sih!"
"Nina plis, ini soal Adira!"
"Oke ada apa? Cepet! Gak ada waktu buat orang kek lo!"
"Aku mau balikin ini" ucap Nadzir mengembalikan oleh-oleh yang dibawakannya dari jogja untuk Adira "tolong, cuma ini yang bisa aku berikan buat dia"
"Kenapa gak kasih sendiri ke orangnya?"
"Dia pasti akan menghindar jika bertemu denganku, aku mohon padamu bantu aku, setidaknya aku berniat baik. Ucapkan juga aku minta maaf kepadanya"
"Baiklah, sudahkan? Aku balik dulu!" Ucap Nina ketus

Nina memberikan hadiah itu kembali ke Adira, dia sempat kaget kenapa hadiah itu bisa ke Nina. Nina menjelaskan panjang lebar. Dan akhirnya Adira menyerah dan berniat menyimpan itu ke tempat dimana ia tak akan menemukan barang itu lagi.

*****

Kejadian 4 tahun lalu itu benar-benar teringat di otak Adira, dia rindu dengan Nina yang jauh disana, kuliah di jakarta. Hari ini dia akan pindah di kamar lantai 2, bekas kamar almarhum neneknya. Awalnya dia tak berani, namun karena setelah ini dia wisuda DIII jadi sudah kewajiban kamar bawahnya akan diberikan ke adiknya yang duduk di kelas 2 SMP.

Dia membenahi semua buku-buku dan barang yang akan dibawah pindah keatas. Sampai akhirnya dia menemukan baju yang dulu diberikan oleh Nadzir untuknya. Dia membuka itu kembali, matanya langsung berkaca-kaca.

"Demi apa aku gak liat ada tulisan kayak gini?" Celotehnya

"I will be back again for u" tulisan yang tertera di baju itu

"Kenapa aku gak sadar ya ada tulisan kek gini? Ini janji atau pertanda dia akan kembali ya? Ah kan gw baper deh. Ah hus! Hus buang pikiran itu ya Allah!" Ucap ngoceh sendiri

*****

"Akhirnya kita wisuda guys!!!" Ucap Via
"Alhamdulillah Amd. Keb yaaaa" peluk Adira terhadap teman-temannya
"Tapi kalian bertiga lanjut kuliah, aku sama Adira yang gak kuliah sendiri" sahut Rika sedih
"Gak usah gitu deh Rik, jangan lebay deh. Lagian kita kuliah juga 3x seminggu gak tiap hari, masih bisa have fun bareng" jelas May
"Iya nih, bikin emosi aja haha" goda Esti

Kelima sahabat itupun berpelukan kembali. Mungkin pelukan terakhir kali karena akan mulai sibuk dengan dirinya sendiri-sendiri nantinya.

"Kita nanti foto studionya pisah ya? Gak bareng? Padahal pengen foto sama kalian pake toga bareng loh" ucap May
"Iya ih gak asik nih Esti Via" sahut Rika
"Yaudah gpp, yang penting kita disini foto bareng kan daritadi, gak usah ruwet deh" ucap Via
"Eh ada abi dateng sama temenku SMA, aku mau nyamperin mereka dulu ya" ucap Esti
"Eh iya ini aku juga ada temenku SMA kesini, aku kesana dulu ya" sahut Adira
"Yaaah temenku gak bisa dateng" ujar Via sedih
"Yaudah aku ke studio dulu ya, soalnya temen SMA ku nunggu disana, sekalian foto disana sama anak-anak" pamit May
"Aku juga abis gini kesana, tapi nunggu eyang uti dulu sama temenku SMA" sahut Rika

Mereka semua pun berpencar dengan teman-teman mereka waktu SMA. May sudah pergi dari tadi dengan mama, kakak dan papanya menuju studio foto. Dan Rika entah dimana, katanya sih mau jemput eyang uti nya dulu, baru foto wisuda bareng. Esti menghampiri pacarnya, Abi dan bertemu dengan teman SMA nya. Begitu pula dengan Adira yang menghampiri teman-teman SMA nya. 

Hanya Via yang sedih teman-temannya belum datang di wisudanya, padahal dia sangat berharap teman SMA nya itu datang. Sesaat kemudian teman-teman Via datang dan memberikan sureprise untuknya dan langsung memeluknya sangat erat. Kebahagiaan bukan hanya dirasakan oleh mereka berlima tapi wisudawan yang lain.

*****
 
2 hari kemudian
Adira dan teman SMA nya Sucha yang satu kuliah dan satu jurusan dengannya datang ke studio tempat foto Adira kemarin pas wisuda kemarin untuk menyerahkan foto mana saja yang akan dicetak, sekalian akan membooking foto untuk foto dengan teman-temannya untuk hari Senin.

*******

Hari Senin.....

#LINEGRUP Adira, Sucha, Zahra, Clarissa, Kiki

Jadi jam berapa? - Kiki
Katanya abis kamu kuliah kik - Zahra
Oh iya sih haha jam 1 ya rek - Kiki
Pake baju kembaran warna putih ya, pake celana jeans dan kerudung satin - Adira
Siap bu bos! - Clarissa
Aku gak punya kerudung satin rek:( - Kiki
Tenang wah pinjem Zahra, Sucha atau Clarissa haha - Adira
Lah kan lu punya banyak Dir - Sucha
Kan sucha mesti fitnah, padahal cuma punya satu hm - Adira
Udah gampang tenang yang punya satin lebih dari satu bawa ya semuanya - Zahra
Oke - Clarissa

Sejam kemudian
Rek sorry urgent aku gak bisa ikut, soalnya aku lagi ada masalah - Clarissa
Hadeeeeeeh - Adira
Sorry yak Dir - Clarissa
Ah elu gak asik deh Clar - Zahra
Gini aja deh Clar, kamu bisa jam berapa? Studionya buka sampe malem, kamu bisanya jam berapa? - Adira
Aku bisa jam 4/5an soalnya harus jemput adekku dulu - Clarissa
Yaudah jam segitu ya? Deal? Yang lain gimana? - Adira
Foto hari ini gak boleh gagal deh pokoknya! - Adira
Yaaaa aku gak bisa mbahku sakit, biasanya kalau sore aku yang kasih obat, tapi tak usahain ya nanti, doakan - Kiki
Amin! Semoga bisa - Sucha
Tapi kalau gak bisa yaudah gpp, kalian foto berempat aja, aku ngak ikut - Clarissa
Gak enak lah, gak lengkap. Ini aja kurang pasukannya satu lagi di Jakarta gak bisa pulang - Zahra

2 jam kemudian
Aku bisa rek, tapi jangan pulang malem-malem ya - Kiki
Alhamdulillah - Zahra
Ayo dandan! - Adira
Please deh ini masih jam 10 pagi, kita foto jam 4 - Clarissa
Lah kan gw ke kampus dulu baru poto coy haha - Adira

Saat di Studio foto....
Zahra dan Adira datang duluan, disana ada beberapa sekolompok anak muda, mungkin sudah wisuda seperti Adira dan Sucha, mereka berfoto rame-rame. Namun anehnya mereka masih dandan dan belum sama sekali memulai fotonya.

Tiba-tiba Kiki dan Clarissa datang menyusul. Suasana tampak semakin ramai, adanya orang-orang didalam yang jumlahnya mungkin 10 orang 4 perempuan dan 6 laki-laki, yang sebaya dengan mereka berempat. Ada 2 orang yang dikenal Adira, bukan kenal sih, lebih tepatnya sekedar tau, karena mereka berdua adalah teman SMA mereka dulu, namun anak IPS.

"Eh si Sucha kok belum dateng ya?" Tanya Clarissa
"Masih pacaran kali sama gebetan barunya haha" sahut Adira
"Tenang abis gini paling sampe" ucap Zahra

Suara sepeda motor dari luar, mungkin itu suara motor seseorang yang bersama Sucha. Zahra menghampiri Sucha diluar. Dan mereka pun berganti baju putih bersamaan di toilet, karena ruang ganti penuh dengan barang-barang sekumpulan orang yang sedang foto didalam.

Mereka berlima pun bercanda tawa bersama, tanpa tau malu tertawa terbahak-bahak.

"Lama banget sih" celetuk sindir Zahra cukup keras
"Ra, ngawur ih" sahut Adira
"Biarin, salah sendiri lama banget"

"Rek laper, belum makan dari pagi nih" ucap Clarissa
"Makan aja dipikiranya" sahut Zahra
"Ntar makan ayam geprek ya guys, dijamin enaaaak puol" ucap Adira
"Wooo enak tuh?" Tanya Kiki
"Udah dijamin pasti suka deh, aku pernah kesana" sahut Clarissa

Adira merasa perutnya tak enak, merasakan sakit yang luar biasa, penyakit maag nya kambuh.

"Perutku sakit banget sumpah!" Keluhnya
"Telat makan ya?" Tanya Clarissa
"Gak kok, tadi pagi sarapan, siangnya aja yang belum, gak kayak biasanya"
"Yasudah buat jalan-jalan coba" ujar Sucha

Adira pun mengikuti saran Sucha, namun kali ini dia berada di ruang tunggu luar, kepalanya terasa berat, pandangan matanya kabur dan gelap.

"Ya tuhan jangan pingsan disini" ucapnya dalam hati terduduk di kursi

"Clar, Clarissa, pandanganku gelap" ucap pelan Adira langsung terjatuh pingsan

Semua temannya langsung berlari keluar dengan panik, kejadian itu menyedot perhatian yang didalam sedang berfoto. Sampai pemilik studio pun ikut keluar. Beberapa dari laki-laki itu membantu membotong Adira untuk ditidurkan di sofa dalam.

Beberapa menit kemudian Adira pun tersadar, dia membuka matanya secara perlahan, namun kali ini yang dilihatnya banyak orang sedang memperhatikan dia. Perutnya masih sakit.

Akhirnya beberapa orang yang sebelumnya sedang berfoto melanjutkan sesi fotonya.

Clarissa dan Kiki langsung melaju ke indomaret untuk membelikan roti, air mineral dan minyak kayu putih untuk Adira.

Semua temannya sangat khawatir terhadap Adira, sampai Sucha menyuapi Adira makan, Zahra memijat punggung Adira, Clarissa memijat kaki Adira yang mulai dingin, serta Kiki yang bersedia memberikan minum untuknya jika dirasa perlu.

Rasa sakitnya perlahan hilang dengan candaan yang dibuat teman-temannya itu. Adira sudah mulai bisa duduk walaupun perutnya masih sakit. Satu laki-laki keluar dari ruang studio, dia melihat kearah Adira, dan tak sengaja Adira pun melihat kearahnya pula.

"Ini perasaan dia ngeliatin mulu dari tadi, ngeliatin siapa ya? Yang disebelahku ada Zahra sama Clarissa. Maybe liatin Zahra karena dia lebih cantik dariku, apalagi mukanya yang ada keturunan arabnya"

Mereka berlima pun kembali membuat lelucon lelucon sampai tertawa terbahak-bahak. 

"He kita rame sendiri yak" ucap Kiki
"Haha abisnya yang di dalem foto lama banget" sahut Zahra
"Husssss ngawur" ucap Adira
"Eh angkat bicara juga ini yang abis pingsan haha" celetuk Clarissa

Akhirnya segurumbulan orang yang foto didalam keluar, yang laki-laki langsung merapikan barang bawaannya, gak kayak yang perempuan, tempat ganti di kuasain sendiri, gak keluar-keluar, sampai temen-temennya yang laki pada pamit pulang duluan semua.

Selalu mata Adira penasaran, maklum antara dia kegeeran dan penasaran, dia terus melihat laki-laki yang melihatinya tadi, dia terus mengawasi setiap gerak-geriknya. Mata mereka bertemu kembali, Adira mencoba melihat dia lebih lama. "Oh men dia nunduk!" Ucapnya dalam hati. Lalu laki-laki itu pergi bersama teman-temannya.

Adira dan teman-temannya akhirnya melakukan season foto yang ditunggu dari jam 5 sampai abis isya. Mereka berfoto ceria ini itu, walaupun gayanya terbatas 10 gaya, namun cukup puas bagi mereka. Akhirnya mereka berlima selesai dan segera berkemas serta merapikan ruang ganti.

"Astagfirulloh, kunci motor mana" teriak Adira merogoh tasnya
"Ceroboh banget sih Dir" sahut Kiki
"Bukannya yang terakhir pegang itu kamu ya? Yang tadi ambil sepatu?" Tanya Zahra
"Jadi? Ketinggalan di motor" teriaknya berlari ke parkiran
"Ya ampun cerobohnya" ucap Zahra

"Alhamdulillah, bersyukur banget motor gak ikutan ilang" ucapnya lega mengelus dada

Sebuah kertas terdapat pada kaca spionnya.

"Hei, bertemu lagi, jangan sering-sering jatuh, ini kedua kalinya aku membantumu ketika sedang jatuh. lineku @kharisnaerlangga jika kamu mau bertambah teman:)"

"Oy gimana? Ketemu?" Teriak tanya Clarissa menghampirinya
"Oh ada! Nih" ucapnya sambil mengambil kertas itu dan meremasnya
"Apa itu?" Tanyanya
"Hm. Anu. Slip tadi pas ambil uang di atm"
"Oh ayo masuk, beres-beres lagi" ajak Clarissa
Adira hanya tersenyum.

Mereka pun selesai berkemas dan mengucapkan terimakasih terhadap semua orang di studio. Dan bergegas ke Ayam Geprek untuk mengisi perut, karena sudah malam.

Adira mulai berkhayal, laki-laki itu siapa? Yang mengirim surat kecil untuknya. "Apa jangan laki-laki itu? Yang melihatnya tadi? Kapan kita bertemu? Dia ganteng sih, lumayan lah, kayaknya laki-laki baik.

"Oy ngelamun aja" ucap Kiki mengagetkan
"Eh sorry" sahut Adira
"Sono pesen, ngelamun aja sih, mikir utang? Haha" goda Zahra
"Iya maaf ya, lagi pusing, yaudah paket C aja gimana? Kalian pesen apa? Aku minumnya es teh jumbo aja"
"Idem!" "Idem!" "Idem!"

Pulangnya....
Adira sudah tak sabar ingin menginvite id line yang tertera dikertas itu. Benar! Adira melihat foto profil laki-laki itu, laki-laki yang menatapnya tadi. Ada rasa geer dihatinya, antara senang dan binggung maksudnya. Dia sama sekali tak ingat bertemu dengannya dimana.

Add!
Adira ragu menekan hpnya, namun ia memberanikan diri hanya untuk mengucapkan terimakasih. Akhirnya add juga tunggu respon dari laki-laki itu, karena tak sabar menunggu, matanya mulai terlelap.

00.15 Hai akhirnya add juga, terimakasih ya:)
01.23 Kamu tidur? Maaf ya menganggu, have a nice dream, jangan jatuh dari kasur ya:p
04.30 Hei bangun:):) sudah adzan subuh, selamat sholat subuh:)

Adira terbangun untuk melaksanakan sholat subuh, tanpa melihat hpnya karena di charge, dia langsung melanjutkan tidurnya.

07.00WIB
"Diiiil anguuuun" ucap adik laki-lakinya yang berumur 3 tahun
Adira hanya bergumam
"Diiiiiiiiil" ucapnya adiknya lagi
"Apa sayang? Dira ngantuk banget, mau bobo ya" sahut Adira seadanya
Adira kembali tertidur, dan Robi pergi meninggalkan Adira di kamarnya.
"Diraaaaaaaa!!!!" Teriak mamanya dari dapur
Adira langsung terbangun kaget, sampai kepalanya pusing.
"Apa ma? Jangan teriak-teriak kek"
"Bangun! Jam berapa itu liat? Perawan-perawan kok bangun siang, PAMALI!"
"Iya tau, yaudah Dira mau mandi dulu ya, Mam"

Adira pun selesai mandi, dan langsung meraih hpnya. Tak disangka banyak notifications dari social medianya. Terlebih akun linenya. Dia kaget melihat chat dari Kharisna Erlangga.

#LINE
Oh hai sorry tadi malem gak sempet bales, ini baru bangun, tenang sudah sholat kok:) - 07.45WIB

Betapa senang hatinya, laki-laki itu tampan, tinggi, seleranya sekali. Perkenalannya memang aneh tapi dia tak memikirkan itu. Hp terus dipegangnya untuk segera membalas jika ada chat masuk dari Kharisna.

#LINE
Selamat Pagi menuju Siang:) maaf baru balas, tadi hp dikamar terus lagi nyuci mobilnya bokap. Ada acara gak? - 09.12WIB
Emangnya kenapa? - 09.13
Ada acara enggak? - 09.14
Ngak ada sih, kenapa sih? - 09.15
Ya ampun kamu gak peka ya jadi perempuan haha - 09.16
Dih ngeledek, suer deh gak paham - 09.17

Tak lama kemudian telepon via Line terdengar dari hp Adira, Kharisna menelponnya, dia tersenyum melihat itu, bahagia sekali hatinya, ada effort tersendiri, jantungnya berdegup cepat.

"Halo" dia mengangkatnya
"Kok lama ngangkat telponnya?"
"Oh iya, tadi lagi pake krim wajah" ucapnya alasan
"Ada acara gak kamu? Rumahmu mana? Aku ajak keluar boleh?"
"Ehm. Gak ada sih. Gak secepat ini kan?"
"Aku bukan orang jahat, kamu kan udah liat aku kemarin"
"Iyasih, tapi...."
"Tapi apa? Kamu gak percaya sama aku? Aku gak akan apa-apain kamu"
"Bukannya gak percaya, tapi kamu tau sendiri kita aja baru kenal ini"
"Jadi intinya kamu gak mau? Yaudah gpp terserah kamu, maaf aku memaksamu"

Tuuut tuuut tuuuut.
Suara telpon itu berhenti. Kharisna kecewa terhadap Adira, atau mungkin dia yang salah karena terlalu cepat ingin mengenal Adira?

Adira jadi tak enak hati dengan Kharisna. Rasanya tak salah jika menemuinya, hatinya seakan mengatakan "dia orang baik Dir" tapi ragu untuk menemui seseorang secepat ini.

#LINE
Hei - 10.42
Kamu masih marah kah? - 10.43
Maaf ya aku bikin kecewa kamu - 10.44
Tapi aku takut bertemu orang asing - 10.45
Yasudah aku mau - 10.50

Thank for you believe me -10.51
Kirim alamatmu lewat maps, aku kesana setelah mandi - 10.52
YES!!! I want to meet you again girl! - 10.53

Kharisna begitu bahagia akan bertemu dengan Adira, begitupun Adira tak kalah senangnya akan bertemu Kharisna. Setelah wisuda tak ada yang dilakukannya selain nonton TV, baca Novel, bermain dengan HPnya, semua temannya kebanyakan sibuk dengan kuliah barunya dan pulang kampung.

20 menit kemudian....
"Dilaaaa kata mama ada tamu" ucap Robi, adiknya

Dia nervous setengah mati akan bertemu dengan Kharisna, dia sama sekali tak mengenalnya, tapi sudah berani mengajaknya keluar dan akan berbincang dengan mama dan adiknya.

"Halo Boy! Tos dulu" ucap hangat Kharisna pada Adiknya, adiknya merespon malu-malu
"Tante, Adira boleh diajak keluar kan?"
"Oh iya dia sudah izin kok tadi, jangan pulang malem-malem ya"
"Terimakasih mam" pamit Adira salim ke mamanya
"Pamit dulu tante" pamit Kharisna bersaliman juga "tos lagi boy!" Ucapnya terduduk memberikan tangannya.

Merekapun keluar dari rumah, Adira sudah berpenampilan sebaik mungkin, tak lebay ataupun tak norak. Batwing polos warna peach, celana jeans, wedges ootd ala artis instagram, dan kerudung pashmina rawis warna navy melekat ditubuhnya. Makeup sehari-hari alis, eyeliner, maskara, dan lipstick membuat wajahnya keliatan lebih cerah.

Kharisna memandangi Adira dari atas sampai kebawah. Adira menatap aneh kearahnya. Tak ada yang aneh dengan penampilannya.

"Bajuku jelek ya?" Tanya heran Adira
"Hm ngak kok"
"So?"
"Aku gak suka liat kamu dandan, gak natural kayak kemarin aku liat kamu"
Pernyataan itu aneh baginya "kemarin kan aku dandan pas foto" ucapnya tak terima
"Kan aku gak liat pas kamu foto dandan kek gimana"
"Yaudah aku balik ke rumah CUCI MUKA!"
Kharisna merasa bersalah "eh enggak kok" menarik tangan Adira "sudah yuk naik motor aja, jangan ngambek ya, tambah cantik loh kalau ngambek" rayunya
Adira mengikuti ucapan Kharisna.

Mereka berduapun jalan memutari kota Surabaya disiang hari, cukup panas memang tapi rasanya setelah berkutat dengan Tugas Akhir sebulan lalu cukup lega dan terbayar.

Setelah bosan dan mulai lelah, mereka mampir ke Tunjungan Plaza, tepat di Mall barunya. Adira yang selalu berjalan lebih cepat dari Kharisna, membuatnya jengkel karena harus menunggu Kharisna.

"Jangan cepet-cepet kek Dir!" Keluhnya
"Kamu aja yang lama" sahutnya
"Aku kan abis nyetir, kamu enak tinggal duduk dibelakang"
"Salah sendiri tadi muter-muter"
"Emang kamu tau abis ini kemana?"
"Gak sih" ucapnya nyengir sambil menunggu Kharisna menyusulnya
"Kita kayak orang berantem tau gak sih jalan jauh-jauhan"
Adira hanya tertawa
"Dih ketawa, kita nonton ya di iMax ada film Everest, sekalian ngadem dan duduk"
"Oke" ucapnya "bayarnya berapa kalau sekarang?"
"50rb"
"Gak ada duit segitu, ambil di atm dulu ya"
"Udah aku yang bayarin, kan aku yang ngajak"
"Beneran? YEESSSS!!"
"Girang amat neng, dasar perempuan sama aja" ucapnya lirih
"Apa?" Tanyanya
Kharisna hanya menggeleng sambil tersenyum.

Keduanya pun memesan tiket, seat C15-16 sudah ditangan. Kharisna membawakan Adira pop corn dan lemon tea untuk dibawa masuk ke teater. Film tayang pukul 13.10wib.

Semua orang sudah mulai masuk ke ruang teater. Film berputar sudah 20 menit, mata Adira mulai bosan karena filmnya membosankan baginya, dia hanya melirik sekitar kanan-kiri dan yang paling ia lihat wajah tampan serius Kharisna yang sedang asyik melihat putaran filmnya.

"Eh" sentuh Adira
"Punya nama" sahut Kharisna
"Iya sorry, Kharisna Erlangga sudah kan? Puas? Aku boleh keluar gak sih? Asli ini ngebosenin parah"
"Kamu jangan aneh-aneh deh"
"Yaudah-yaudah, pinjem ini yah" tunjuk Adira ke lengan atasnya, Kharisna langsung mengeryitkan dahi "buat bobo, ngantuk banget, nanti kalau mau selesai bangunin ya" ucapnya manja
Kharisna hanya mengangguk.

Adira merangkul lengan kiri Kharisna dan kepalanya bersender pada bahu Kharisna. Kharisna reflek kaget, tapi dia hanya diam. Ada perasaan aneh yang hinggap dihatinya, mata Adira mulai berat dan memejamkan perlahan matanya.

Kharisna jadi tak bisa konsentrasi melihat film, dia hanya melihati Adira yang tertidur pulas di pundaknya, dia menyenderkan kepalanya ke kepala Adira, sambil mengusap lembut kepalanya yang tertutup jilbab, senyum lebar mengembang di bibirnya.

Film akan selesai 10 menit lagi. Kharisna membangunkan Adira dengan menepuk pipinya pelan. Adira terbangun dengan masih setengah sadar dan tangannya masih memeluk Kharisna.

Pemutaran film selesai, semua orang mengembalikan kacamata 3D dan keluar dari teater.

"Kita langsung pulang kan?" Tanya Adira
"Makan dulu Dir, laper kali"
"Aaaah gak ada duit ih, makan dirumahku aja gratis!" Ucapnya
"Ya sungkan lah"
"Anggap rumah sendiri deh, orangtuaku baik kok, nanti kita makan bareng"
"Tapi kan gak enak Dir"
"Udah ah hemat!" Ajak Adira menarik tangan Kharisna

****

3 minggu kemudian
Hp Adira berbunyi, itu telepon dari Kharisna, seseorang yang ditungguinya dari tadi pagi. Hubungan mereka memang berjalan cepat dan akrab, hampir setiap hari jikalau bosan mereka keluar untuk sekedar ngobrol tak penting di cafe atau angkringan di surabaya.

"Hei, apa kamu tak ingat sama sekali denganku?" Sapa Kharisna saat Adira sibuk menyeruput Latte nya.
"Hm" dia masih asik "apa Ris?"
"Kau tak ingat kalau kita pernah bertemu sebelumnya? Sebelum di studio"
"Ngak, aku ingat surat kecil di spionku. Kamu pernah menolongku saat jatuh 2x kan?"
Kharisna mengangguk.
"Yang kedua saat aku pingsan kan? Yang pertama?"
"Ah ternyata indra pengingatmu jelek sekali"
"Oy menghina!"
Kharisna meringis "iya, kau ingat saat SMA dulu saat hujan lebat ketika kau nyebrang dengan seenaknya, dan seketika itu nyaris temanku akan menabrakmu, kau jatuh dan aku membantumu berdiri"
Adira mengingat kembali kejadian itu, Ya Tuhan itu kejadian tersakit untuk hatinya.
"Ok STOP! Jangan mengingatkan itu"
"Why?" Tanya Kharisna penasaran
Wajah Adira tampak tak enak, sepertinya Kharisna tak ingin melanjutkan pertanyaan itu kembali. 

Ada rahasia yang disimpan perempuan yang mulai ada dihatinya ini, rahasia yang belum diceritakan, padahal selama ini keduanya saling jujur, termasuk Kharisna yang menceritakan tentang mantan-mantannya yang entah ada berapa dari SMA. Adira pun sama dia menceritakan mantannya lebih tepatnya mantan gebetannya semasa jaman kuliah, dia tak menyinggung sama sekali cerita cinta jaman SMA nya.

Adira mengangkat telepon dari Kharisna, jujur hatinya senang karena Kharisna memperlakukannya dengan baik, tapi hatinya berkata lain, dia masih tak bisa melupakan Nadzir dalam hidupnya. Dia terlalu takut untuk jatuh cinta dan akan tersakiti lagi. Entah akan sampai kapan perasaan itu berubah untuk orang lain, setidaknya untuk Kharisna, orang yang menelponnya saat ini.

"Assalamualaikum, ada apa Ris?"
"Walaikumsalam, sorry ya baru kasih kabar ini barusan gladi bersih buat besok wisuda"
"Iya gpp santai aja"
"Kamu besok dateng ya ke wisudaku? I wish you come to my special day"
Adira terdiam "aku gak bisa"
"Kenapa? Jangan membuatku kecewa Dir"
"Satu, kita baru kenal. Dua, aku gak tau kesana sama siapa. Dan terakhir aku gak kenal sama temen-temen eksismu itu. Malu lah Ris"
"Hei kamu tamu specialku Dir"
"Ayolah Ris, jangan bercanda. Mohon maaf banget"
"Adira please. Apa perlu aku datang kerumahmu nanti? Berlutut didepanmu?"
"Untuk apa sih Ris? Jangan berlebihan kayak gitu deh"
"Dira, you're the special one yang aku harapkan datang keacara pentingku"
"Kamu mau bunga? Nanti aku belikan. Tapi besok aku gak bisa bener deh, males ketemu temen-temenmu, apalagi cewek-cewek yang menyebalkan di studio waktu itu"
Kharisna kecewa, dia mengakhiri teleponnya dengan begitu saja. Adira langsung mematung, merasa bersalah.

#SMS
To: Kharisna
Hei, marah kah? Sorry:( jika kau menginginkan aku datang, baik aku datang, tapi gak di acara wisudamu, kutunggu besok dirumahmu, kamu minta apa untuk hadiah? Akan kubelikan:) setidaknya balas smsku jika kau tak mau mengangkat teleponku:')

To: Adira💕
Aku gak minta apa-apa, aku hanya ingin kamu hadir disana. Maaf egois, jika aku mengenalmu lebih lama dulu, atau kita bertemu walau hanya sehari dan kau besok akan wisuda, aku pasti datang tanpa kamu suruh:)

Sindiran keras bagi Adira, dia tahu ada yang salah dari Kharisna, dia sudah merasa Kharisna jatuh hati kepadanya, tapi ia tak bisa membalas itu, teman-teman Kharisna, terlalu high class tak sebanding dengannya. Apalagi kisah cinta yang lalu, Nadzir awalnya sama dengan Kharisna tapi Nadzir pergi gitu aja, bahkan sekarang walaupun saling punya semua social media tetap saja seperti orang tak kenal.

****

Keesokkan harinya...

Display Picture BBM Kharisna tampak gagah dan tampan, baju kemeja putih, dasi hitam, serta jas dan celana berwarna hitam, rambutnya tampak lebih rapi dari biasa yang dilihat Adira. Personal Message "Only you, you can change me here😊" Hati Adira terasa sakit, sebegitu besar kah perasaan Kharisna?

Sial!
Jam sudah menunjukkan pukul 11 siang, acara wisuda pasti akan selesai dalam waktu sejam lagi. Dan rangkaian bunga masih belum selesai juga. Dia meraih telpon genggamnya memastikan Kharisna belum sampai dirumah.

Adira setengah mati memikirkan hadiah untuk Kharisna, semalaman dia berkutat dengan kertas, gunting, spidol, penggaris dan alat lainnya. Sampai akhirnya jadilah pop-up card graduation bergambar toga dan siluet buatan tangannya dan harus mencari foto Kharisna yang menampilkan bagian samping darinya.

Jam 11.30wib
Hpnya terus berbunyi itu bbm dari adiknya Kharisna, Shiylla. Perkenalan singkat dengan adiknya yang masih sekolah menengah pertama, disaat beberapa hari yang lalu disaat Kharisna dan Adira keluar, tiba-tiba papa Kharisna menyuruh untuk menjemputnya di sekolah.

#BBM
PING!!!
PING!!!
Kak Aris mau pulang dia badmood banget kayaknya mbak, gak mau foto studio.

Dek, buat dia mau dan senyum ikhlas pas foto, kan kasian kamu sekeluarga udah dateng ke wisudanya, tapi kayak gitu.
Bilang aja dek, aku mau kesana!

Eh kakak kesini beneran emang?
Serius?
Pasti seneng deh mbak, kalau ada mbak disini

Ngak dek, itu biar dia mau foto wisuda.
Aku pasti dateng, tapi gak disana. Dirumah kamu aja.

Boong dong kak?
Yasudah deh, nanti traktir ya kak:D

Siap deh!
Terimakasih sayang kiss dulu:*

Akhirnya buket bunganya selesai, dia hampir merogoh kocek amat mahal untuk bunga ini. Dia yakin Kharisna bukan cowok yang mau diberi bunga seperti ini.

#BBM 12.30
Kak kita udah mau nyampe rumah
Dia marah sama aku kak

Maaf ya dek, jadi kamu yang disalahin:(

Gpp kak, yang penting kakakku bahagia sama kakak

Idih masih kecil tau apa kamu dek haha

Keluarga Kharisna sampai dirumahnya. Yah tau sendiri rumah yang sebesar itu hanya 1:2 dengan rumah Adira. Walaupun sama-sama bertingkat tiga. Adira berdiri menunggu kedatangan keluarga mereka.

Shiylla langsung berlari menghampiri Adira dan memeluknya. Kedua orang tua Kharisna hanya tersenyum melihat Adira. Kakak laki-laki Kharisna dan istrinya yang sedang hamil pun ikut tersenyum kearah Adira yang berdiri di depan pintu.

Adira melihat Kharisna keluar paling akhir, rupanya dia yang memarkirkan mobil. Dia sempat melihat kearah Adira, namun hanya sesaat ada raut marah dan kecewa dihadapnya. Kharisna melengos saat Adira tersenyum kepadanya. Hati Adira pilu rasanya tak digubris oleh Kharisna, begitupun Kharisna hatinya sakit dan kecewa.

Adira tampak menyesal menolak dan membohonginya. Tampaknya Shiylla gadis yang beranjak dewasa ini tau bagaimana mendamaikan kedua orang itu. Dia menarik Kharisna keluar untuk bertemu dengan Adira. 

"Pulanglah, aku tak ingin melihatmu" ucap Kharisna lesu
Adira tau dia salah besar "sorry"
"Kau bohong padaku Dir, dan menyuruh adikku berbohong" bentaknya pelan
Bulir-bulir air mata keluar dari mata Adira "Maaf" ucapnya lalu pergi
Hati Kharisna yang kini sakit melihat perempuan yang dicintainya itu menangis karenanya dan pergi.
"Kak" ucap Shiylla
"Apa dek? Kakak masih marah ya sama kamu"
"Harusnya aku yang marah sama kakak, kakak itu gak pantes bentak kak Adira" ucap anak SMP itu tegas "ini" memberikan bunga dan hadiah dari Adira "kamu salah besar kak"

Kharisna langsung terasa lemas, dia terduduk didepan pintu dan menelungkupkan kepalanya disela-sela pahanya. Dia meraih hpnya dan menelpon Adira bolak-balik namun tak ada respon. Sampai akhirnya Shiylla adiknya memberikan kunci mobil untuknya. Adiknya sangat tahu apa yang harus dilakukan.

Kharisna melajukan mobilnya cukup cepat, dia masih sibuk dengan telepon genggamnya.

"Ah bodo sekali kau Ris!" Ucapnya mencaci maki dirinya sendiri

Sampai akhirnya dia sampai didepan pintu rumah Adira, dia mengetuk pintu rumah itu.

"Assalamualaikum" ucapnya
Suara langkah datang membukakan pintu, ternyata itu mama Adira "walaikumsalam, loh Kharisna? Bukannya Adira ke wisuda kamu ya?"
Kharisna binggung sendiri ingin menjawab apa "hm... Tadi dia gak dateng tante pas di gedung"
"Loh terus kemana dia? Sebentar ya tante panggilkan dulu di kamar, Aris tunggu disini dulu"
Kharisna hanya mengangguk.

"Gak ada Adira nya, kemana ya anak itu?" Ucap mama Adira celingukan
"Mama, ila diatas" ucap Robi
"Kalian ada masalah? Berantem kah?"
Pertanyaan itu membuat Kharisna menelan ludah berkali-kali.
"Jangan heran kalau tante tau, Adira kalau sedih selalu diatas, terakhir dia kayak gini jaman SMA dulu, jaman kuliah ini dia hanya main-main diatas bersama temannya"
"Boleh saya keatas tante?"
Mama Adira mengangguk "ingat Ris, Adira begitu karena dia tak ingin disakiti lagi, dia memang kuat tapi aslinya dia lemah, hanya saja tak ada orang satupun yang menyadarinya"
Perkataan mama Adira semakin membuatnya merasa bersalah "iya tante, terimakasih" ucapnya pergi ke lantai atas

Kharisna menelusuri setiap lantai, sampai akhirnya dia tepat di lantai 3. Gila rumahnya yang lantai 3 tak ada pemandangan kota surabaya yang bisa dilihat luas seperti ini. Lantai 3 rumahnya adalah kamar 3 asisten rumah tangganya termasuk supir papanya.

Kharisna melihat teduh wajah gadis itu, wajahnya tenang walaupun matanya sedikit bengkak. Dia jadi merasa bersalah. Dia menghampiri Adira yang berdiri bersender di pagar yang terbuat dari semen dan bata itu.

"Hei" sapa halus Kharisna
Adira kaget melihat Kharisna sedang berdiri disampingnya, dia hanya menoleh sejenak.
"Kamu marah?" Tanya Kharisna
Adira hanya menggeleng.
"Aku tak suka kamu tanpa suara gitu ah, bicaralah Dir"
Adira hanya bisa menoleh dan tersenyum.
"Meneduhlah, disini panas, kita kesana" tunjuk Kharisna pada ayunan bentuk kayu yang bermodel kursi panjang berwarna coklat dan tertutup.
"Kau saja, jika kepanasan" ucap Adira

Rasanya tubuh Kharisna memang capek, dia sudah berapa jam duduk untuk waktu yang lama, setelah itu harus menaiki mobil dengan cukup cepat dan terakhir naik ke lantai 3 yang anak tangganya lebih banyak dari rumahnya. Akhirnya dia frustasi dan memilih duduk di ayunan itu.

Adira masih asik melihat indahnya kota surabaya dan angin yang berhembus sesekali untuk menenangkan pikirannya. 

"Aku minta maaf" ucap Adira mengulurkan tangannya didepan Kharisna
Kharisna langsung meraih kedua tangan itu "bukan kamu, aku yang minta maaf, aku egois ya? Dan aku gak sepantasnya bentak kamu"

Adira hanya tersenyum dan duduk disebelah Kharisna. Dia memeluk tangan Kharisna kembali dan menyenderkan kepalanya ke pundak itu untuk kedua kalinya. Kharisna mengelus lembut kepalanya. Romantis! Kedua badan mereka berayun pelan.

"Mamamu bilang kamu pasti kesini kalau kamu sedang sedih? Benarkah? Dan mamamu juga bilang terakhir kamu sedih disini saat SMA"
Adira menelan ludahnya berkali-kali. Akankah dia bercerita sekarang? Dia sangat binggung.
"Apa kamu mengalami masa buruk di jaman SMA? Maaf aku menanyaimu seperti itu, apakah itu ada hubungannya dengan yang kita bertemu pertama kali?"

Darimana dia tau pikir Adira. Adira hanya mengangguk.

"Kalau kamu tak mau bercerita gpp, yang penting kamu sekarang bahagia gak mengungkit masa lalu lagi" ucap Kharisna
"Apakah kau sayang padaku Ris?" Tanya Adira polos
"Sayang bangeeeet, you're so special for me!"
"Baiklah aku akan bercerita, tapi janji kau jangan mengeluarkan sepatah katapun?"
Kharisna mengangguk sepakat.

Dari situlah Adira menceritakan dari awal perkenalannya dengan Nadzir, laki-laki yang masih ada ruang dihatinya. Bukan Adira namanya, kalau masalah Nadzir dia selalu menangis saat bercerita. Kharisna sadar gadis yang dicintainya ini belum sepenuhnya move on.

"Kamu tau kenapa aku gak mau dateng ke wisudamu? Selain 3 alasanku kemarin?"
Kharisna menggeleng, hatinya begitu sakit, gadis yang dicintainya ini dulu punya cerita cinta yang membuatnya menderita dan trauma.
"Aku takut jatuh cinta padamu Ris" ucapnya semakin terisak
Kharisna mengerti betapa sakit yang dirasakan Adira, dia membelai lembut kepala Adira.
"Aku takut tak bisa meruntuhkan benteng itu buat kamu, aku takut Ris kalau suatu saat kita bersama dan dia muncul aku gak bisa Ris" tangisannya semakin menjadi

Kharisna memegang pundak Adira dengan kedua tangannya. Dia menatap gadis itu. "Yatuhan rasanya aku ingin menghantam laki-laki itu" ucapnya dalam hati. Kharisna tersenyum kearah Adira yang terisak.

"Dir, liat aku" ucapnya lembut
Adira menengadahkan kepalanya, menatap sosok didepannya itu
"Aku gak maksa kamu jatuh cinta sama aku, aku sadar kita terlalu cepat untuk menjalani hubungan yang serius, aku akan berusaha menggantikan posisi dia dihatimu, aku akan meruntuhkan benteng itu, tapi kamu harus berjanji melepaskan bayang-bayang dia untukku, boleh?"
Adira mengangguk perlahan.
"Aku gak akan maksa kamu lagi, kita jalanin pelan-pelan, aku gak minta kamu jadi pacarku, aku mau lebih dari itu, jadi suami kamu, imam di keluarga kita, kita kerja dulu, taun depan kita mau lanjut kuliah kan? Setidaknya meskipun kamu D4 dan aku S1, akan kupastikan saat kamu wisuda nanti sudah jadi istriku"
Adira menatap wajah laki-laki didepannya ini, matanya menunjukkan keseriusan.
"Asal kamu mau berusaha, aku juga akan berusaha, cinta tumbuh karena tebiasa kan? Buka hatimu untukku, kita jalani seperti ini, seperti sahabat, teman, adik, kakak, atau pacar. Deal?"

Adira mengangguk dan memeluk Kharisna. Hatinya meleleh mendengar setiap perkataan yang diucapkannya. Bahagia, sedih campur aduk. Kharisna membalas pelukan Adira erat sangat erat, dirinya sendiri berjanji tak akan menyakiti Adira walaupun secuil.

"You know lagu HiVi yang terbaru?"
Adira mengangguk.
"Siapkah kau 'tuk Jatuh Cinta Lagi" ucap mereka kompak
Keduanya saling tersenyum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar