Senin, 19 Oktober 2015

Happiness

"Kak!!! Oh my god!" Teriak Tasya
"Apa Sya?"
"You know kak, laki-laki yang aku tangisin dulu jaman SMA dia mau case xiaomy nya, dia minta warna biru sama item, ada kan? Ada kan? Jangan sampai abis kak" rengeknya "i miss him so much more more more!"
"Lebay lu" toyor Luna "tenang stok aman! COD apa kirim-kirim?"
"Ya jelas COD lah" ucap Tasya berbinar-binar
"Kapan? Jam berapa?"
"Katanya sih nanti jam 5, semoga jadi" ucapnya berdoa
"Amin" mengiyakan ucapan adiknya satu ini yang sedang jatuh cinta

Di kamar Luna
"Kak acc! Jam 5 nanti ya, aku mau dandan cantik dulu" ucap Tasya lalu pergi
Luna hanya menjawab dengan senyuman

Circle Key....

"Halo" sapa kak Luna
"Oh hay mbak, hay dek" sahut Laki-laki
Keduanya hanya tersenyum
"Luna" ucapnya sambil memberikan tangannya
"Haski"
"Okay, total 60rb ya" ucap Luna
"Ini mbak" sahut Haski memberikan uang 100rb
"Uang pas gak ada?"
"Gak ada mbak, bawanya ini aja sama 50an"
"Haduh aku juga gak bawa duit kecil" ucap Luna "Sya, kamu bawa gak?"
"Hah? Gak ada lah, orang tadi situ ngobrak-ngobrak suruh cepetan, mana bawa duit"
"Hm ada atm? Didalem ada atm tuh, via rekening aja"
"Oke rekeningnya berapa?"

Haski pun masuk ke dalam Atm, namun dari raut wajahnya tak begitu menyakinkan.

"Mbak. Sorry, saldo tinggal 90rb. Gak mungkin bisa transfer"
"Terus gimana ya? Apa besok aja? Kirim-kirim?"
"Jangan mbak, satunya punya temen soalnya"
"Hm gimana kalau Tasya ikut saya ke rumah saya? Nanti saya bawa ini barangnya, kurangannya saya kasih Tasya? Bagaimana? Nanti saya antarkan dia pulang"
"What?" Kaget Tasya dan Luna berbarengan
"Kenapa kaget? Gak diapa-apain kok Tasya nya"
"Bang, kamu sehat?" Tanya Tasya
"masih, gpp kan mbak?" Tanya Haski pada Luna izin
"Aku sih gak bisa ngapa-ngapain, tergantung nih anak mau apa gak?"
"Sya?" Tanya Haski

Hati Tasya berdegup sangat kencang, dia tak menyangka orang yang membuatnya menangis, pergi mengajak ke rumahnya. Tasya pun mengangguk pelan.

"Yaudah, aku izinkan apa kamu Sya?" Tanya Luna
"Hm. Bilang aja keluar sama temen SMA nya" sahut Haski
Tasya hanya mengangguk.

Luna pun berpamitan kepada Haski dan Tasya. Keduanya kini di suasana hening, tak ada yang memulai pembicaraan.

"Yuk, Dek!" Ajak Haski menarik lengan Tasya

Sesampainya di Rumah Haski, rumahnya tampak sepi dan ini rumah barunya. Yang Tasya tau rumahnya yang sebelumnya ada di perkampungan dan yang sekarang di perumahan cukup elit di daerah ujung surabaya.

"Kamu tunggu sini dek, aku mau tuker di indomaret depan, gak ada uang kecil"
"Kenapa gak di ck aja tadi bang, jadi kan aku gak perlu kesini"
"Gak kepikiran dek"
"Hm bilang aja kan mau kangen sama aku haha" goda Tasya
"Ih pede banget haha" sahut Haski "udah ya mau ke indomaret dulu, mau titip sesuatu?"
"Minuman dingin deh apa aja"

Haski keluar dari rumahnya dan bergegas ke indomaret. Tasya berjalan mengelilingi rumahnya yang baru, rasanya rumah ini terlalu besar untuk dihuni 3 orang, mamanya Haski, Haski dan adiknya Rizal.

Dia terduduk di kursi, tepat di depan TV. Dia menyalakan TV namun tak ada acara bagus sama sekali, matanya tertuju pada dvd, sepertinya dia ingin menonton sesuatu.

"Ini film apaan sih? Kok gambarnya telanjang semua?" Serunya sendiri "dasar laki, yang diliat gituan mulu" lanjutnya ngomel

"Dek!" Sapa Haski
"Eh sorry bang" kagetnya tak sengaja membuang dvd yang dipegangnya "film mu gak ada yang lebih bermutu lagi?"
"Haha kayak gak pernah liat ginian aja" godanya
Tasya hanya nyengir.
"Kamu mau nonton film? Ke bioskop ta? Yuk yuk" ajaknya
"Enggak ah, males. Gak ada yang bagus"
"Dari dulu gak berubah, sotoy!" Ucapnya mengusap lembut kepala Tasya
"Ih lepasin kek!" Teriaknya manja
"Yaudah di kamar ada film bagus, romantis Fifty Shade Of Grey"
"Kayaknya pernah denger, itu yang sountrack nya love me like you do kan?"
Haski hanya mengangguk.
"Enggak ah, di video klip aja udah gitu apalagi liat full" ucap Tasya
"Gak full dikeliatin semua dek, itu semi, dijamin romantis"
"Tapi kata temen-temen banyak adegan esex-esexnya"
"Bohong tuh dek, dikit kok paling 5 menit doang"
"Serius?"
"Iya, ayo ke kamarku, kita liat disana biar romantis" rayu Haski
"Kok di kamar sih? Gak di apa-apain kan aku?"
"Apakah aku sejahat itu dek sama kamu"
"Yaudah minumku mana?"

Haski memberikan minuman UC100 rasa lemon untuk Tasya. Dia menarik tangan Tasya dan membawa ke kamarnya. Tasya kagum dengan Haski, kamarnya begitu rapi dan bersih. TV Plasma 42inch, home teater dan DVD akan melengkapi nonton film kali ini.

Haski mulai menyetel filmnya, film berjalan sejauh ini cukup baik, hati Tasya mulai was-was takut Haski akan macam-macam dengannya. Entah ini settingan atau bagaimana Haski membeli banyak makanan ringan. Dan satu pandangan Tasya tak lepas dari itu, minuman yang di tau Tasya temennya pernah minum itu ada alkoholnya dan rokok disebelahnya. Untunglah rokok tak disentuhnya, bisa mati sesak nafas dia jika Haski merokok.

"Bang, kok minum itu sih? Ntar mabuk gimana? Filmnya ngawur ini bang, kamu gak berusaha untuk macam-macam kan?"
"Ngak dek, percaya deh"

Adegan romantis di ranjang mulai beraksi, film ini terlalu egois untuk ditonton, apalagi yang pemeran laki-lakinya. Haski mulai mendekat duduk kearah Tasya. Tasya hanya menoleh sejenak, hatinya tak karuan.

Semakin lama adegannya semakin panas, Haski mulai memegang tangan Tasya. Tasya belum merespon negatif, dia berusaha berpikir positif.

"Yang jadi Grey egois ya, dia gak bisa ngerasain perasaan perempuannya, kayaknya hampir mirip sama aku ke kamu dulu" ucap Haski pelan
Tasya menoleh binggung dan hanya mengangguk.

"Sya" sapanya lagi dan bibir mereka bertemu

Tasya hampir terlena dengan kecupan itu dan melepaskan diri dengan cepat. Dia menjauhi Haski dan melepaskan genggamannya.

"Maaf dek, gak sengaja"
Tasya hanya mengangguk.

Di otak Tasya kini hanya ada pikiran yang jelek, positif thinking yang ia tanamkan dari tadi diotaknya perlahan pudar. Hatinya was-was pasti akan terjadi sesuatu lagi dengannya nanti, kalau tidak menjaga jarak dengan Haski.

"Sya? Kamu marah? Aku minta maaf ya Sya?" Ucap tulus Haski
"Iya gpp kok" sahutnya tersenyum dan berusaha ikhlas

Haski mulai memegang erat tangan Tasya kembali, dia mencium tangan Tasya. Tasya hanya merespon seadanya, mungkin Haski terbawa perasaan menonton filmnya. Kemudian tangannya mulai memeluk pinggang Tasya.

"Are you okay bang?" Tanya Tasya heran
"Aku kangen megang tangan kamu Sya, ya mungkin dulu gak se frontal ini sih"
"Bukannya perempuanmu banyak bang?"
"Gak lah dek, kalau aku setia ya sama satu orang"
"Berpikirlah positif bang, berhenti minum. Kadang pikiranmu diluar kendalimu"
Haski hanya mengangguk.
"Aku sayang banget sama kamu dek"
"What? Itu keluar dari mulut kamu? Kita udah lama banget gak ketemu, dan kamu bilang gitu? Kebanyakan minum kali bang" ucapnya dan menjauh
"Kalau kamu tak percaya yasudah, bukannya orang mabuk selalu bicara jujur ya?"
"Boleh aku pulang sekarang?" Tanyanya semakin ketus
"Loh dek, kamu gak nyaman sama ucapanku, baiklah aku berhenti minum. Film selesai aku anterin kamu pulang"
Tasya hanya mengangguk

Adegan ranjang season 2 di mulai, Haski semakin memegang erat tangan Tasya. Tasya yang gugup mengalihkan pandangan ke makanan ringan disebelahnya.

Diam-diam Haski menoleh kearah Tasya, jauh lebih dalam. Tasya menyadari kalau sedang di perhatikan oleh Haski, dia semakin gugup dan meraih makanan dengan cepat, Haski tersenyum melihat tingkahnya yang lucu.

"Kalau makan yang bener" ucap Haski membersihkan sisa makanan di bawah bibir Tasya

Tasya langsung mematung, tubuhnya mendapat sengatan listrik ketika Haski menyentuh bibirnya, mata mereka bertemu, perasaan yang tak karuan hinggap diantara keduanya. Haski mendekatkan wajahnya ke wajah Tasya, Tasya terlena dan memejamkan matanya.

Haski langsung mengecup bibir manis Tasya, sangat lembut. Keduanya seperti orang di mabuk cinta, bibir mereka saling melumat satu sama lain. Ini pertama kali Tasya berciuman, lumayan juga menurutnya setelah melihat beberapa adegan kissing dibanyak film. Dan sepertinya Haski sudah paling jago, ntah sudah berapa bibir perempuan yang ia lumat.

Tangan Haski mulai bergeriliya ke tubuh Tasya, cumbuan nya turun kearah leher Tasya, keduanya seakan lupa akan perbuatan yang mereka lakukan itu tak baik. Haski membuka bajunya.

"Mau ngapain bang?" Tanya Tasya

Haski tak menjawab dan langsung melumat bibir Tasya. Ini pertama kali Tasya melakukan seperti ini, dia dulu pernah berkhayal jika dia ingin berciuman, Haski lah orang yang melakukan itu padanya.

Haski membawa tubuh Tasya kearah tempat tidurnya, mereka melanjutkan cumbuan mereka diatas kasur.

"Capek ah bang" keluh Tasya melepaskan pelukan Haski

Namun Haski masih berusaha untuk mencumbu Tasya, tapi Tasya menolaknya dan tertidur di tempat tidurnya sambil menarik selimut dan menutupi dirinya. Nafsu Haski sudah di ubun-ubun, dia sudah tak tahan. Namun melihat Tasya yang enggan berciuman lagi dengannya membuatnya dia ikut tertidur disamping Tasya, memeluknya dari belakang.

Namanya juga laki, mana ada yang bisa menahan nafsunya. Mr. P nya sudah berdiri, Tasya kaget setengah mati ada yang mengusik di belakangnya. Tasya membalikkan badannya, dan dengan secepat itu Haski langsung menaiki tubuhnya.

Tasya menangis karena Haski akan berbuat sesuatu yang buruk terhadapnya. Celana model karet milik Tasya dengan gampang Haski tarik, rupanya hati Haski tak tertutup sepenuhnya, dia melihat Tasya yang menangis ingin segera menenangkannya.

"Sya, aku tau ini salah. Apapun yang terjadi nanti aku akan tanggung jawab. Kita sudah terlanjur kan?" Ucapnya mengelus lembut rambut Tasya "kita lakukan perlahan, seperti di film tadi" lanjutnya
Tasya berfikir sesuatu, dia dilema.
"Dont you know? You're the special one for me"
"Tapi bukan perek yang bisa kamu ajak tidur atau sex bang!"
"Aku gak bilang kamu perek Sya!" Bentaknya "aku cuma ingin miliki kamu seutuhnya"
"Kalau aku hamil?"
"Aku tanggung jawab" ucapan itu begitu tulus
Akhirnya Tasya mengangguk

"Aku cinta banget sama kamu Sya" ucap Haski melumat bibir Tasya kembali

Permainan pun dimulai, lampu kamar mereka ia matikan, keduanya sama-sama pemula dalam hal ini, tapi insting laki-laki dengan menonton sejuta film berbau sex lebih tau cara bagaimana bisa membuat pasangannya merasa bahagia saat bercinta dengannya.

*****

Seminggu kemudian....
Kejadian seminggu yang lalu tak pernah dibahas lagi oleh Tasya dan Haski. Keduanya kini semakin dekat, meskipun tanpa hubungan status 'kekasih', keduanya saling panggil 'sayang' di telpon, sms, atau social media yang lain. Tak halnya saat mereka selesai melakukan hubungan terlarang itu, mereka merapikan diri dan berfoto berdua. Semua profile picture di social media mereka foto itu, bahkan menjadi heboh di kalangan teman sma mereka.

"Sya? Kamu dirumah?" Tanya Haski lewat telpon
"Iya, ada apa?"
"Nonton yuk"
"Nonton apa?"
"Terserah, aku abis gini ke rumahmu ya"
"Tapi aku lagi gak ada duit"
"Aku yang bayar, kan aku yang ngajak"
"Oke. Terserah. Nanti kamu yang izin ke mama ya?"
"Siap! Makasih sayaaaang muwaaaah"
"Muwaaaah juga hihi"

Sesampainya dirumah Tasya, Haski bersaliman dengan mamanya, dan berpamitan ingin mengajak keluar. Keduanya pun pergi menuju Studio XXI. Haski yang memesan tiket dan filmnya.

Sepertinya Haski sengaja memilih film yang sepi peminatnya, apalagi yang datang kesini semua pasangan muda-mudi. Ah sekali lagi Tasya berfikir jelek Haski akan melakukan sesuatu. Kursi pojok sendiri jauh dari kerumunan orang.

Film pun dimulai.....

"Hitman? Film apaan sih? Perasaan ini keluar bulan lalu kan?"
"Iya, gak tau pokoknya pengen nonton"
"Emangnya bagus filmnya? Pemainnya ganteng gak? Ini tentang spy-spy gitu apa gimana?" Tanya Tasya cerewet
Haski tak membalas ucapan Tasya, dia hanya tersenyum.
"Kok diem sih yang? Ditanya malah diem aja! Tau gitu tadi liat magic hour aja romantis bagus" ucapnya terus mengomel
Haski langsung mengecup bibir Tasya "ini baru romantis, diem kan kamu sekarang yang"
Tasya hanya tersipu malu dan melihat kearah layar memaku.

"Yang, dingin" keluh Tasya manja
"Mau diangetin ta yang?" Godanya
"Yeeee maunya, peka kek itu jaketnya kasih ke aku"
Haski memberikan jaketnya dan memeluk pundak Tasya.

Tasya tertidur karena tak mengerti film yang di tontonnya. Haski melihat kearah wajah Tasya yang polos, perempuan yang ia renggut segalanya. Dia ingin merasakan sekali lagi bibir indahnya itu, dia benar-benar kecanduan. Bukan hal pertama Haski mencium bibir perempuan, Tasya adalah perempuan keempat dalam hidupnya yang dicium dan orang pertama yang ditidurinya.

Tasya merasakan nafasnya berat hingga terbangun dan melihat Haski sedang mencumbu bibirnya. Tasya melepaskan diri, Haski sampai terkaget dan merasa kecewa. Dia melihat kearah Haski dan memegang tangannya.

"Biar aku yang mulai" ucap Tasya tersenyum.
Haski nyengir dan tersenyum kearah Tasya.

Haski dan Tasya mendekatkan wajah mereka. Mereka berciuman saling melumat bibir dan lidah satu sama lain. Mereka tak memikirkan apa yang orang liat, intinya disini gelap dan pasangan yang lain pasti melakukan ini juga.

Setelah film selesai, keduanya pergi untuk makan. Keduanya merasakan pasangan yang paling bahagia saat itu. Saling suap-suapan.

Hueeeek!!!

"Yang, kenapa?" Tanya Haski
"Gak tau dari pagi, perutku mual-mual"
"Kamu gak hamil kan?" Tanya pelan Haski yang panik
"Aku gak tau, belum aku cek" bisiknya
"Aku belum siap jadi ayah"
"Tapi kamu kan janji mau tanggung jawab"
"Nanti kita beli testpack"
Tasya hanya mengangguk, dia jadi takut. Sama halnya dengan Haski.

******

Keesokan harinya setelah bangun tidur, langsung pergi ke kamar mandi untuk mengecek dengan testpack. Tasya semalaman tak tidur, Haski pun sama keduanya binggung dan saling menenangkan satu sama lain.

Tubuh Tasya lemas melihat 2 stripe di hasil testpack. Dia mengirimkan foto itu pada Haski. Tasya menangis menyesali yang terjadi, Haski kaget bukan main, seharusnya mereka berdua berfikir akibat yang dilakukan mereka seminggu yang lalu akan terjadi apa.

To: Sayang Haski
Bang, aku hamil. Nikahin aku bang:( secepat mungkin ya bang:( ini aib bang, bukan hanya untukku, tapi buat kamu dan keluarga kita:( 

To: Sayang Tasya
Sayang, aku belum siap jadi ayah:( kerjaanku aja masih belum tetep, kita makan apa nanti, biaya punya anak banyak yang:(

To: Sayang Haski
Terus kamu mau aku gugurin kandunganku yang?:( kamu gak sayang sama yang anak kita:( berjuang bareng yang:( aku kan juga kerja, aku mohon yang lamar aku secepatnya dan nikahin aku secepatnya

Keduanya saling debat lewat sms. Sampai akhirnya Haski akan bicara ke mamanya untuk melamar Tasya.

"Maaa" ucap Haski gugup
"Apa ki?"
"Mama pernah aku kenalkan sama Tasya kan?"
"Iya, kenapa?"
"Aku mau ngelamar dia ma" rasanya lidahnya kelu mengucapkan itu
"Kamu udah punya uang berapa Ki, mau ngelamar anak orang? Kamu kerja aja belum becus"
"Tapi Ma, aku cinta sama dia"
"Cinta gak cukup Ki untuk sebuah pernikahan"

Haski terdiam dengan segala ucapan yang mamanya omongkan, mamanya terus marah-marah.

"Aku ngehamilin dia, Ma!" Ucapnya memotong pembicaraan
Mamanya langsung terdiam dan lemas.
"Maafin aku Ma, aku gak sengaja, aku yang paksa dia untuk mau melakukan itu minggu lalu disini" ucapnya Terisak
"Kiiiiii, kamu bodoh sekali kik! Anak orang kamu hamilin! Keluarga Tasya tau anaknya hamil?"
Haski menggeleng
"Lama-lama bisa gila Mama ini" 
"Makanya mama dateng ke rumah Tasya, sebelum keluarganya tau Ma, aku mohon Ma, kasihan dia"
"Gak tau ah Ki, pusing!"
"Ma, sumpah demi apapun, segera lamar Tasya buat aku Ma, gak usah resepsi, yang penting sah KUA"
"Iya! Besok"
Haski langsung bersujud memeluk kaki dan memeluk tubuh mamanya.

*****

Keesokan harinya.....
Mama Haski, Tante Rita datang ke rumah Tasya berniat untuk melamar Tasya sesuai dengan keinginan Haski. Tante Rita akan meminta Tasya seminggu lagi lamaran langsung akad nikah. Justru itu yang membuat keluarga Tasya binggung karena secepat ini, yang orang tua Tasya tau, Haski anak yang baik.

"Iya pak, soalnya ini neneknya Haski gak mau cucunya pacaran terus jadi minta segera dinikahkan" ucap Tante Rita
"Saya tau, tapi kan gak secepat itu. Saya belum menyiapkan apa-apa" sahut papa Tasya, Pak Gunawan
"Tenang pak, saya sudah mempersiapkan semuanya, tapi saya mohon maaf untuk resepsinya diadakan setahun lagi, karena papanya diluar negeri, dan gak mungkin pulang. Jadi hanya akad nikah di KUA"
"Ma, Pa" sahut Tasya yang tiba-tiba datang "Tasya gpp kok Ma, gak usah meriah, kan kasian juga neneknya bang Haski udah minta gitu. Aku juga udah bosen pacaran" lanjutnya terduduk disamping mamanya
Tante Rita tersenyum sungkan kearah Tasya.
"Iyasudah, terserah" ucap Papa Tasya sedikit ketus
"Pa, yang ikhlas. Nanti papa yang nikahkan Tasya dengan Haski loh" ucap Mama Tasya
"Paaaa" ucap Tasya duduk diantara kedua orangtuanya "Mohon restunya ya Pa, ikhlasin Tasya buat Haski ya? Aku tau kok, Papa sayang banget sama Tasya, tapi Tasya juga ingin bahagia sama orang Tasya cintai Pa" ucap melas Tasya
"Iya Papa nikahkan kalian berdua, papa ikut bahagia kalau Tasya bahagia"

*****

Seminggu kemudian....

"Saya nikahkan kamu Haski Setya Adiputra bin Muhammad Adiputra dengan Anastasya Putri Gunawan binti Gunawan dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang tunai sebesar satu juta enam ratus sepuluh ribu rupiah, Tunai!" Ucap Pak Gunawan
"Bismillah" ucap Haski menarik nafas panjang "saya terima nikahnya Anastasya Putri Gunawan binti Gunawan dengan mas kawin tersebut, TUNAI!!"
"Alhamdulillah" ucap semua keluarga kecil mereka

*****

Sebulan kemudian....
Beberapa hari setelah akad nikah Tasya mulai akting mual didepan orang tuanya. Betapa bahagia orangtuanya anak kesayangan mereka segera mendapatkan momongan. Namun kali ini, pada hari ini hari terakhir Tasya dirumahnya, karena besok dia akan pindah ke rumah Haski.

*****

4 bulan kehamilan...

"Yang, hari sabtu kan ini? Bisa anter gak? Libur kan kerjanya?" Tanya Tasya sambil mencuci piring
"Anter kemana yang?" Sahut Haski yang sedang menonton TV
"Ke dokter yang, mau USG" ucapnya
"Iya sayang, jam berapa?"
"Jam 5 aja"
"Siap bu bos" ucapnya menghampiri Tasya dan memeluknya dari belakang
"Eh yang tadi malem dia nendang gitu, banyak banget, sampe kebangun"
"Kamu kok gak bangunin aku? Kan aku mau liat jagoanku"
"Jagoan?" Sahut Tasya melotot "aku mau punya anak cewek, no Cowok!" Tegas Tasya
"Cowok dong yang" sahut Haski "nak, kamu cowok kan?" Lanjutnya berlutut berbicara dengan perut Tasya yang mulai membesar 

Perdebatan seperti ini yang selalu ada di setiap hari mereka. Tak penting memang, tapi kadang saling ngambek satu sama lain. Tapi akan baik-baik dengan sendirinya.

Praktik Dr. Spesialis Kandungan....

"Ini buk, pak, anak ibu, sudah tumbuh dengan baik, dengarkan denyut jantungnya ini" ucap dokter itu
Senyum mengembang di bibir keduanya.
"Baik kita lihat, letak ari-ari nya" ucap dokter itu lalu diam "apakah salah satu dari keluarga bapak atau ibu ada keturunan kembar?" Tanya dokter itu
"Saya ada dok" ucap Haski
"Selamat pak, istri anda mengandung bayi kembar" ucap Dokter sambil tersenyum lalu menjabat tangan Haski
"Yang jagoan kita 2 yang!" Ucap girang Haski
"Enak aja, emang dokter udah ngomong jenis kelaminnya laki-laki atau perempuan, ya kan dok?" Sahut Tasya tak terima
"Untuk saat ini belum bisa dilihat, mungkin nanti bisa jelas kalau diusia kehamilan 7-8 bulan"
"Tapi apa belum bisa dilihat dok?" Ucap Haski bersemangat
"Kalau menurut saya, perempuan semua pak, tapi saya belum tau pasti. Nanti saat usia 7-8 bulan bisa dateng ke rumah sakit saya praktik, ada USG 3D nanti bisa terlihat jelas semuanya"
"Yaaaaa" ucap Haski kecewa
"Silahkan turun bu, kita bicara sebentar" ucap Dokter
"Ada apa dok?" Tanya Tasya
"Begini bu, pak, untuk kehamilan kembar ini saya sarankan untuk benar-benar menjaga kehamilan, karena sedikit saja bu Tasya setres dapat mengakibatkan kontraksi dan terjadi persalinan prematur atau kurang bulan. Kehamilan kembar juga dapat memicu terjadi pre-eklampsi atau kejang saat persalinan. Dan untuk sekarang tolong dipersiapkan biaya untuk jaga-jaga jika diperlukan biaya untuk operasi sesar"

Dokterpun menjelaskan banyak hal tentang kehamilan kembar. Raut kedua pasutri muda ini antara bahagia dan down. Tapi Dokter Farida tau pasutri muda ini butuh motivasi.

"Saya bangga sama kalian berdua, karena banyak pasutri yang datang ke saya menginginkan kehamilan kembar, kalian masih muda tapi bisa langsung berhasil di kehamilan pertama" ucap Dokter Farida memberikan support ke mereka

Setidaknya mereka kembali tenang, senyum dibibir mereka terlihat lebih ikhlas dari sebelumnya.

"Terimakasih Dokter Farida" ucap Haski dan Tasya menjabat tangan dokter itu

******

30 minggu kehamilan.....
Mereka berdua masih berdebat tentang jenis kelamin anaknya, Haski masih kekeh minta anak yang dikandung Tasya laki-laki. 

"Yang, anak kita laki-laki dong sayang pliiiis" ucap Haski memelas
"Dokter kan sudah bilang yang, kalau anak kita perempuan semua"
"Tapi dokter kan bukan Tuhan yang, bisa saja meleset"
"3 hari lagi jumat kan yang, nanti bisa dilihat lagi jelasnya, aku masih berharap anak kita perempuan, biar aku belikan baju, sepatu, bando yang lucu-lucu"

Sore Hari.....

"Yang pinjem hp ya" ucap Tasya saat Haski sedang mandi
Haski tak menyaut, langsung ia ambil Hp milik Haski.

Tasya memang jarang mengecek Hp Haski, mungkin terakhir saat mereka dari bioskop sebelum menikah. Bagi keduanya hp adalah privasi mereka, tapi kali ini hati Tasya berkata ada yang aneh beberapa hari ini dengan Haski. Dia membuka semua smsnya, tak ada yang ganjal. Social medianya mulai dibuka, namun di password.

"Ah sial!" Gerutu Tasya "tanggal lahir" dia mengetik '0410' "YESSS!!!"

Bbm dia segera buka, chat dari teman-temannya yang tak penting, dari perempuan-perempuan yang ia dekati.

"Ganjen banget sih! Udah tau punya istri mau punya anak pula masih digoda aja" ucapnya sebal

Haski keluar dari kamar mandi dan terkaget melihat Tasya sedang memegang hpnya.

"Siapa perempuan 2 ini yang? Pacar kamu? Kalian masih pacaran? Bukannya DP kamu pas kita akad ya? Dia masih deketin kamu? Gak tau malu! Dasar ganjen! Kamu juga ngapain ini 2 perempuan kamu ladenin?"
Haski terdiam "yang, liat deh aku bales bbmnya mereka gak? Aku read aja enggak. Positif thinking dong. Kamu lagi hamil, jangan marah-marah dong" jelasnya mendekat
"Ya mana aku tau kamu bales apa enggak, aku gak peduli, ngapain gak kamu delcon aja ini 2 perempuan kalau emang gak ada urusan sama mereka lagi" 
Haski terdiam binggung harus menjawab apa terhadap Tasya
"Kenapa diem? Kamu masih sayang? Gak bisa jawab kan kamu! Brengsek tau gak sih kamu Ki!"
"Tasya! Kamu lagi hamil anak kita! Omongan kamu dijaga, dia bisa denger apa yang kita omongin! Kendalikan diri kamu! Jangan berantem karena hal sepele!" Bentak Haski

Tasya langsung terhenyak karena dibentak Haski. Ini pertama kali Haski membentaknya dalam sepanjang pernikahan mereka. Tasya langsung menangis.

"Yang, aku minta maaf ya udah bentak kamu" ucap Haski berlutut didepan Tasya
Tasya memalingkan mukanya
"Yang, percaya dong sama aku, aku gak pernah bohong sama kamu, aku nikahin kamu udah komitmen yang"
Tasya mengangguk, Haski langsung memeluk tubuh Tasya, seketika itu anak mereka saling menendang.
"Nendang ya yang, Ayah kan gak jahat ke Bunda nak, Bunda salah paham sama Ayah nak" ucap Haski
"Sayang, maafin Ayah ya? Bunda salah paham sama Ayah" ucap Tasya mengusap perutnya "tenang ya nak" lanjutnya
Haski langsung mencium perut Tasya lalu ke keningnya

****

Jumat pukul 09.00

To: Sayang Hubby Haski:*
Yang, jadi kesini kan? Aku sudah di rumah sakit, ini lagi antri.

To: Bunda Tasyađź’•
Iya sayang, sebentar ya izin dulu sama kantor. Nanti aku kesana 10 menit lagi.

Tampaknya 10 menit yang Haski janjikan tak kunjung datang, sampai akhirnya dia dipanggil untuk masuk dan diperiksa. Ini pertama kali Tasya periksa tanpa Haski bertemu dengan Dokter Farida atau Bidan dekat rumah.

"Pagi dok"
"Pagi bu Tasya, pak Haski mana? Tumben?" Goda Dokter Farida yang sangat hafal setiap kali usg selalu berantem tentang jenis kelamin anak mereka, ini ketiga kalinya mereka bertemu
"Iya dok, dalam perjalanan kan masih jam kerja" ucap kelu Tasya badmood
"Tenang dong bu, gak biasa tanpa pak Haski ya?"
Tasya hanya nyengir

"Wah kejutan! Usia kehamilan ibu ternyata 32minggu, jaga baik-baik ya bu, jarang ada ibu hamil kembar bertahan sampai usia sekarang. Dan satu lagi, harusnya ada pak Haski ini jadi sureprise"
"Emang kenapa dok?"
"Anak kembar kalian pas laki-laki dan perempuan" seru Dokter Farida
"Serius? Alhamdulillah, suami saya pasti seneng kalau disini"
"Sorry yang telat" pintu tiba-tiba terbuka, Haski yang datang "jangan ngambek ya yang" ucap Haski mengecup kening Tasya yang sedang duduk "saya ketinggalan berita apa dok?" Tanyanya dengan nafas terengah-engah
"Selamat pak Haski anak anda laki-laki dan perempuan" ucap dokter Farida tersenyum
Mata Haski langsung berbinar-binar.
"Terimakasih dok" ucap Haski dan Tasya
"Samasama ya. Jaga kesehatan ya bu Tasya, makan yang sehat, jangan setres" saran Dokter Farida
Keduanya mengangguk dan pamit keluar.

"Tolong. Tolong. Tolong" suara gaduh seseorang
"Ada apa pak?" Tanya seseorang
"Ada wanita diatas pak" 
Semua orang langsung berkumpul ramai.

"Shelly?" Kaget Haski
"Kamu kenal?" Tanya Tasya, dia seperti pernah melihat wajah perempuan itu
"Shel, turun laaah" teriak Haski
"Mas kenal?" Tanya seorang bapak-bapak
Haski hanya mengangguk
"Jangan lakukan hal bodoh Shel!"
Shelly yang diatas langsung melihat ke Haski dan Tasya.
Tasya langsung ingat, itu perempuan yang bbm Haski kapan hari.
"Pulang Ki!" Ucap Tasya menarik tangan Haski
"Sya? Kasian dia! Kita tolongin dia bentar, setelah itu kita pulang ya?" Melas Haski
"Ya" ucap ketus Tasya

Haski menaiki lift untuk membantu Shelly turun, dia harus melakukan ini sebelum terjadi apa-apa. Akhirnya setelah membujuk Shelly mau turun.

"Perek lo!" Ucap Shelly pada Tasya
"Whats?" Kaget Tasya
"Lo udah ngerebut Haski dari gw!" Bentak Shelly mendorong Tasya
Seketika itu ada yang menangkap Tasya dari belakang.
"Lo perek tau gak! Kok bisa-bisanya lu ngerebut Haski dari gw! Lo siapa tiba-tiba dateng dan kawin sama dia!" Ucapnya ingin menjambak rambut Tasya namun ditahan Haski

Rasanya perut Tasya berkontraksi, perutnya mulai mulas-mulas.

"Ki perut aku sakit banget" seru Tasya kesakitan
"Yang, kamu gak kenapa-kenapa kan? Kita ke dokter lagi ya" sahut Haski membotong tubuh Tasya
"Eh perek! Urusan kita belum selesai woy! Jangan akting deh! Sok cari perhatian banget" ucap Shelly
"Shelly!" Bentak Haski "mending kamu pergi dari sini, aku udah gak ada perasaan sama kamu, kamu mikir dong aku udah nikah, aku mau punya anak" lanjutnya ketus sambil membawa Tasya ke UGD
"Gak bisa Ki! Aku gak rela kamu sama dia Ki! Aku masih sayang sama kamu! Aku juga rela jadi istri kedua kamu" sahut Shelly

Tasya langsung naik darah akan ucapan Shelly yang terakhir, dia daritadi sudah menahan untuk tidak melawan ucapan tak penting Shelly.

"Kamu mikir gak sih ucapanmu yang terakhir? Bukannya kamu yang perek ya? Kok tega sih ngambil suami orang?" Celetuk Shelly
"Tapi lo ngerebut Haski dari gw!"
"Bukannya Haski udah mutusin kamu udah lama ya? Beberapa bulan sebelum kami nikah? Kok kamu masih ngarep sih sama dia? Sadar gak sih mbak?"

Perut Tasya jadi semakin sakit berdebat dengan Shelly, Haski langsung membawa cepat Tasya ke UGD tanpa meladeni segala ucapan Shelly.

"Oh sial!" Dengus Haski kesal

Dokter menyatakan Tasya akan mengalami Persalinan Prematur akibat telah membukanya Serviks dan ketuban yang sudah pecah. Dokter sudah menyarankan untuk operasi sesar, namun Tasya bersikekeh ingin normal. 

"Dok, saya mau suami saya menemani persalinan saya disini" ucap Tasya
"Iya bu, sebentar suami ibu masih mengurus registrasi"

"Sus, perut saya gak kuat sus, sakiiiit" keluh Tasya
"Sayang, tenang ya. Pasti bisa kok" sahut Haski
"Enggeh bu, ini pembukaannya masih 7, sebentar lagi ya" sahut Suster

Akhirnya setelah berjuang selama 4 jam lahirlah kedua anak mereka. Walaupun anaknya dengan berat badan yang sangat kecil, langsung dibawa ke ruang Neonatus ICU. Perdarahan banyak yang Tasya keluarkan, akibat ari-ari yang masih menempel terlalu kuat.

Pukul 15.15 untuk bayi laki-laki 1900gr dan pukul 15.52 untuk bayi perempuan dengan berat badan 2000gr. Setelah Tasya merasa tenang, Haski langsung menuju ruang Neonatus ICU.

Hati Haski bergetar saat mengumandangkan adzan di kedua pasang telinga anak mereka, kini dia menjadi seorang ayah. Betapa pilu hatinya ketika selesai adzan anaknya dimasukkan ke inkubator dua-duanya.

Haski menenangkan diri untuk sholat di Masjid dekat rumah sakit. Kemudian menelpon kedua orang tuanya dan kedua orang tua Tasya untuk datang. Sengaja memang tak menghubungi dari tadi, karena dia panik. 

Pukul 22.00 Tasya dipindahkan ke ruang Nifas tetapi dengan perawatan intensif. 

Suara pintu terbuka, Shelly masuk...

Tasya tersenyum kecut kearah Shelly.
"Ki, Sya, aku minta maaf" ucap Shelly tulus
Ucapan itu membuat kaget keduanya.
"Maaf aku sudah membahayakan kamu dan anakmu, Sya" lanjutnya
Haski dan Tasya hanya tersenyum dan mengangguk.
Shelly mendekat dan memegang tangan Tasya.
"Anak kalian apa? Cowok apa cewek?" Tanya Shelly dengan pandangan bersalah
Tasya nyengir "dua-duanya"
"Oh ya? Congratulation ya Sya"
"Terimakasih"
"Udah ada nama buat anak kalian?"
"Belum terpikir sih"
"Aku boleh kasih saran?"
Tasya menoleh kearah Haski, keduanya mengangguk sepakat.
"Riska Hasta Setya Gunawan dan Rizky Hasta Setya Gunawan, bagaimana? Hasta aku ambil dari nama kalian Haski dan Tasya"
"Bagus" ucap Tasya "terimakasih ya"

Mereka bertigapun saling bercerita satu sama lain, tentang kedekatan Shelly dan Haski dulu, kedekatan Tasya dan Haski dulu, tentang tadi saat persalinannya Tasya dan begitu paniknya Haski. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar