Minggu, 21 Februari 2016

Terbiasa Cinta

"Bagaimana bisa kamu mau dijodohin?" Ucap Rita yang baru saja menikah dengan laki-laki yang dikenalkan satu hari sebelum resepsi pernikahan.
"Aku gak ada pilihan, kalau aku menolak sama saja membunuh bapakku perlahan" ucap laki-laki itu dengan nada tenang
"Bapakmu bahagia-bahagia aja, bisa ketawa gitu!" Ucapnya kesal
"Rita kita sudah suami-istri sekarang berhentilah marah-marah, sudah terjadi"
"Kenapa kamu se santai ini sih? Aku sudah menyakiti pacarku, dulu kita berjuang supaya bisa pacaran dari sma, baru boleh pacaran pas aku mau wisuda kuliah ini. Perjuangan kita berdua seakan sia-sia tau gak sih Ndri!"
Andri ikut emosi melihat Rita yang tak bisa berhenti bicara "Rita berhentilah marah-marah! Aku juga punya pacar dari SMP sampai sekarang, mereka sudah kenal pacarku, tapi kenapa mereka seakan tega membiarkan perempuanku menangis karena ini. Berlapanglah dada, kita jalani yang sudah terlanjur" Ucap Andri sedikit membentak

Rita langsung diam menatap kosong, dia sudah kehabisan kata-kata membalas Andri. Hatinya sungguh sakit melihat keadaan saat ini. Kamar pengantin ini sungguh bagus untuk keduanya apabila dinikmati dengan senang hati.

*****

"Rita bangun, subuh. Kita sholat bareng" ucap Andri menyenggol pelan lengan Rita.
Rita hanya melengos langsung pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu.

Keduanya pun melaksanakan sholat shubuh berjamaah.

Seharian keduanya hanya di kamar, sibuk dengan gadget masing-masing. Andri memang kelihatan lebih tegar, hatinya sedang berjuang untuk melawan ini. Telpon Rita daritadi sudah bergetar itu telpon dari pacarnya, kupingnya terasa panas saat pacarnya merengek untuk membawa kabur dia. 

"Huuuuh sebel" keluh Rita membanting hpnya ke kasur

Andri hanya reflek melengos melihat tingkah Rita, karena dia juga sibuk menjelaskan pada pacarnya yang menangis berhari-hari karenanya.

"Rita, Andri, ada tamu" teriak mama Rita
Keduanya saling lirik 'Siapa?' Tanya keduanya. Mereka pun langsung keluar dari kamar.

"Hamzah?"
"Niken?"

Tamunya adalah pacar-pacar mereka. Keempat orang itu mematung mungkin menahan air mata agar tak jatuh.

"Andriiiii" Isak Niken berlari kearah Andri dan memeluknya

Rita sudah kalah dengan emosinya, air matanya sudah turun. Hamzah melihatnya tersenyum seadanya, hatinya juga sakit. Kekasihnya kini milik orang lain. Keempat orang itu pergi meninggalkan ruang tamu dan memilih keluar dari pintu.

"Demi apapun aku gak rela kamu sama dia!" Bentak Niken "kembali sama aku Andri, aku gak bisa hidup tanpa kamu"
Andri hanya tersenyum pilu.
"Senyummu itu jahat tau gak sih!"
"Niken, kita sekarang bukan sepasang kekasih lagi, relain ya. Aku sudah jadi suami orang"
"Kenapa kamu gak nolak aja sih? Kenapa mereka gak jodohin kamu sama aku aja?"
"Sudah terlanjur aku juga udah gak bisa apa-apa lagi"
"Cerai in dia sekarang juga!"
"Gak segampang itu, kamu..."
"Aku tau Ndri, tapi aku gak ikhlas kamu sama dia"
"Niken berhenti merengek didepanku, hatiku sungguh sakit melihat kamu seperti itu. Semoga kamu dapet laki-laki yang jauh lebih baik dari aku" ucapnya memeluk Niken untuk terakhir kali "aku pamit masuk ya, semakin sering melihatmu semakin susah aku melupakan hubungan kita. Maaf ya" ucapnya lalu pergi

"Yang cerai dong yang kamu sama dia" ucap Hamzah memegang erat tangan Rita
"Enggak bisa Ham, aku sudah dipersunting orang lain. Hubungan kita sudah berakhir 2 hari yang lalu kan?"
"Ayo lah, nanti kita pergi keluar kota atau keluar negeri. Kita nikah. Orangtuaku juga kaget kamu dijodohkan"
"Nanti aku minta maaf ke orang tuamu. Aku juga mau bahagia. Aku gak mau kita lari. Aku gak mau kenapa-kenapa, hidup kita gak akan nyaman kalau kita lari dari kenyataan"
"Kenapa kamu ikhlas gitu sih dijodohkan? Kamu sudah tidur sama dia yang?"
"Gak sama sekali, dia gak kontak fisik sama aku. Aku belum siap"
"Kamu mau tidur sama aku yang? Aku gak rela kamu tidur sama dia!"
"Maaf ya Ham, aku gak bisa jadi yang terbaik lagi buat kamu. Mengubur semua khayalan kita dulu ketika kita sudah menikah. Terimakasih sudah mengajarkanku banyak hal tentang cinta dan perjuangan. Aku yakin perempuan di dunia ini banyak yang mau sama kamu. Buka hati buat mereka ya? Inget gak berapa temen perempuanmu yang iri saat aku datang ke wisudamu? Aku tau mereka suka sama kamu, mungkin sampai sekarang. Lupain kenangan kita dulu ya" ucapnya sambil memeluk Hamzah erat dan sangat erat dengan berlinang air mata.
 
****

Hari ketiga Pernikahan

Keduanya masih diam, tidur masih dengan posisi yang sama. Andri tidur di bawah dan Rita tidur diatas kasur. Mereka keluar hanya jika dipanggil saat makan pagi, siang dan malam. Sholat berjamaah pun dikamar berdua. Dan memilih berdiam diri didalam kamar. Mungkin menurut orang tua mereka, keduanya lagi asik berhubungan layaknya suami-istri dan betah dikamar.

"Kamu bosen gak sih?" Tanya Rita tiba-tiba
"Ada apa?"
"Malah balik tanya" keluhnya "kamu bosen gak sih kita di kamar terus?"
"Kamu mau kita keluar?"
"Boleh! Ide bagus, kita keluar negeri yuk jalan-jalan?"
"Di indonesia aja, belum bikin visa"
"Oh iya sih, Bali bagaimana?"
"Oke. Berangkat kapan?"
"Besok?"
"Bolehlah, karena kamu yang ajak, berarti kamu yang izin ke orang-orang tua itu"
"Berdualah enak aja" serunya protes

Keduanya mendapatkan persetujuan dari orang tua masing-masing.

"Bikin cucu yang banyak ya nak" ucap Papa Andri
"Cucu perempuan ya" sahut mama Rita
"Laki dong Ma" sahut lagi Papa Rita
Keduanya hanya mengangguk pasrah.

Betapa raut kebahagiaan yang terpancar di wajah orang tua mereka. Padahal mereka pergi hanya untuk melupakan sejenak beban yang ada disini. 

****

Bali...
Hotel Nusa 2.

"Pesen 2 ruangan ya" ucap Rita
Andri hanya menganggukkan kepala.

"Kak pesen 2 ruangan ya, kalau bisa conected room" ucap Andri kepada resepsionis
"Maaf pak, kamarnya sedang penuh untuk connected room. Tapi ini masih ada 1 ruangan deng 2 bed besar"
"Rita, bagaiamana?" Tanya Andri
"Terserah deh, mau gimana lagi?" Jawabnya pasrah
"Oke ambil itu aja kak"

Keduanya pun masuk ke kamar dan merebahkan diri di kasur masing-masing. Keduanya menatap ke langit-langit kamar kosong, hampa, membosankan. Dan akhirnya terlelap.

"Ndri, bangun kita sholat dhuhur dulu, sudah jam 2" sapa Rita mengoyangkan pelan tubuh Andri
"Hhhh? Iya? Kamu sudah wudhu?" 
Rita mengangguk tersenyum manis.

Setelah selesai sholat dhuhur berjamaah, kemudian disusul sholat ashar. Keduanya bergantian masuk kamar mandi karena akan berjalan-jalan ke pantai kuta. Rita masuk duluan ke kamar mandi. Andri kembali rebahan di kasurnya sambil sesekali melihat hpnya.

"Kebiasaan sekali kalau mandi, selalu lama" keluh Andri pelan

Andri pergi menuju kamar mandi, matanya langsung terbelalak melihat keindahan tubuh Rita dibalik kamar mandi, memang tak jelas nampak tapi bayangannya sangat jelas. Dia langsung membalikkan badan dan segera menenangkan diri. Jantungnya berdegup lebih cepat.

"Kamu kenapa Ndri?" Tanya Rita polos melihat Andri mondar-mandir
Andri hanya menoleh kaget, tubuh Rita sekarang tertutup dengan handuk baju warna putih milik hotel.
"Mau mandi kan? Maaf ya lama" ucap Rita kembali
Dia hanya hanya membalas anggukan dan segera bergegas ke kamar mandi.

5 menit kemudian...

"Andriiiiiiii" teriak Rita yang telanjang hanya menggunakan pakaian dalamnya karena sedang asik mengoleskan handbody ditubuhnya. Rita langsung meraih handuknya tadi dan menutupi tubuhnya.

"Maaf, maaf gak sengaja" ucapnya sungkan sambil menutupi wajahnya "bisa ambilkan bajuku? Biar aku ganti di kamar mandi"
"Nih" ucap Rita memberikan bajunya setengah hati, malu minta ampun.
"Terimakasih, lain kali kalau kita tinggal sekamar berdua apa-apa dicepetin, jangan kayak rumah sendiri, teriakanmu nanti dikira ada apa"
"Iya maaf" ucapnya menyesal dan ada rasa sebal dihatinya untuk Andri

Keduanya pun sudah rapi, Andri mengenakan celana pendek sedengkul warna krem dan kemeja warna biru laut lengan pendek. Begitu pula dengan Rita sudah rapi dengan dress panjang warna navy motif bunga-bunga serta pashmina bahan diamond italino warna merah senada dengan warna bunga dibajunya.

"Kita naik apa?" Tanya Rita
"Aku ada teman disini mungkin bisa membantu, aku hubungi dulu"
Rita menganggukan kepalanya.

"Berhasil. Temenku mau kesini. Dia sama istrinya" ucap Andri
"Oh okay" sahutnya

20 menit kemudian....

"Bripda Andri!" Sapa seseorang
"Halo Bos, apa kabar?"
"Baik, kamu sendiri bagaimana? Kesini sama pacar?"
Rita dan Andri saling melirik satu sama lain.
"Sama istri" ucapnya tersenyum "kabar bripda Putu bagaimana?"
"Kenapa kalian menikah tak undang-undang? Kalian jahat sekali, perasaan dulu nikahan kita berdua kamu aku undang deh Ndri" ucap Putu kesal "oya ini kenalin istri aku, namanya Ayu"

"Ayu"
"Andri"
"Rita"
"Putu"

"Ceritanya panjang, nanti kapan-kapan aku ceritain deh, kamu kesini naik apa?" Tanya Andri
"Justru itu aku kesini tadi bawa sepeda motor 2, lebih enak kalau di Bali pakai sepeda motor" jawab Putu
"Loh bukannya Ayu sedang hamil? Perutnya terlihat besar?" Sahut Rita
"She's strong, santai saja" sahut Putu
"Tak apa mbak Rita, sudah biasa juga" sahut Ayu
Rita dan Andri hanya menggeleng tersenyum.
"Lets go!"

Pantai Kuta...
Angin terasa sangat sejuk di sore hari sambil menikmati matahari yang akan turun diujung laut. Kuta memang tempat yang selalu ramai pada saat kapan pun, tak pernah sepi pengunjung. Putu dan Ayu, mereka tampak bahagia sekali. Apalagi kurang 2 bulan lagi menyambut kelahiran anak mereka. Kedua pasangan yang sama-sama orang bali, daritadi keduanya berlarian seperti anak kecil dan selfie ria.

Keempat orang itu berlari riang, kejar-kejaran. Matahari sudah mulai terbenam, entah sudah berapa foto yang mereka habiskan bersama. Ya dunia seakan sudah berbeda, dulu berfoto bersama dengan laki-laki tampak susah karena gengsi, tapi sekarang mereka sudah dapat berekspresi sendiri.

"Awww sakit!" Keluh Ayu
"Kontraksi!" Celetuk Rita pelan dan panik "okay Ayu, begini atur nafas, tarik nafas dari hidung dan keluar dari mulut, ayo coba, jangan ngeden ya" lanjutnya mencoba menenangkan Ayu
"Huuuuh haaaah huuuh haaaah!" Desah kesakitan Ayu
"Ehm Putu, Usia kehamilan Ayu berapa? Lebih spesifik berapa minggu?"
"29-30minggu periksa terakhir seminggu yang lalu"
"Belum mengeluarkan air sama sekali kan yu?" Tanya Rita panik, Ayu menggelengkan kepalanya "terlalu dini kamu untuk melahirkan, rileks ya Ayu. Aku tau kamu kuat!"
"Kita bawa ke Klinik terdekat? Atau bidan terdekat?" Tanya Andri
"Boleh, nanti tunggu Ayu lebih tenang. Tadi aku lihat Klinik Bidan di jalanan tadi ke hotel kita, bisa kita bawa kesana" jawab Rita

"Sekarang aja mbak Rita" sahut Ayu setelah mulai tenang

Akhirnya Ayu pun dibawa ke Klinik Bidan terdekat. Semua aman terkendali, bayinya sehat dan tak perlu ditakutkan apa-apa. Belum ada pembukaan. Akan tetapi Bidan sudah mewanti-wanti agar menjaga kehamilan agar tidak terlalu capek.

"Bagaimana?" Tanya Putu
"It's no problem Putu. But, hati-hati. Jangan buat Ayu terlalu capek lagi"
"Kamu baik-baik saja Yu?"
"Ndak apa-apa aku Putu, anak kita sehat kata bidannya, terimakasih ya mbak Rita sudah membantu"
Rita hanya tersenyum.
"Rita bagaimana bisa kamu tau semuanya? Kamu bidan atau perawat?" Tanya Putu
"Bidan" sahutnya pendek "Kalau aku boleh kasih saran, rumah kalian jauh dari sini kan? Kalian tinggal saja di kamar kami. Ada 2 bed besar, cukup kok buat kalian berdua"
"Apa tak merepotkan mbak Rita?"
"Enggak papa"
Andri menoleh kearah Rita, dia hanya membalas senyuman.

Mereka semua tidur dalam satu kamar, bercanda satu sama lain. Termasuk Rita dan Andri yang sama-sama tak pernah merasakan tidur satu kasur, tak mungkin bagi salah satu diantara mereka harus tidur dibawah. Mereka harus berpura-pura di depan Putu dan Ayu, terlihat seperti pasangan suami istri pada umumnya.

****

Suara Adzan shubuh dari Hp Andri berbunyi. Dia terbangun dari tidurnya dan yang pertama ia lihat adalah Rita, wajahnya begitu menenangkan. Dia masih kagum akan kejadian Rita saat menenangkan Ayu tadi. Dia mengusap lembut rambut Rita dan mencium kening Rita pelan agar tak membangunkan tidurnya. Andri segera bangun dari kasur dan pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu. Kemudian membangunkan Rita untuk sholat berjamaah bersama.

"Kita kemana abis gini bos?" Tanya Putu
"Terserah yang punya Bali aja lah" sahut Andri
"Oke kalau gitu, siap berputar-putar ke Bali lagi kalau gitu" ucap Putu semangat

Mereka berempat berkeliling menggunakan sepeda motor. Bertemu dengan teman-teman polisi Putu dan Andri semasa pendidikan.

Dream Land...
Kedua pasang suami istri itu bersenang-senang tertawa bahagia. Di pinggir pantai sambil menikmati kelapa muda.

"Ke pantai yuk?" Ajak Putu menarik tangan Ayu
"Gak deh yang, ntar kayak kemarin lagi. Aku disini aja. Kalian bertiga aja sana" sahut Ayu
"Yaudah yuk" ajak Andri menarik tangan Rita
"Hm enggak deh ya, nemenin bumil aja lah. Kalian berdua aja. Tapi awas aja lirik-lirik bule!" Ucap Rita
Andri langsung mengeryitkan dahi.
Keduanya mengangguk.
"Titip istri saya ya bu Bidan" goda Putu
Rita mengangguk tersenyum.

Andri dan Putu bermain di banana boat tanpa istri mereka. Setelah puas mereka berdua berjalan-jalan santai.

"Ndri, kamu nikah kok gak undang kita sih?" Tanya Putu tiba-tiba
Andri hanya menelan ludah bolak-balik.
"Kok diem sih Ndri? Gak asik banget. Itu perempuan kayaknya bukan yang kamu bawa pas ke nikahan aku bukan?" Tanya nya lagi
Andri hanya menjawab anggukan.
"Anjiiiir lu diem aja Ndri dari tadi ditanya! Kapan kamu nikahnya?"
Andri hanya melotot menatap Putu.
"Sumpah ya gila banget! Diem banget sih? Atau jangan-jangan kamu ngehamilin dia duluan ya Ndri?" Tanya Putu seadanya
"Tidur sekasur aja baru tadi malem" celetuknya tak sadar
"Whaaaaats? Sumpah? Cerita dong Ndri"
Andri langsung membalikkan tubuhnya.
"Gak asik banget sih Ndri, kita temen sekamar loh dulu. Kita gak ada rahasia harusnya"
"Iya iya" ucap Andri menyerah

Andri menceritakan semuanya dari awal mulai A-Z. Putu tampak mendengarkan dengan simak sambil menoleh kearah Rita.

"Satu lagi pertanyaan" ucap Putu "beneran kamu tak menyentuhnya sama sekali? maksudku bagian dalamnya?" Lanjutnya
Andri menggeleng.
"Kissing? French Kiss?"
Andri hanya bisa menggeleng.
"Ehm..." Putu mencoba mencari lagi
"Sudahlah bisakah kita bahas yang lain? Hanya satu pertanyaan kan? Pertanyaanmu terlalu banyak" ucap Andri berjalan meninggalkan Putu dengan sejuta tanya

"Ndri! Ndri!" Ujar Putu mengejar Andri yang sudah menjauh
"Apa lagi?"
"Apa kamu tak pernah melihat bagian tubuh Rita sama sekali? Pasti pernah kan? Kalian kan sekamar terus?"
"Pernah" sahutnya pendek
"Dan sebagai laki-laki itu-mu gak berdiri?"
"Apa sih Putu? Bisa bahas yang lain?" 

Andri sangat kesal jika ditanya seperti itu. Sebagai laki-laki normal siapapun kalau melihat tubuh wanita langsung terbawa hawa nafsu. Tapi Andri masih kuat selama ini, selama Rita tak berteriak-teriak di depannya dan itu berisik.

"Kita balik ke Penginapan" ajak Andri menarik tangan Rita
"Loh ada apa?" Tanya Rita keheranan
"Ndri, sorry Ndri" ucap Putu memelas
"Ada apa yang?" Tanya Ayu juga binggung.
"Yu, jadi tidur dikamar lagi? Jadi ya please please" ucap Rita "kalau ada kalian kamar jadi ramai, kalian harus nginep pokoknya! Kalian baik-baik banget, mau ya ya?" Tanya Rita memaksa memegang tangan Ayu dan Putu "Ndri, mereka masih boleh kan dikamar kita?" Tanya Rita sambil mengerdip-ngerdipkan matanya.

Andri hanya menoleh kearah Putu kesal dan tak tega melihat Rita kecewa akhirnya dia menganggukkan kepalanya. Rita langsung reflek memeluk Andri kesenangan.

"Duh pengantin baru" celetuk Putu menggoda
Rita langsung sadar dan melepaskan pelukannya "ups sorry Ndri"
Andri sekali lagi hanya mengangguk.

Di hotel...
Putu mendekati Andri kembali yang sedang berada di balkon kamarnya. Istri-istri mereka sedang asik mengobrol sampai lupa apapun disekitarnya.

"Ndri sorry yak"
Andri menganggukkan kepalanya.
"Say something? Maybe i can help you?"
Andri hanya menoleh lagi kearah Putu, tatapan kosong.
"Salah ya Putu? Kita sudah menikah, harusnya kita melakukan itu dari awal. Jujur aku beberapa kali sering melihat tubuh Rita walaupun kadang tertutup pakaian dalamnya, tapi sebagai laki-laki apalagi suaminya pasti ada nafsu. Ya aku tahu pernikahan kita bukan pernikahan yang di idam-idamkan banyak pasangan. Tapi aku juga laki, siapa yang tak nafsu melihat tubuh perempuan secara langsung. Rasanya ingin melakukan itu" ucap Andri merasakan lega dihatinya
Putu tersenyum kearahnya "mintalah pada istrimu, kamulah kepala rumah tangganya, seingatku dalam semua agama jika suami tidak mendapatkan nafkah batin, istri berdosa kan? Aku tau istrimu pasti sudah tau itu"
"Tapi kamu tau sendiri, malam pertama kami penuh dengan omelan dia, yang tak henti-hentinya. Apalagi minta berhubungan suami istri?" Dengusnya
"Bicaralah secara perlahan kepadanya, aku tau kamu orang baik dan lembut hatinya. Lihatlah tadi dia sudah berani peluk kamu kan? Itu bisa jadi, dia sudah mulai terbiasa dengan kamu. Cobalah berbicara"
"Tapi aku masih gak yakin, dia akan mau"
"Dia pasti mau. Kamu pulang kapan? Lusa kan? Aku besok tak akan tidur disini, meskipun istrimu merengek sekalipun. Aku akan mencari alasan supaya kalian bisa berdua. Lakukan besok malam! Malam terakhir di Bali!"
"Gak yakin bisa ngomong ke dia? Kalau gagal bagaimana?"
"Dicoba dulu" ucap Putu tersenyum
Andri lagi-lagi mendengus "baiklah kita masuk, kasian istrimu lagi hamil pasti capek banget"

Akhirnya keempat orang itu tertidur masing-masing bed masing-masing. Rita tidur membelakangi Andri mengarah ke bed Putu dan Ayu. sama halnya dengan Andri. Tak seperti Ayu dan Putu keduanya tidur saling berpelukan.

"Ndri" sapa Rita pelan membalikkan badannya
"Hhhh?" Ucapnya asal padahal dia sendiri sedang tak bisa tidur
"Ndriiii" ucapnya kesal sambil menyentuh pundak Andri dengan telunjuknya

Andri membalikkan badannya dan langsung terkaget, ini pertama kali mereka saling menatap dengan mata terbuka. Keduanya kini saling menatap cukup lama. Jantung keduanya berdegup kencang, ada rasa yang tak bisa diungkapkan.

"Ada apa Rit?" Tanya Andri berusaha tenang
Rita menelan ludahnya, rasanya lidahnya kelu untuk berucap.
"Mereka pasangan bahagia banget ya" ucap Rita pelan
Andri hanya mengangguk tersenyum.
"Oya tadi kamu marah sama Putu kan? Ada apa?"
"Gpp, biasa masalah laki-laki. Dia berisik sekali, kenapa kita nikahnya gak undang-undang, yang inilah, itulah. Sampai males jawabnya" ucapnya pelan sambil melirik kearah Putu dan istrinya
"Hooo ya ya ya, any problem?"
Andri menggelengkan kepalanya.
"Aih. Kamu polisi diem amat sih" ucapnya sebel "nanti kalau ada maling masa iya gerak tubuh doang"
"Terus aku mau jawab apa?"
"Ya apa kek gitu" ucapnya dengan nada cukup tinggi
"Pelankan suaramu, kebiasaan sih ngomel mulu, berisik"
"Ya ya ya, aku mau tidur deh. Percuma ngomong sama kamu! Bhay!" Ucapnya kembali tidur membelakangi Andri

"Eh ngambek?" Tanya Andri merasa bersalah
Rita tak merespon sama sekali.
"Oy" ucapnya sambil menyentuh punggung Rita dengan telunjuknya
"Hmm?" Sahut Rita berusaha memejamkan matanya
"Tak bisakah kita seperti mereka?" Tanya Andri memberanikan diri
"Hhhhh?"
"Boleh aku peluk kamu? Dari belakang?"
Rita langsung membalikkan badan dan memegang tangan Andri, kemudian memejamkan matanya "aku ingin mulai dari sekarang kita tidur seperti ini"
Andri mengangguk dan merasakan kehangatan tangan Rita.

Kepala mereka saling bersentuhan, lagi-lagi denyut jantung mereka seakan ditabuh drum dengan alunan musik rock yang sangat cepat. Keduanya kini sudah mulai terbiasa dan jadi kebiasaan. Mata mereka pun terlelap. Hati mereka terasa tenang.

****
Jam 07.00
Putu dan Ayu sudah siap-siap merapikan barang-barangnya. Yap! Besok Andri dan Rita harus kembali ke kota Asal mereka. Rita tak bisa membujuk Ayu untuk tetap tinggal di kamar mereka karena ada acara adat untuk Ayu, sebenarnya tak ada hanya saja Putu ingin membantu Andri supaya bisa berdua dengan Rita.

"Maaf ya mbak Rita, kita gak sekamar lagi sekarang. Bakal kangen sama kalian berdua 3 hari bersama kalian berasa bertemu keluarga baru" ucap Ayu polos
"Hei jangan panggil mbak kan aku sudah bilang, panggil saja Rita, kamu hanya terpaut 2 tahun dibawahku"
Ayu tersenyum kearah Rita dan memeluknya.

"Terus kalian berdua pengantin baru mau ngapain? Kita jadi sungkan gak bisa anter kalian hari ini" tanya Putu menggoda
"Hm rahasia dong, mau tau aja sih" sahut Rita tertawa cekikikan
"Uuuuh ya ya lanjut deh honeymoon nya, kita 2 hari di kamar kalian, kalian jadi gak bisa buat dedek kan?" Tanya lagi Putu menggoda
Keduanya langsung kikuk dengan ucapannya itu.
"Issshhh, minta ditabok ini mulut" celetuk Andri menggoda
"Ngaco deh kamu yang, yaudah kita berdua balik dulu ya. Maaf gak bisa bantu anter kalian jalan-jalan hari ini" pamit Ayu
"Selamat bersenang-senang di ranjang ya Ndri" ucap Putu mengerlingkan matanya "ditunggu kabar kehamilan Rita ya. Byeeee" lanjutnya langsung kabur keluar kamar hotel

Keduanya kini yang terdiam, lagi-lagi sibuk dengan gadget masing-masing di bed berbeda. Situasi ini membuat mereka membayangkan apa yang diucapkan oleh Putu tadi.

"Enggak. Enggak" ucap Rita dalam hati menoleh kearah Andri

"Apa dia mau melakukannya? Kalau dia tak mau bagaimana? Aisssh Putu benar-benar setan dia ngehasutnya pinter banget! Ya Allah salahkah hamba berharap? Tenangkan lah hati hamba" ucapnya dalam hati

"Ndri!" Sapa Rita
"Ya?"
"Bukankah kita sudah berjanji tidur dalam satu ranjang?"
Mata Andri langsung melotot "kamu mau melakukannya sekarang?" Tanyanya girang
"Melakukan apa?"
"Dasar gak peka!"
Rita langsung melompat ke kasur Andri.
"Heh?" Tanya Andri binggung "jadi bener mau sekarang?" Mereka tidur saling menatap
"Hhhhh apa deh. Gak siap ah. Pending dulu boleh?" Tanya Rita sambil mengedip-ngedipkan matanya
"Aih gak asik" sahutnya langsung membalikkan badannya
"Huuu ngambekan banget sih jadi laki!" Godanya
Andri diam tak merespon.
"Aku jadi tau yang kamu pikirkan beberapa hari ini? Ih Putu pinter banget ngeracunin otak kamu dengan seks ya" ucapnya "aku mau...."
"Beneran mau?" Potongnya membalikkan badannya "sekarang aja yuk" ajak Andri mengenggam tangan Rita
"Oy! Pikirannya ngeres mulu" omelnya
"Hei kau kan istriku, jadi aku berhak atas kamu. Tubuhmu itu milikku dan tubuhku itu milikmu"
"Heh? Yatuhan semua laki otaknya sama aja, mesum semua. Aku mau kalau dibuat romantis. Mana ada honeymoon kayak gini, gak ada romantis-romantisnya"
"Oke kalau gitu, tunggu aja nanti" godanya "boleh peluk kamu?"
Rita menganggukan kepalanya malu-malu.

Andri mendekap hangat tubuh Rita, keduanya saling berpelukan. Rita membenamkan kepalanya ke dada Andri. Dia langsung mengecup kepala Rita.

"Ah kamu 2 kali menciumku kan? Curang!" Keluhnya
"Bagaimana kamu tau?"
"Ikatan batin dong" godanya "kita kan suami istri"
"Ya ya, bisa kita panggil sayang-sayang mulai sekarang? Seperti Putu dan Ayu?"
"gak mau ah haha"
"Hei boleh aku mencium bibirmu? Sedikit saja?" Pinta Andri menggoda
"2x gak cukup? Nanti ya Andri. Sabar dikit kek. Biarlah kita begini saja. Aku ingin kita menikmati momen seperti ini dulu"
"Iya deh. Duh bosen ngalah mulu" ucapnya sambil memeluk semakin erat Rita.

Jam 19.00

"Sekarang yuk" Ajak Andri tak sabar menarik tangan Rita yang sedang makan malam di Restoran Hotel.
"Ih sabar. Selesaikan makan. Sholat Isya. Baru deh"
"Yaudah ayuk cepetin"
"Gak sabaran banget sih"

Keduanya akan kembali ke kamar setelah menyelesaikan makannya. Kemudian sholat isya di musholla hotel. 

"Kita ke kamar sekarang" ajak Rita
"Uh kamu gak sabar juga ya ternyata? Daritadi sok jaim kan?" Goda Andri
"Ih ngak tuh, otakku gak kayak kamu ya"
"Tutup mata dulu, kamu mau romantis kan?"
"Oke. Oke. Seberapa romantis sih kamu?" Godanya
"Liat aja"

Andri menggandeng Rita dalam keadaan mata tertutup menuju kamar mereka. Dan sampailah di depan pintu kamar. Andri membukakan pintu kamarnya.

"Bukalah matamu" bisik Andri mesra

Kini di mata Rita bukan kamar yang ia tinggali selama 2 hari di Bali. Rupanya Andri menyewa kamar lagi. Bucket bunga mawar merah berada diatas kasur. Dengan 1 bed super besar bisa jadi keduanya akan kikuk.

Andri langsung membotong tubuh Rita dengan tubuh kekarnya itu ke atas kasur. Dia langsung lari menutup pintu dan segera membuka kancing bajunya.

"Ets tunggu dulu" ucap Rita menghentikan aktivitas Andri
"Halah apa lagi, udah gak kuat"
"Sholat sunnah dulu biar setan gak ikut serta, barang-barang kita dimana?"
"Tuh" ucapnya kesal menoleh kearah lemari
"Sayangku Andri, sholat dulu yuk. Mau anaknya sehat kan? Jadi anak soleh dan solehah kan?" Rayu Rita merangkul tangan Andri "yuk ke kamar mandi dulu wudhu" lanjutnya sambil membawa Andri ke kamar mandi.
Andri masih terdiam menyesal. Tiba-tiba Rita mencium pipi kanan Andri.
"Sholat dulu ya" ucapnya tersenyum
Andri langsung tersenyum dan bersemangat lagi.

Setelah selesai menunaikan sholat sunnah dan merapikan alat sholat, Rita dan Andri berbaring diatas kasur. Keduanya saling pandang menggoda.

"Sebentar" ucap Rita berlari kearah lemari "nih" lanjutnya menunjukkan 2 kemeja lengan panjang warna putih milik Andri.
"Heh? Buat apa?"
"Biar kita berdua keliatan seksi" ucapnya
"Pakai ini aja loh, ayo ya sekarang aja. Nanti juga dilepas. Pakai kostum nya pas di rumah aja"
"Ayo" ucap Rita menarik Andri yang sedang tiduran di kasur

Dengan cepat Andri menarik balik Rita diatas kasur, agak sakit memang ala-ala anak karate. Rita terbaring diatas kasur menyerah dan Andri berada diatasnya.

"Ih sakit tau gak sih" keluhnya

Tanpa aba-aba Andri langsung melumat habis bibir Rita. Dia langsung mematikan semua lampu yang dikamar.

"Lampunya kok dimatiin?" Tanya polos Rita
"Gak konsen kalau terang-terang" godanya mesra

Keduanya melanjutkan adegan yang seharusnya terjadi saat awal pernikahan di malam pertama. 

***

Keesokkan harinya.....
Andri membangunkan Rita yang sedang tertidur dipelukannya. Wajah Rita tampak kelelahan sekali, Andri tak henti-hentinya mencium kening Rita.

"Ihs kau tak bosan apa menciumiku?" Tanya Rita kesal
"Enggak tuh, kalau bisa jadi kebiasaan kita setiap pagi besok-besok" ucapnya semakin memeluk erat
"Kamu kok ahli banget sih tadi malem? Sudah berapa bibir yang kamu cium? Atau kamu sudah tidur dengan perempuan lain ya?"
Andri langsung mencubit pelan lengan Rita.
"Ih sakit tau. Kasar banget tau gak sih"
"Abis kamu kalau ngomong sembarangan"
"Ya kan nebak doang sih hehe"
"Kalau ciuman aku pernah sama pacarku, kalau bercinta di film-film juga banyak, gak munak pasti laki-laki juga liat film gituan. Jadi pumpung ada, di praktekkin" ucapnya nyengir "tapi kamu suka kan?" Tanyanya menggoda
Rita menunduk malu sambil malu-malu.
"Ah tapi kamu juga pinter gitu, kasih arahan dikit udah langsung paham"
"Ya liat korea drama gitu, kan ada kadang adegan ranjangnya. Jadi ya pumpung juga haha"
Keduanya saling menggoda satu sama lain.

Jam 13.00 mereka harus check out dari hotel. Andri mengeluarkan banyak uang untuk menyewa hotel selama 4 hari, hampir 4 juta. Rita hanya menelan ludah. Keduanya langsung menuju Bandara ditemani dengan Putu dan Ayu.

****

Sebulan kemudian...

#Telepon
"Ndri kok aku belum hamil-hamil ya?"
"Baru sebulan, sabar ya"
"Harusnya 3 minggu dari kita hubungan itu di test pack, udah ada hasil. Seminggu ini 3x sudah hasilnya negatif"
"Sabar ya sayang, nanti kalau aku pulang dari jakarta, kita bikin lagi ya haha"
"Kapan pulang?"
"Uuuuh udah kangen ya? Kangen orangnya apa kangen bikin dedek?"
"Huuuu kapan pulang kok?"
"Iya entar ini di jakarta ada isu teroris, nanti pulang kok seminggu atau 2 minggu lagi"
"Oya? Hati-hati sayang. Selamat bertugas. Jangan lupa sholat. Jangan telat makan, nanti maag nya kumat. Jangan lirik-lirik polwan-polwan cantik. Awas!"
"Iya iya enggak. Duh istriku bisa cemburu ternyata?"
"Bisa dong. Ingat ucapanmu pas dibali gak? Seluruh anggota tubuhmu milikku. Awas aja mata gak dijaga!"
"Uh iya iya. Kapan mau dimatiin ini kalau ngomong terus kamu"
"Iya-iya. Hati-hati. Assalamualaikum"
"Walaikumsalam"

****

4 Bulan kemudian...

Andri hanya mengunjungi Rita dan keluarganya 2 minggu sekali. 

"Ndri aku juga belum hamil, haid ku lancar sih, kadang cuma flek doang. kata bidan seniorku di rumah sakit, bisa jadi hamil. Tapi aku test pack negatif" ucapnya saat tidur dikamar bersama Andri
"Sabar ya sayang" ucap Andri mulai dengan kebiasaan mencium kening Rita berulang-ulang
"Aku takut kalau aku gak bisa hamil bagaiamana?" Ucapnya melepas pelukan Andri
"Hei. Hei. Ngomong apa sih?" Tanya Andri masih sabar kembali memeluk Rita "mau kamu hamil bulan depan, tahun depan atau 10 tahun ke depan, aku gak masalah kok"
"Beneran?"
"Anggep aja kalau kita belum dikasih anak, kita bisa pacaran dulu kan? Anggep aja 4 bulan ini kita masih sepasang kasih"
"Mana ada pacaran dah tidur bareng?"
"Pacaran yang halal kan setelah menikah, ini anak bagaimana coba? Kalau ceramah ke aku aja pinter, sampai gak berhenti-henti"
"Ya. Ya. Ya. Terserah kamu" ucapnya "Tapi kalau aku gak hamil-hamil juga bagaimana? Kamu gak bakal nikah lagi kan? Kamu bakal setia kan sama aku?"
"Ah mulai deh bawelnya" keluhnya pelan langsung mencium bibir Rita "kalau gini kan langsung diem kamu, tenanglah aku yakin Allah sayang sama hambanya. Kita sekarang lagi diuji aja sekarang. Kalau kamu tak hamil, kita nabung buat bayi tabung, beres kan? Dan aku tau pasti senior-seniormu tau kok solusinya supaya kamu bisa hamil secara alami. Tenang aja, banyak orang baik di sekeliling kita" lanjutnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar