Daisy, Dinar dan Erina ketiga orang yang dipertemukan saat perkuliahan akhir. Karena nama mereka dengan absen yang berdekatan, ketiganya semakin akrab apalagi sama-sama mendapatkan pembimbing tugas akhir yang sama. Hampir setiap hari mereka bertemu menunggu bergiliran untuk konsul Tugas Akhir.
Bukan hanya mereka bertiga dengan absen berdekatan dan nama pembimbing yang sama, namun orang berenam. Aura, Asyah, Etien dan mereka bertiga sudah berencana untuk pergi liburan ke Pulau Gili Labak Sumenep dengan menggunakan Travel. Keenamnya sudah DP namun ketiga temannya ada urusan mendadak dan tidak ikut. Dinar berinisiatif mengajak pacarnya dan Erina juga berniat ingin mengajak pacarnya namun apa daya, pacarnya jauh di jogja.
****
Sabtu, 3 Januari 2015. Pukul: 21.30WIB
Semua orang yang ikut travel itu jumlahnya 30 orang, namun beberapa ada yang ngaret karena masih ada urusan termasuk pacar Dinar.
"Sorry yang, telat" ucap Dias dengan lari ngos-ngosan
Dinar mengangguk cemberut.
Daisy dan Erina terpaku dengan 2 laki-laki dibelakang Dias.
"Who's he is?" Celetuk Erina
"Oya kenalin ini temen kuliahku dulu, Arvin dan Reza"
Kelima orang itu saling berkenalan.
"Ini loh yang, alasan kenapa aku telat. Aku harus bujuk mereka dulu. Tau sendiri tiket 2 nanti hangus" jelas Dias
"Iya iya yang, maapin ya" ucapnya merajuk sambil memeluk tangan Dias
Semua anggota sudah lengkap 30 orang. Dan bus mini dengan fasilitas yang cukup bagus mengantarkan mereka pada pukul 10 malam menuju Pulau Madura.
****
Jam 05.00
Semua orang sudah bersiap untuk menyebrang menuju pulau Gili Labak atau yang biasa disebut Hidden Paradise di Sumenep.
"Kenapa kamu menatapku seperti itu?" Tanya Daisy
Reza langsung kelagapan "oh tak apa, lautnya bagus" jawabnya cengigisan
"Oh" sahutnya pendek
Butuh waktu 1,5 jam untuk sampai ke Gili Labak dengan mini ferry milik nelayan setempat. Lautnya memang indah, tak akan pernah ditemui di Surabaya.
Akhirnya perjalanan laut yang cukup melelahkan terbayar dengan indahnya Pantai Gili Labak itu. Semua sudah sibuk berfoto-foto dengan teman masing-masing dari pinggir pantai sampai underwater. Setelah puas mengelilingi dan bercanda ria bersama, tampaknya pasangan kekasih yang paling menikmati adalah Dias dan Dinar tangan keduanya tak lepas dari tadi.
Hp Erina terus berdering, tampaknya pacarnya mulai mengkhawatirkannya. Dia mulai beranjak pergi untuk mencari sinyal, meninggalkan Daisy bersama Arvin dan Reza.
"Vin, boleh minta tolong gak? Bisa pergi sebentar aku mau ngobrol sama Daisy sebentar" ucap Reza pelan
Arvin menganggukkan kepalanya dan pergi meninggalkan mereka berdua.
"Sy?"
"Ya?" Sahutnya "loh Arvin kemana? Cepet banget ngilang"
"Katanya mau cari makan" jawabnya "tunggu disini sebentar" lanjutnya pergi mencari sesuatu.
"Nih" ucapnya sambil memakaikan jaket miliknya ketubuh Daisy
"Ada apa ini?" Tanyanya kebinggungan "aku gak kedinginan jangan sok romantis deh"
"Yeee kegeeran banget sih, bukan lagi. Tapi maaf ya daleman kamu ngecap dibaju kamu"
Daisy langsung menutupi dengan jaket milik Reza, wajahnya langsung memerah malu.
"Terimakasih" ucapnya sambil menunduk
Reza membalas tersenyum "Tak apa, tenang aja hanya aku yang melihat" bisiknya menggoda
"Ih apaan sih? Malu tau" ucapnya pelan manja
Keduanya jadi sering mengobrol akrab sekarang, bahkan saat di Kapal dan bus keduanya duduk berdampingan. Sebenarnya Daisy risih dengan Reza yang selalu menempel kepadanya namun teman-temannya seakan mendukung keduanya.
****
Keesokkan harinya....
Ponsel Daisy berdering. Sudah ada 3 panggilan disana. Tubuhnya sangat capek dengan perjalanan yang jauh itu.
"Berisik sekali sih, ngantuk banget ini. Siapa sih pagi-pagi gini udah telepon"
Dia meraih hpnya dengan masih mata terpejam.
"Halo? Siapa sih? Ganggu orang tidur aja"
"Ini Reza, Sy"
Daisy langsung terbangun dari tidurnya.
"Sudah subuh loh, gak sholat kah?"
"Aku baru mens tadi malem"
"Oh"
"Bentar, bentar, kamu tau nomerku darimana? Dinar?"
"Bukan"
"Lalu?"
"Inget saat kamu minta foto kemarin?"
"Ah ya, jadi kemarin lama foto in grgr kamu miscall nomermu"
"Yap! Pinter banget sih kamu"
"Weee curang! Itu namanya pencurian privasy orang"
"Jadi kamu gak mau aku telpon? Yasudah aku tutup nih"
"Haha ngambek dia, udah terlanjur pula. Ada apa telpon sepagi ini?"
"Gpp, kangen suara kamu aja. Makasih ya"
"Gombal. Makasih buat?"
"Makasih udah bisa bikin aku kangen sama kamu dan pengen liat kamu terus"
"Ih omongannya ngeri, sampai merinding aku, boleh aku pamit tidur?"
"Silahkan. Mimpiin aku sekali-kali ya"
"Ya ya ya. Assalamualaikum"
*****
3 bulan berlalu...
Daisy dan Reza semakin dekat, gombalan tiap hari yang diterima Daisy setiap harinya. Terkadang Reza tiba-tiba muncul dihadapannya, di depan rumahnya, di depan kampusnya.
"Berhentilah jadi hantu yang tiba-tiba muncul" omel Daisy di depan kampusnya
Reza hanya tersenyum kearahnya
"Kamu gak kerja apa? Ini masih jam 12 loh"
"Ini kan istirahat makan siang, aku kenyang kalau liat kamu"
"Ihs gombal, aku perempuan berapa yang kamu begitukan?"
"Hanya kamu, suer deh. Kamu juga sih aku tembak dari bulan kemarin digantung mulu jadi sekarang mau menghantui kamu"
"Kalau ditembak mati dong aku haha"
"Iya mati dipelukan aku, bak Romeo dan Juliet"
"Ih gombal deh gak suka"
"Sy, Sy, apa kamu tak menyukaiku sama sekali? Aku rasa aku mendapat feedback dari kamu, tapi kenapa kamu tak menjawabnya sampai sekarang?"
Daisy menelan ludahnya berkali-kali, gugup.
"Aku seneng ada di dekat kamu, aku nyaman sama kamu, dan aku juga suka kamu"
"Lah akhirnya kan dijawab juga, harusnya dari kemarin-kemarin seperti itu. Jadi mulai dari sekarang tanggal 17 April 2015 kita resmi jadian" ucapnya menggebu-ngebu
"Ih gak romantis tau jadiannya kita"
"Lah saat kita dinner aku tembak kamu bolak-balik kamu cuma senyum gak menjelaskan apapun"
"Iya iya maaf"
****
Sebulan berlalu...
Daisy merasa tak diperjuangkan kembali oleh Reza, dia merasa Reza telah berubah akhir-akhir ini. Bahkan datang seperti hantu sudah tidak pernah semenjak jadian.
"Kamu berubah!" Ucap Daisy disebuah Cafe
"Kamu yang berubah!" Sahutnya
"Kok jadi aku yang salah? Harusnya kamu instropeksi diri kamu. Kamu seperti lupa caranya buat sayang sama aku seperti dulu"
"Aku ngelakuin itu supaya aku bisa pacaran sama kamu, dan sekarang kita kan sudah pacaran, jadi apa harus aku seperti itu?"
"Mana? Pinjem hpmu? Aku curiga kamu punya perempuan lain"
"Silahkan diliat, aku gak pernah bohong sama kamu ya"
Daisy mulai melihat seluruh social media yang ada dihpnya. Nampaknya tak meninggalkan jejak sama sekali.
****
Seminggu kemudian...
"Halo Vin, ini Daisy. Masih inget kan?" Tanya Daisy via telpon
"Iya ada apa Sy?"
"Reza lagi sama kamu kah?"
"Loh bukannya dia lagi keluar sama kamu?"
"Kapan? Aku hubungin dia dari kemarin gak ada respon. Dia bilang mau kemana gak?"
"Dia katanya mau nonton di TP kayaknya. Loh kalau gak sama kamu sama siapa?"
"Hm bisa bantuin aku gak? Kita ketemuan di TP aku mau liat dia jalan sama siapa? Please yaaa"
"Aku jemput kamu aja, rumah kamu dimana?"
Setelah sejam perjalanan mereka berdua mengelilingi bioskop di TP mulai yang 21 ataupun XXI. Mata mereka terus mencari dan akhirnya bertemu.
"Siapa perempuan SMA itu?" Tanya Daisy yang hatinya memanas dan matanya seakan ingin menjatuhkan sesuatu.
"Hei. Tenang dulu ya" ucap Arvin menarik tangan Daisy untuk tak gegabah.
Daisy sudah tak bisa menahan diri dan menghampiri Reza.
Reza tercengang melihat Daisy disana, kakinya terasa sulit untuk melangkah.
"Yang, yang kita bicara diatas ya, disini terlalu ramai, jangan permalukan diri kamu" ucap Reza memegang tangan Daisy
"Yang? Siapa dia kak?" Tanya perempuan yang memakai seragam abu-abu itu
Reza tak mengubris "aku minta maaf ya yang"
Daisy langsung maju dan berbisik "aku juga minta maaf ya AKU MAU PUTUS!"
****
Juli 2015
Daisy dan Arvin menjadi semakin dekat, meskipun jarang bertemu karena kesibukan masing-masing. Tapi silahturahmi mereka masih terjaga via bbm atau line. Daisy masih sering kangen dan curhat tentang Reza ke Arvin.
#LINE
Sy bisa kita bertemu hari ini!?
Aku mau ke jakarta pindah tugas. 08.10
Maaf kak, hari ini aku nyelesaiin revisi tugas akhirku.
Hari ini deadline nya.
Aku pulang agak malam mungkin abis isya.
Kakak ke jakarta berangkat kapan?. 11.30
Yaudah gpp kalau sibuk.
Habis magrib nanti aku berangkat.
Semangat!!! 11.35
Berapa hari di Jakarta kak?
Kapan pulang?
Abis gini aku telpon ya, ini masih repot. 12.00
Aku pindah tugas 3 bulan aja.
Mungkin sekitar 17 oktober pulang.
Gak usah gpp, nanti aku yang telpon kamu pas aku sampai jakarta. 12.03
Weee gak dateng ke wisuda aku dong?
Ihs jahat!☹️
Oke. Oke. Save flight✈️ 12.12
*****
21 Oktober 2015
Sebuah notification di hp Daisy berbunyi.
"Daisy!"
Daisy meraih hpnya dan melihat siapa pengirimnya.
Eh kak Arvin, apa kabar?
Wuuu lama ya kita gak bbm an semenjak kamu di Jakarta.
Denger-denger ada yang punya pacar baru ini. 15.14
Baik, kamu bagaimana?
Sudah wisuda ya? Congratulations!π
Haha iya Alhamdulillah. 15.19
Alhamdulillah baik juga.
Terimakasih~
Hadiah wisuda mana?π
Pacarnya anak mana? Surabaya apa Jakarta? Mesra amat ya di foto bikin envy-_- 15.25
Minta hadiah apa sih? Kan sudah dikasih sama temen-temenmu gitu loh.
Eh stalker ya? Sampe hafal segitunya. Orang malang. 15.45
Minta lagi lah, dari kamu kan belum sihπ
Lah kan keluar di ig mu kak
Sudah di surabaya kah? 15.50
Sudah ini, ayo sini tak traktir wes.
Oh kirain. 16.30
Oke. Kapan?
Aku lagi magang ini, yang gaji lebih banyak harus begitu traktiran.
Aku mah apa anak magang gaji gak seberapa. 16.43
Iya iya. Aku terserah kamu deh.
Ikut kamu aja.
Alhamdulillah kalau gajiku banyak. 18.00
Oke. Nanti aku tak ambil libur dulu. 18.20
****
Keesokkan harinya....
"Kita keluar, aku jemput kamu di rumah" ucap Arvin melalui telpon
"Jangan deh, mama pasti kaget dijemput laki ya walaupun kamu pernah ke rumah"
"Yasudah, ketemu dimana?"
"Cafe yang terakhir kita ketemuan, eh ini pacar kamu gak marah keluar sama perempuan lain?"
"Tenang rumah dia kan jauh sih, lagian gak cuma kita berdua nanti ada si Reza"
"Weeee? Dia diajak juga? Gak jadi ikut deh. Kalian berdua ajalah yang nostalgia. Kalian berdua sono kangen-kangen an. Aku gak mau ganggu"
"Loh kan lebih asik kalau ada dia, kali aja jadian lagi gitu hahaha"
"Gak! Yaudah aku tutup telponnya ya? Bye!"
Daisy menghembuskan nafas panjang, bukan ini yang diharapkannya. Dia tau masih belum bisa untuk melepaskan Reza begitu saja, meskipun dia sudah lupa tapi kenangan saat Reza bersamanya masih ada persis di otaknya.
Telponnya kembali berdering....
"Halo? Ada apa lagi Vin?" Tanyanya dengan nada jutek melalui telpon.
"Aku sudah di depan rumahmu keluarlah, aku lagi sama abangmu ini"
"Whaaatsss?" Kagetnya langsung lari dan menuruni tangga, segera membuka pintu depan rumahnya.
Arvin dan abangnya tampak sangat akrab, mereka sedang mengobrol topik yang sama game COC yang di hpnya masing-masing. Daisy hanya bisa menatap keduanya kosong.
"Dek sy!" Seru abangnya
Daisy hanya menoleh ke abangnya.
"Kamu yakin keluar dan ketemu laki-laki pakai babydoll kayak gini? Mana aurat keliatan semua? Jilbab mana?" Sahut abangnya
Daisy hanya diam dan berlari lagi menuju ke kamarnya.
"Izin dulu ya bang Agung, bawa adeknya bentar" ucap Arvin setelah melihat Daisy sudah rapi
Sepanjang perjalanan keduanya diam. Arvin masih tetap berfokus mengendarai sepeda motornya sesekali melihat wajah kusut milik Daisy dari spion, kemudian hanya bisa menahan tawa.
Setelah sampai di Cafe keduanya duduk bersamaan, Daisy memilih tetap diam. Bukan hanya Arvin yang tiba-tiba datang ke rumahnya yang bikin sebel di hatinya, tapi karena harus bertemu Reza nantinya. Keduanya sudah lost contact, tak seperti Arvin dan Daisy masih lumayan berhubungan.
Daisy terus melihat jam yang berputar di dinding maupun di pergelangan tangannya. Jam sudah lebih dari 30 menit namun tak ada Reza yang tampak.
"Mau ada acara lagi ta?" Tanya Arvin
Daisy menggelengkan kepalanya sedikit cemas.
"Arvin!" Sapa seorang
Entah apa yang harus dilakukan jika ada Reza, hatinya sudah tak karuan. Daisy mulai panik dan mengenggam hpnya erat mengurangi gugup.
"Woy! Eh Rico!" Sahutnya
Daisy langsung reflek menoleh, hatinya sungguh lega dengan apa yang dilihatnya.
"Sombong banget sekarang jadi anak jakarta ya? Gak ngasih kabar kalau udah di surabaya"
"Gak kok bos, baru tadi malem sampai sini"
"Wee terus langsung nemuin perempuanmu? Widiw yang abis LDR langsung" godanya
Arvin dan Daisy hanya melirik dan menahan tawa.
"Oya kenalin ini nyonya-ku, Nindra"
Keempatnya bersalaman.
Keempatnya saling mengobrol satu sama lain, cukup lama. Dan seperti biasa Daisy selalu harus pulang duluan, abangnya sudah bawel menyuruh pulang di BBM.
"Duluan ya" ucap Arvin
Keduanya berjalan menyusuri parkiran. Tak ada percakapan seperti tadi.
"Oy! Boongin aku ya?" Tanya Daisy tiba-tiba saat di parkiran
Arvin hanya tersenyum dan menaiki motornya.
"Ihs. Nyebelin banget sih!" Gerutunya
"Apa sih? Ayo naik! Daripada kamu aku tinggal"
"Tadi ada Reza kok, cuma dia gak nyamperin kamu, dia tau kalau kamu pasti lagi takut buat ketemu dia" ucap Arvin ditengah perjalanan
Daisy hanya diam.
"Tadi bawel banget, sekarang diem. Aneh banget ini perempuan"
"Pengen nyakar muka kalian berdua tau gak sih! Nyebelin!"
"Iya ini loh silahkan, tak berhenti di pinggir jalan ya, pumpung si Reza ngikutin kita ini dari belakang"
"Aish. Sumpah?" Dia celingukan ke belakang
"Gak ada kok, becanda hahaha 1-0"
Daisy reflek memukul pundak Arvin, dia hanya membalas dengan senyuman.
****
Hubungan Arvin dan Daisy masih terjalin, walaupun Daisy tau Arvin sedang memiliki pacar. Bagi dia perasaan terhadap Arvin harus dirubah, jangan sampai bertambah. Untungnya jadwal kerja mereka bertemu selalu bentrok, Arvin libur sabtu-minggu sedangkan Daisy hanya libur hari selasa. Setidaknya dapat mengurangi perasaan yang muncul.
#LINE
Video diatas yang aku share buka deh coba. 12.00
Apa Vin? Bentar di rumah aja ya pake wifi. Sinyal disini balak. 12.05
Bentar aja loh, cek aja dulu. 12.32
Daisy syok bukan main, hatinya jadi tambah sakit melihat ini. Video durasi 3menit yang berisi seorang laki-laki yang mengucapkan ijab qabul dan perempuan disampingnya menangis setelah itu. Dan melihatkan keindahan pernikahan mereka.
#LINE Free Call
"Video apa itu? Kamu kode aku? Haha bagus sih terharu jadi ikut baper wkwk"
"Bagus kan? Nanti aku juga mau kayak gitu"
"Yaudah sono sama pacarmu, kenapa yang di tag malah aku"
"Loh kan aku udah putus sama pacarku"
"Sejak kapan?"
"Mungkin sebelum aku pulang ke surabaya"
"Oya? Cepet amat. Umurnya berapa? Udah jadian berapa bulan?"
"Tanya nya banyak amat non. 24 tahun. 2,6 bulan"
"Widiw berondong dong kamu ya? Haha eh singkat juga pacarannya. Putus kenapa? Kok aku kepo ya haha"
"Haha katanya dia gak kuat LDR, dia yang mutusin juga, katanya aku juga gak romantis dan cuek pula"
Keduanya terus mengobrol satu sama lain, membahas tentang masa lalu bahkan Reza pun disangkut pautkan.
****
3 bulan kemudian....
Arvin dan Daisy tampak lebih akrab. Daisy sudah tak bisa menahan perasaan terhadap Arvin. Kadang apa yang mereka obrolkan, menyangkut pautkan kearah pernikahan.
'Uuuuh yang mau nikah sama aku'
'Kan aku maunya kamu jadi ibu dari anak-anakku haha'
'Iya iya calon imam dan kepala keluargaku nanti hahaha'
Selalu ada bercandaan seperti itu baik chat disocial media maupun sedang telepon. Keduanya sudah lama tak pernah bertemu, pertemuan pada hari kedua Arvin disurabaya jadi pertemuan terakhir mereka.
#BBM
Aku bulan depan ini ulang tahun loh;;) 14.30
Iya tau kok, pertengahan bulan kan? I know all about you! 14.35
Kode dong Vin, kado ya ya ya? Hahaha 15.00
Mau kado apa sih? Dari temen-temenmu pasti juga banyak. 15.15
Uuuuuh gak asik tau gak sih, kasih yang special loh ya! Gak mau tau pokoknya. 15.17
Iya, iya. Ayo ketemuan dulu makanya. Kamu punya utang aku traktir nonton loh ya. Jangan sok sibuk deh. 15.20
Liburku gak weekend kayak kamu. Lagian kalau nonton hari weekend mahal keleees. 15.45
Yaudah aku tak bolos aja hari selasa, aku jemput kamu ya. 16.00
*****
Di sebuah studio XXI...
Mereka berdua menonton film 'Ngenest' karya anak Stand Up Comedy Ernest Prakasa yang berdasarkan kisah nyata. Film bergenre Drama-Comedy. Keduanya masuk lebih awal sehingga masih sedikit orang.
"Kamu bolos tak apa kah?" Tanya Daisy polos "ups lupa sih udah biasa kan?" Lanjutnya
Arvin hanya tersenyum.
Film pun bermain semua orang tertawa dalam setiap adegan. Daisy reflek menempelkan kepalanya ke pundak Arvin.
"Sorry" ucap Daisy membenarkan posisinya
Arvin dengan cepat langsung menarik kepala Daisy ke pundaknya kembali.
"Vin?" Mata Daisy langsung melotot jantungnya berdetak lebih cepat.
Setelah film selesai keduanya pun keluar agak canggung. Daisy sudah takut untuk melihat wajah Arvin dan dia berjalan di depannya dengan agak cepat.
****
21 Januari 2016
#LINE
Arvin! 16.00
Arvin! 16.00
PING!!! 16.01
Ada apa? 16.05
Ke food festival yuk, bosen tau pumpung aku libur. 16.07
Aku kamu traktir? Yeeees!!! 16.20
Oke karcis parkir? Haha 16.21
Apaan? Gak asik ah. 16. 25
Yasudah aku tak keluar sama temenku. Bhay!!! 16.27
Yeee ngambek, masa aku yang bayarin kamu terus sih pas keluar? Sekali-kali ngalah dong hahaha. 16.38
Ndak mau lahπ gengsi rek masa perempuan bayarin laki haha lagian nraktir 2 kali doang-_- kalau gak mau yasudah aku mau berangkat sendiri sama anak-anak. 16.45
Food Festival Pakuwon City....
Daisy dan Erina sudah sampai duluan disana, tinggal menunggu Dinar, Asyah dan Etien.
Kelima orang itu pun lengkap akhirnya, setelah puas berjalan dan mencari makan ini itu.
"Daisy!" Sapa seseorang
"Kak Arvin?" Tanya Erina dan Dinar bersamaan
Keempat temannya itu langsung menoleh kearahnya.
"Ngapain kesini? Aku kan sudah bilang sama temen-temenku" ucap Daisy
"Kan kamu ngajak berarti harus dateng dong" sahut Arvin
"Aish" dengus Daisy kesal
"Jadi yang kamu galau in kak Arvin, Sy?" Goda Erina
"Kok aku gak tau kalian deket ya? Aaaah sudah jadian ya? Gilaaa sampe disamperin beneran" sahut Dinar
"Ciyeeeeee" ucap keempat temannya itu.
Daisy sudah menutup mukanya dengan jilbabnya, malu.
"Aku pulang dulu gaes! Duluan ya" pamit Daisy merapikan barangnya yang dimeja kemudian berjalan cukup cepat.
"Ihs. Padahal baru sampai udah main ditinggal aja" keluhnya
"Kejar dong kak" ucap teman-temannya
Arvin mencari Daisy di parkiran motor, matanya belum menemukan keberadaan Daisy. Sampai akhirnya dia berlari saat Daisy berada di pintu parkir keluar dengan cepat dia menghadang Daisy.
"Minggir" ucapnya lesu
"Kita ngomong dulu sebentar"
Daisy menggelengkan kepalanya.
"Sebentar, disana" tunjuk Arvin di pinggir sebuah ruko yang telah tutup.
Keduanya duduk di motor Daisy tanpa ada sepata kata pun. Daisy semakin takut untuk menatap langsung Arvin.
"Bicaralah" ucap Daisy pelan
"Kenapa menghindar?"
"Ya gpp, malu tau tadi dikecengin sama anak-anak"
Arvin terdiam dan turun dari sepeda motor di ikuti Daisy.
Daisy mengumpulkan kata-kata yang sudah ia pendam dari dulu. Dia mengumpulkan tekad yang cukup kuat.
"Kamu lagi jaga jarak sama aku?"
"Hah?"
"Dari jawabanmu aku jadi tau, maaf dulu aku pernah nyakitin kamu, maaf karena dulu sudah nolak kamu pas kamu mau ke jakarta. Aku pulang dulu ya. Berhentilah mengikuti aku ingin terbiasa tanpa kamu sekarang"
Daisy pergi meninggalkan Arvin yang masih penuh tanya di kepalanya.
*****
Ulang Tahun Daisy hanya dihadiri teman SMA dan teman kuliahnya. Ucapan happy birthday berdenting terus di hpnya termasuk dari Arvin dan Reza.
****
8 Mei 2016
#BBM
Daisy! 15.45
PING!!! 15.46
Ada apa kak Dias? 15.47
Kamu cepetan kesini ke tempat biasa dulu Reza main futsal, kamu pernah diajak kesini kan? 15.50
Memang ada apa kak? 15.52
Pokoknya penting, kesini deh. Kalau kamu gak dateng kamu pasti menyesal. 15.55
Ada apa sih kak? Aku ada acara baksos nanti sama temenku SMA mau ke panti asuhan. 15.57
Bentar aja, gak sampai 10 menit kok masih jam 4 kan ini? Acaramu abis magrib kan? 16.00
Iya iya aku kesana. 16.01
Daisy masih binggung apa yang ada dibenak Dias untuk menyuruhnya datang ke tempat futsal biasa Reza, Arvin, Dias dan teman-temannya main.
"Dinar?" Sapa Daisy melihat Dinar ada disana
Dinar hanya menyengir.
"Kenapa pacarmu nyuruh aku kesini? Dia lagi main kan? Kok bisa bbm aku?"
"Taraaaa!!!" Ucap Dinar nyengir sambil menunjukkan hp Dias
"Jadi kamu yang nyuruh aku kesini, ada apa?"
"Sorry ya Sy, aku gak ada temen. Lihat tuh laki semua gak ada perempuannya. Aku tadi bbm Erina dia sudah tau kalau itu aku makanya gak percaya. Eh ke kamu berhasil" ucapnya sambil tersenyum
"Ih Dinaaar! Kamu bikin aku spot jantung tau gak sih! Kirain ada apa. Aku ada acara nanti abis magrib jahat banget sih"
"Duduk ya Duduk dulu" tarik Dinar "kamu udah lama kan gak ketemu Arvin sama Reza tuh sekalian liat mereka badannya seksi-seksi gimana gitu kena keringet hahaha"
Daisy hanya mendengus panjang, dia mencoba menenangkan diri.
"Aku mau beli minum dulu, titip?"
"Ya, Air mineral 2 ya"
Sesaat setelah Daisy membeli minum dan duduk kembali di samping Dinar.
"Vin!" Teriak temannya
Tubuh Arvin menabrak tubuh Reza tak sengaja, tubuhnya langsung terjatuh.
"Yaelah gitu doang jatuh lo Vin" ucap Reza
Semua temannya langsung membotong tubuh Arvin ke pinggir lapangan. Daisy langsung menghampiri, Arvin tampak kesakitan di kakinya. Tampak kakinya mulai kram.
"Air dong, haus" keluhnya
Daisy dengan cepat memberikan minumnya.
"Sy?" Kaget Arvin setelah meminum air itu "terimakasih, aku gpp kok. Mukamu jangan begitu" ucapnya tersenyum kesakitan
Daisy sudah panik daritadi, wajahnya sudah muram melihat Arvin kesakitan.
"Mendingan kamu keluar aja deh, jangan paksain" ucap Dias
"Sini aku bantu" ucap Daisy membantu membotong tubuh Arvin "ihs berat banget sih kamu" keluhnya
"Sy!" Ucap Reza menarik tangan Daisy
"Apaan sih? Minggir"
"Aku bisa jalan Sy, temuin dia dulu aja dulu" sahut Arvin kemudian duduk di kursi penonton disamping Dinar "pergilah" lanjutnya
"Ngak! Dia aja yang pergi! Males banget liat mukanya"
"Pergilah"
"Jadi kamu nusuk aku dari belakang Vin? Kamu sudah ngedapetin hati dia? Oh gitukah namanya temen? Kita temen dari ospek bahkan sampai wisuda bareng loh"
"Apaan si Reza ini? Semakin muak tau liat kamu! Pergi sana! Kamu masih ada waktu main sama temen-temenmu"
Reza hanya tersenyum sinis kearah Daisy dan Arvin, kemudian pergi.
"Mantan lu gila kayaknya Sy?" Celetuk Dinar
"Iya kali udah stadium 4" sahutnya
Arvin reflek memukul pelan lengan Daisy "jangan gitu ah"
Daisy hanya mengangguk.
Jam sudah menunjukkan pukul 17.00 permainan futsal sudah selesai sejak 5 menit yang lalu. Banyak yang sudah pamit pulang daritadi. Tinggal Dinar, Dias, Daisy dan Arvin.
"Jadi keluar kan yang?" Tanya Dinar
"Jadi, aku mandi dulu ya. Tunggu sebentar" jawab Dias
"Aku mau mandi juga deh" sahut Arvin
"Yaudah aku pulang duluan ya, ada acara baksos" pamit Daisy
"Tunggu disini dulu, kita ngobrol sebentar" ucap Arvin
Kedua orang itu sudah kembali rapi dan tidak lagi berbau keringat.
"Aku duluan ya, mau kencan" pamit Dias dan Dinar
Keduanya mengangguk.
"Kenapa terus menghindar dari aku?" Tanya Arvin
"Gpp, lagi menata hati aja"
"Bicaralah apa yang membuatmu gelisah seperti itu"
Daisy masih tak siap mengungkapkan.
"Memang perempuan gak boleh ngomong duluan ya? Se gengsi itu kah mahluk yang namanya perempuan?" Tanya Arvin
Daisy kaget mendengar pertanyaan Arvin.
"Maaf"
"Itu saja?"
"Ya maaf aku menghindar dari kamu, aku takut suka kamu aku takut rasaku bertambah ke kamu dan sepertinya sepihak doang, lupain kamu itu susah, terlalu banyak kenangan. Jangan balas dendam sama aku ya Vin karena aku pernah nyakitin kamu dulu. Seperti ini kah karma? Sakit loh. Tolong jangan kasih harapan lagi dengan kita selalu berdua kemana pun, iya bukan kamu kok yang kasih harapan, akunya aja yang masih yakin rasamu ke aku masih sama seperti dulu. Biarkan aku pergi ya, aku sudah capek terlihat menyedihkan seperti ini. Tolong" pamit Daisy pergi dengan mata berkaca-kaca
Tinggal mereka berdua yang ada di lapangan.
"Tunggu" ucap Arvin segera menarik tangan Daisy dan memeluknya "siapa yang bilang sepihak?"
Daisy semakin menangis dan menjadi-jadi di dekapan Arvin.
"Maaf" ucap Arvin melepaskan pelukannya dan memegang tangan Daisy "aku gak mau hubungan kita berubah, aku mau kita seperti kemarin-kemarin saja"
Daisy hanya menangis.
Arvin kembali memeluk Daisy "sudahlah, jangan menangis terus. Aku minta maaf ya karena terlalu egois" ucapnya "jangan pernah menghindar lagi, jangan pergi lagi" lanjutnya
Daisy menganggukkan kepalanya.
"Oya aku ada sesuatu buat kamu" ucap Arvin merogoh kantong celananya "hadiah ulang tahun" lanjutnya memberikan kotak kecil dan mengusap air mata Daisy
"Apa ini?"
"Bukalah"
Daisy membuka kotak berwarna hitam dengan pita emas. Ia melihat cincin emas putih dan mengambilnya lalu memasangkan ke jarinya.
"Kebesaran? Haha ya ampun kurus banget sih hahaha" goda Arvin
Daisy langsung cemberut mendengar ucapan itu lalu melepas cincin itu dan melempar ke Arvin.
"Cepet marahan banget sih ini perempuan" ucapnya mengambil cincin yang jatuh "ini mahal loh 1/4 gajiku harganya asal tau aja, gak menghargai banget" lanjutnya dengan muka memelas
"Ihs. Sini sini maaf" sahut Daisy
"Ini" ucapnya memberikan cincin yang sudah tergantung di sebuah kalung
"Hah?"
"Ini aku beliin bonus, jangan ngambek lagi dong. Aku udah jaga-jaga kok kalau nanti dijarimu kebesaran. Aku pasang ya" ucapnya lalu memasang di jilbab Daisy "didalamnya ada tulisan nama kita" lanjutnya.
Daisy langsung melihat kedalam cincin itu, terdapat tulisan D&A.
"Tumben romantis?" Celetuk Daisy
Arvin langsung meraih tasnya dan tangan Daisy "kita pergi yuk, ada acara kan kamu? Aku anter" ucapnya sambil tersenyum
"Aku bawa motor sendiri, gak usah dianter gpp" ucap Daisy
"Aku gak bawa motor, kamu tega ninggalin aku sendiri"
"Kok bisa?"
"Iyalah, aku tadi kesini sama Arvin dan dia sekarang lagi kencan sama Dinar"
"Emang Dinar kesini gak bawa motor?"
"Ya ngak orang udah di setting sama kita haha tapi kalau adegan Reza dan aku jatuh diluar naskah loh" ucapnya
"Ihs nyebelin banget"
"2-0 non haha"
Keduanya segera menuju parkiran dan bergegas menuju ke Panti Asuhan tempat Bakti Sosial nya Daisy dan teman-temannya.
"Gumawo" ucap Daisy
Arvin hanya mengangguk sambil mengendarai sepeda motor
"Saranghae Oppa!" Ucapnya kemudian tertawa
"Haha aduh mulai deh koreanya keluar" ucapnya tertawa mengikuti Daisy "jadi kita panggil 'yang' kayak Dinar sama Dias?"
"Gak ah lebay haha"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar